Cegah Layanan Kolaps, Nakes di RSMH Palembang Divaksinasi Dosis Ketiga
Tenaga kesehatan di Palembang, Sumatera Selatan, mulai disuntik vaksin Moderna, Rabu (4/8/2021). Vaksin ini dinilai akan semakin melindungi tenaga kesehatan dari risiko terpapar Covid-19.
Oleh
RHAMA PURNA JATI
·3 menit baca
PALEMBANG, KOMPAS — Tenaga kesehatan di Palembang, Sumatera Selatan, mulai disuntik vaksin Covid-19 dosis ketiga menggunakan vaksin Moderna, Rabu (4/8/2021). Vaksin ini dinilai akan melindungi tenaga kesehatan dari risiko paparan Covid-19. Perlindungan kepada tenaga kesehatan dianggap penting untuk mencegah rumah sakit kolaps akibat terus meningkatnya pasien.
Vaksinasi pada tenaga kesehatan (nakes) dilakukan di RSUP Dr Mohammad Hoesin Palembang (RSMH) Palembang. Dalam 10 hari, 3.200 nakes RSMH akan divaksinasi. Semua pasokan vaksin sudah tersedia. Penyuntikannya akan dilakukan secara bertahap.
Direktur Utama RSMH Palembang Bambang Eko Sunaryanto saat memantau pelaksanaan vaksinasi dosis ketiga, Rabu (4/8/2021), mengatakan, pemberian vaksin Moderna untuk dosis ketiga ini berfungsi sebagai pelengkap dari vaksin Sinovac yang sudah disuntikkan sebelumnya. ”Vaksin ini sebagai booster untuk meningkatkan imunitas tubuh para nakes, terutama mereka yang bekerja di ruang perawatan pasien Covid-19,” kata Bambang.
Menurut dia, vaksinasi ini penting lantaran banyak nakes harus bekerja di daerah rentan terpapar Covid-19. Bambang menyebutkan, dari 3.200 nakes di RSMH Palembang, sekitar 600 nakes melakukan pelayanan di area perawatan Covid-19.
Dari jumlah itu, 150 orang di antaranya pernah terpapar Covid-19 dari periode 2020-2021 dan ada empat nakes harus meregang nyawa. ”Dengan vaksinasi pelengkap ini, diharapkan risiko nakes terpapar Covid-19 bisa berkurang,” kata Bambang.
Apalagi, jumlah pasien Covid-19 di rumah sakit rujukan utama di Sumsel ini terus bertambah. Dari 299 tempat tidur perawatan Covid-19 yang tersedia, sekitar 85 persen sudah terisi.
Adapun untuk unit gawat darurat (ICU), lanjut Bambang, dari 30 unit tempat tidur yang tesedia selalu terisi hingga 100 persen. ”Itulah kenapa kondisi nakes harus terus dijaga agar pelayanan bisa terus berlanjut,” ucap Bambang.
Selain menjalani vaksinasi, ujar Bambang, pihaknya juga memperhatikan kejadian ikutan pasca-imunisasi (KIPI) pada nakes. ”Diharapkan setelah menjalani vaksinasi tidak ada efek yang mencolok,” ucapnya.
Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Sumsel Rizal Sanif mengatakan, vaksin dosis ketiga ini diharapkan dapat meningkatkan imunitas tubuh tenaga kesehatan dan mengurangi risiko kesakitan, bahkan kematian akibat Covid-19. Pasalnya, jika ada nakes yang terpapar, sumber daya yang tersedia untuk merawat pasien Covid-19 juga akan berkurang.
Apalagi dalam empat bulan terakhir, ujar Rizal, kasus Covid-19 di Sumsel meningkat sehingga ketersediaan nakes sangat mendesak. ”Apabila banyak nakes yang terpapar, bisa saja rumah sakit itu kolaps sehingga perawatan para pasien Covid-19 bisa tidak optimal,” ucapnya.
Menurut Rizal, nakes yang rentan terpapar Covid-19 tidak hanya yang berada di ruang pelayanan Covid-19 saja, tetapi juga yang bertugas di layanan administrasi. Pasalnya, bisa jadi banyak pengunjung RS merupakan orang tanpa gejala (OTG).
Sementara itu, Ketua Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Sumsel Subhan mengatakan, ada sekitar 27.000 perawat di Sumsel, banyak di antara mereka yang berkecimpung langsung dalam perawatan Covid-19 di seluruh pelayanan kesehatan. ”Untuk itu vaksinasi Moderna sangat dibutuhkan,” ujarnya.
Apalagi saat ini, kebutuhan tenaga kesehatan meningkat seiring sejumlah program pemerintah, seperti pemantauan terharap para warga yang menjalani isolasi mandiri. ”Karena itu, keberadaan perawat sangat stategis,” ujarnya.
Sebelumnya Kepala Dinas Kesehatan Sumatera Selatan Lesty Nurainy mengatakan, jumlah vaksinasi Moderna yang sudah tiba di Sumsel sekitar 44.000 dosis. Adapun jumlah sasaran nakes yang akan divaksinasi sekitar 49.000 tenaga kesehatan.
Dari laman corona.sumselprov.go.id, hingga 4 Agustus 2021, tercatat akumulasi kasus positif di Sumsel sebanyak 48.480 kasus. Dari angka itu, 36.271 orang sembuh, 2.170 meninggal, dan 10.039 berupa kasus aktif.