Jatim Memulai Vaksinasi untuk Difabel dan Dosis Ketiga Nakes
Pelaksanaan vaksinasi bagi kaum difabel dan dosis ketiga bagi tenaga kesehatan di Jawa Timur. Kota Malang menjadi daerah pertama penerapan vaksin bagi difabel dan dosis ketiga bagi tenaga kesehatan di Jatim.
Oleh
DEFRI WERDIONO
·3 menit baca
MALANG, KOMPAS — Pelaksanaan vaksinasi bagi kaum difabel dan dosis ketiga bagi tenaga kesehatan di Jawa Timur dimulai Senin (2/8/2021). Kota Malang menjadi daerah pertama penerapan vaksinasi bagi difabel dan dosis ketiga bagi tenaga kesehatan di provinsi paling timur di Pulau Jawa itu.
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengatakan, vaksinasi bagi kaum difabel menggunakan vaksin Sinopharm dan dikhususkan bagi mereka yang berusia 18 tahun ke atas. Sedangkan vaksin ketiga bagi tenaga kesehatan menggunakan Moderna.
”Vaksin jenis Sinopharm tiba di Jawa Timur pada 28 Juli dan kami telah melakukan koordinasi percepatan pelaksanaannya. Kota Malang menjadi daerah pertama yang melakukan vaksinasi bagi penyandang disabilitas dan sumber daya manusia kesehatan,” katanya.
Khofifah mengatakan hal itu saat memantau pelaksanaan vaksinasi bagi kaum difabel dan tenaga kesehatan di Gedung Bundar Al-Asy’ari Universitas Islam Malang (Unisma) serta Gedung Dome Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Senin (2/8/2021).
Vaksinasi di Unisma dilaksanakan 31 Juli-2 Agustus dan menyasar 5.000 orang yang terdiri dari sivitas akademika Unisma, masyarakat umum, SDM kesehatan, dan penyandang disabilitas. Jumlah penyandang disabilitas di Unisma yang menerima vaksin hari ini sebanyak 25 orang dan SDM kesehatan 25 orang.
Sedangkan vaksinasi di UMM berlangsung 31 Juli-2 Agustus dengan jumlah target vaksinasi per hari 1.800 orang. Penyandang disabilitas penerima vaksinasi di UMM hari ini berjumlah 10 orang dan SDM kesehatan 15 orang.
Menurut Khofifah, pihaknya telah berkoordinasi secara virtual dengan dinas kesehatan dan dinas sosial kabupaten/kota se-Jawa Timur, sekaligus perguruan tinggi di Jawa Timur, untuk mempercepat pelaksanaan vaksinasi, terutama bagi kaum difabel dan tenaga kesehatan.
Menurut dia, semua vaksin, baik Sinopharm maupun Moderna, sudah ada di Kota Malang. Khusus untuk vaksin Moderna, lanjut dia, penggunaannya harus menggunakan atau menandatangani pakta integritas, khusus bagi tenaga kesehatan. ”Ini sangat terbatas untuk segmen yang spesifik sesuai dengan ketentuan Kementerian Kesehatan,” katanya.
Sementara itu, di tempat terpisah, Wali Kota Batu Dewanti Rumpoko mengatakan, vaksinasi untuk tenaga kesehatan sudah terealisasi 100 persen (dosis kedua). Adapun secara keseluruhan penerima vaksin sudah mencapai 72,66 persen.
”Pemerintah Kota Batu berupaya mengoptimalkan penanganan Covid-19 dengan melakukan percepatan vaksinasi dan pemberian bantuan sosial untuk pemulihan ekonomi,” kata Dewanti dalam Rapat Virtual Kajian Operasional Membangun Kepemimpinan Kolaboratif dalam Percepatan Penanganan Pandemi, di Balai Kota Batu.
Kota Batu hingga kini masih menyandang zona merah. Berdasarkan data per 2 Agustus, angka aktif konfirmasi positif mencapai 388 kasus, yang mana 251 isolasi di rumah sakit, 54 kasus isolasi mandiri, dan 83 kasus isolasi di shelter. Adapun kasus sembuh 1.904 kasus dan meninggal 191 orang. Total kasus terkonfirmasi positif di Batu 2.483 kasus.
Sementara untuk tingkat keterisian tempat tidur (bed occupancy rate/BOR) mencapai 96,38 persen (96,3 persen BOR ruang isolasi dan 100 persen untuk BOR ruang perawatan intensif/ICU). Sedangkan kapasitas shelter terisi 83 pasien dari total kapasitas 156.
Menurut Dewanti, selama pemberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat level 4, kasus Covid-19 di wilayahnya cukup landai meski angka penurunannya belum signifikan. Sebagai gambaran, penambahan kasus positif harian pada 2 Agustus hanya 11 orang, naik 4 kasus dari sehari sebelumnya yang hanya 7 orang.