Kalbar Butuh Vaksin 706.000 Vial untuk Mencapai Kekebalan Kelompok
Kalimantan Barat setidaknya masih memerlukan 706.000 vial vaksin untuk bisa menuntaskan vaksinasi terhadap 70 persen dari total jumlah penduduknya demi mencapai kekebalan kelompok.
Oleh
EMANUEL EDI SAPUTRA
·2 menit baca
PONTIANAK, KOMPAS — Kalimantan Barat masih kekurangan vaksin, baik untuk vaksinasi pertama maupun kedua. Padahal, untuk mencapai kekebalan kelompok, setidaknya memerlukan 706.000 vial vaksin agar bisa menuntaskan vaksinasi terhadap 70 persen dari jumlah penduduk.
Gubernur Kalimantan Barat Sutarmidji, Selasa (3/8/2021), menuturkan, vaksin yang datang beberapa waktu lalu sekitar 11.000 vial untuk 110.000 orang se-Kalbar.
Sejauh ini ada vaksin AstraZeneca untuk 1.000 orang yang belum dipergunakan dan ada 1.920 vial Moderna untuk vaksinasi dosis ketiga bagi tenaga kesehatan (nakes). Jumlah itu dinilai tak mencukupi. Jumlah nakes di Kalbar, misalnya, ada 26.000 orang. ”Jadi, belum cukup. Kebutuhan vaksin masih banyak. Apalagi, Kalbar memerlukan 70 persen dari penduduk untuk mencapai kekebalan kelompok,” tutur Sutarmidji.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Kalbar Harisson menuturkan, target pelaksanaan vaksinasi di Kalbar 70 persen atau 3.872.477 orang dari total jumlah penduduk Kalbar yang mencapai 5.414.390 orang.
Hingga 2 Agustus, warga Kalbar yang sudah menjalani vaksinasi pertama sebanyak 14,06 persen atau 544.526 orang, sedangkan vaksinasi kedua 6,95 persen atau 269.473 orang. Vaksinasi kedua segera dilaksanakan. Kemudian disusul vaksinasi pertama terhadap warga yang belum divaksin, sekitar 86 persen.
”Ada sekitar 3.550.000 orang yang belum divaksin. Kebutuhan vaksin Kalbar sekitar 706.000 vial vaksin untuk menyelesaikan vaksinasi 70 persen masyarakat Kalbar guna mencapai kekebalan kelompok,” kata Harisson.
Kepala Dinkes Kota Pontianak Sidig Handanu menuturkan, suplai vaksin yang tiba di Dinkes Kota Pontianak jumlahnya masih sangat sedikit. Untuk vaksinasi pertama, hanya mendapatkan 70 vial vaksin, sedangkan suplai vaksin untuk vaksinasi kedua 17.000 dosis.
Padahal, Pontianak perlu 7.000 vial vaksin untuk dosis 1. Dampak dari kekurangan vaksin ini adalah kecepatan vaksinasi pertama lamban dan vaksinasi kedua menjadi tidak tepat waktu. Keterlambatan itu akan memengaruhi kekebalan tubuh terhadap virus Covid-19.
Kebutuhan vaksin masih banyak. Apalagi, Kalbar memerlukan 70 persen dari penduduk untuk mencapai kekebalan kelompok.
Terkait perkembangan kasus Covid-19, positivity rate (rasio kasus positif) Pontianak masih tinggi. Tingkat keterisian tempat tidur (BOR) di atas 70 persen. Pasien menumpuk karena jangka waktu perawatan bisa sampai 10 hari, bahkan lebih.
Selama ini, Pontianak juga menjadi rujukan kabupaten sekitar. Jumlah pasien Covid-19 di luar pontianak mencapai 30-35 persen pasien.
Jumlah ketersediaan tempat tidur pun ditambah sebanyak 298 tempat tidur atau 86,62 persen. Pada 1 Juli, jumlahnya 344 tempat tidur. Kemudian, menjadi 642 tempat tidur.
Terkait perkembangan kasus Covid-19, berdasarkan data Dinkes Provinsi Kalbar, per tanggal 1 Agustus secara kumulatif kasus konfirmasi di Kalbar sebanyak 26.315 orang, sebanyak 20.669 orang di antaranya sudah sembuh dan 660 orang meninggal. Kasus aktif 4.986 orang.