Cegah Fatalitas Kasus, Antisipasi Keterbatasan Produksi Oksigen di Palu
Produksi oksigen untuk kebutuhan pasien Covid-19 di Palu, Sulteng, terbatas. Hal itu perlu diantisipasi di tengah masih terus meningkatnya kasus penularan Covid-19. Jangan sampai hal ini berdampak pada fatalitas kasus.
Oleh
VIDELIS JEMALI
·3 menit baca
PALU, KOMPAS — Produksi oksigen untuk memenuhi kebutuhan pasien Covid-19 yang dirawat di sejumlah rumah sakit di Palu dan sekitarnya di Sulawesi Tengah terbatas. Kondisi tersebut mengancam nyawa pasien di tengah terus melonjaknya kasus penularan Covid-19. Kalangan industri berusaha meningkatkan kapasitas produksi oksigen.
Selama ini hanya ada satu produsen oksigen medis untuk memenuhi kebutuhan rumah sakit di Kota Palu, Kabupaten Sigi, Donggala, Parigi Moutong, dan Poso. Padahal, permintaan oksigen dari sejumlah rumah sakit, terutama di Palu, terus meningkat seiring meningkatnya jumlah kasus penularan Covid-19.
Di RSUD Madani, misalnya, kebutuhan oksigen 150 tabung per hari. Namun, produsen menyuplai kebutuhan tersebut sebanyak tiga kali secara bertahap, tidak sekaligus. Hal sama juga terjadi di RSUD Undata, Palu. Bahkan, pihak rumah sakit sampai menjemput tabung oksigen tersebut.
Direktur RSUD Undata Palu Amsyir Praja menyatakan, tersendatnya suplai oksigen selama ini belum secara langsung berakibat fatal pada pasien Covid-19. Namun, hal itu bisa berdampak pada memburuknya kondisi pasien. Ia berharap, produsen terus meningkatkan kapasitas produksi oksigen.
Kebutuhan tersebut belum menghitung dengan kebutuhan warga yang menjalani isolasi mandiri dan terkadang mengalami sesak napas sehingga sewaktu-waktu membutuhkan oksigen. Mereka ini bisa saja tak mendapat pasokan oksigen.
Josua Marunduh, salah satu inisiator Roa Jaga Roa, gerakan elemen masyarakat untuk membantu pemenuhan kebutuhan warga isolasi mandiri di Palu, menuturkan, karena keterbatasan stok oksigen tersebut, ada kejadian satu tabung oksigen dipakai secara bergantian oleh empat orang dalam satu keluarga.
Selain masalah suplai oksigen, temuan lain adalah kelangkaan tabung oksigen, termasuk bervolume kecil, untuk berjaga-jaga bagi pasien isolasi mandiri. Dua kondisi itu tak bisa dibiarkan apalagi saat ini tren kasus Covid-19 belum menurun.
Volume tabung oksigen di rumah sakit biasanya 6 meter kubik. Sementara volume tabung oksigen untuk berjaga-jaga warga isolasi mandiri berukuran 1-1,5 meter kubik.
Kasus penularan di Sulteng sejak akhir Juni 2021 belum terkendali. Tambahan kasus harian masih sangat tinggi, 400-600 kasus. Bahkan, tengah pekan lalu, ada dua hari di mana tercatat 800-an kasus setiap harinya. Padahal, akhir Juni hingga pertengahan Juli, kasus harian tak lebih dari 300 kejadian per hari.
Akibat tak terkendalinya penularan, jumlah kasus aktif saat ini 6.701 dengan hampir 60 persen menjalani isolasi mandiri. Di Palu, misalnya, dari 1.138 kasus kasus aktif, 875 orang menjalani isolasi mandiri. Kasus penularan di Sulteng sudah hampir menyebar merata di 13 kabupaten/kota.
Manajer Distrik Palu PT Aneka Gas Industri, satu-satunya produsen oksigen di Palu, Taufiq Achmad Jaya mengakui, kebutuhan oksigen sejumlah rumah sakit di Palu meningkat drastis. Atas kondisi itu, penyaluran gas dilakukan secara bertahap dengan tetap tak mengurangi kebutuhan setiap rumah sakit.
”Misalnya satu rumah sakit butuh 100 tabung oksigen per hari. Kami tetap penuhi, tetapi disalurkan secara bertahan dalam satu hari itu. Ini kami atur agar semua rumah sakit kebagian,” katanya.
Sejak terjadinya peningkatan kebutuhan itu, perusahaan turut meningkatkan kapasitas produksi oksigen harian. Dari sebelumnya 200 tabung produksi per hari, sejak 28 Juli diproduksi 700 tabung per hari. Rinciannya, 200 tabung diproduksi pada pagi dan sore hari, sedangkan 500 tabung diproduksi pada malam hari. Produksi malam lebih banyak demi keamanan karena temperatur pada malam hari lebih bagus untuk produksi oksigen.
Taufik memastikan pihaknya akan berusaha untuk terus meningkatkan kapasitas dengan mencermati kebutuhan rumah sakit dan penambahan alat produksi serta suplai bahan baku. Produksi hingga 1.000 tabung per hari dari saat ini 700 tabung per hari masih mungkin dilakukan.
Ia juga menyatakan perusahaan melayani pengisian oksigen untuk pasien yang menjalani isolasi mandiri. Waktu pengisian tabung-tabung untuk warga isolasi mandiri pada pagi dan sore hari.
Dalam rapat dengar pendapat dengan DPRD Sulteng pada Senin (3/10/2021), Kepala Dinas Kesehatan Sulteng I Komang Adi Sujendra menyatakan akan ada sumbangan oksigen dari PT Indonesia Morowali Industrial Park di Kabupaten Morowali. Jumlahnya sekitar 200 tabung oksigen.