PPKM level 4 berakhir bersamaan dengan situasi pandemi Covid-19 di Jawa Timur yang menurun sepekan terakhir. Sikapi dengan hati-hati karena penambahan kasus dan kematian setiap hari ternyata masih tinggi.
Oleh
AMBROSIUS HARTO/AGNES SWETTA PANDIA
·4 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Aparatur dan masyarakat di Jawa Timur jangan terlena dengan situasi pandemi Covid-19 (Coronavirus disease 2019) yang menurun. Penambahan kasus baru dan kematian harian masih tinggi. Jangan kendur untuk terus disiplin protokol kesehatan, gencar melaksanakan 3T (tes, telusur, tangani), dan memperluas cakupan vaksinasi.
Tren penurunan terlihat sepekan belakangan yang bersamaan dengan pekan terakhir pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level 3-4, sebelumnya bernama PPKM darurat. PPKM berlangsung pada 3 Juli-2 Agustus 2021.
Pekan lalu atau Senin (26/7/2021), kasus harian bertambah 3.157 orang, kesembuhan 4.429 orang, kematian 386 orang, dan kasus aktif atau jumlah pasien dirawat 51.699 orang. Senin ini, kasus harian bertambah 2.464 orang, kesembuhan 4.728 orang, kematian 527 orang, dan kasus aktif 48.970 orang. Meski situasi kasus menurun, kematian khusus untuk hari ini dibandingkan dengan pekan lalu malah melonjak tajam.
Pada hari pertama PPKM darurat dilaksanakan atau Sabtu (3/7/2021), kasus akumulatif 177.257 orang, kesembuhan 154.487 orang, dan kematian 13.072 orang. Setelah 31 hari, kasus akumulatif menjadi 314.556 orang, kesembuhan 244.066 orang, dan kematian 21.520 orang. Rata-rata harian kasus bertambah 4.429 orang, kesembuhan 2.889 orang, dan kematian 272 orang.
Meski situasi menurun, penambahan kasus dan kematian masih terlalu tinggi. Sebelum Juni atau dimulainya lonjakan kasus terkait serangan mutasi virus korona jenis baru (SARS-CoV-2) Alpha, Beta, Gamma, dan terutama Delta, penambahan tertinggi kasus dalam sehari di bawah 1.500 orang dan kematian kurang dari 100 orang. Penurunan kasus sepekan terakhir perlu disikapi dengan kritis untuk menekan situasi memburuk kembali dengan cepat.
Epidemiolog Universitas Airlangga, Surabaya, Windhu Purnomo, mengatakan, penurunan kasus bisa saja terjadi karena mulai kendurnya upaya 3T oleh satuan tugas penanganan Covid-19 daerah. Salah satu indikasinya, data hampir selalu memperlihatkan penurunan pada akhir pekan yang linier dengan kendurnya kegiatan 3T.
Janganlah segan memeriksakan kondisi kesehatan jika merasa terganggu dan terindikasi gejala Covid-19. Tidak perlu malu jika terkena dan mengikuti seluruh proses penanganan. (Eri Cahyadi)
Aparatur, terutama tenaga kesehatan, memang bukan mesin yang bisa melaksanakan 3T terus-menerus secara konsisten ditambah target memperluas cakupan vaksinasi. Namun, dalam situasi pandemi, 3T menjadi semacam alat untuk mengungkap kasus-kasus tersembunyi. Situasi pandemi amat mirip dengan fenomena gunung es di laut. Data yang terlihat seperti bagian puncak yang mengecil, sedangkan kasus-kasus yang begitu banyak tersembunyi di bawah permukaan air.
”PPKM akan berakhir dan belum jelas apakah diperpanjang atau tidak. Saya berharap kita semua tetap mewaspadai situasi pandemi saat ini yang terindikasi menurun,” kata Windhu.
Dengan PPKM berakhir, mau tidak mau aparatur harus mengendurkan kebijakan untuk memberi ruang kepada masyarakat mulai memulihkan aktivitas sosial ekonomi. Mobilitas yang sempat dibatasi karena penutupan prasarana, misalnya di Surabaya, yakni Jalan Ahmad Yani, Jalan Raya Darmo, Jalan Tunjungan, dan Jalan Pemuda, akan kembali normal dengan cepat. Pusat-pusat belanja yang tutup akan dibuka dan bisa dengan segera menarik kedatangan publik.
Secara terpisah, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengatakan tetap meminta aparaturnya menggencarkan 3T, memperluas cakupan vaksinasi, dan melakukan sosialisasi protokol. Aparatur berupaya terus mengajak masyarakat terlibat aktif dalam pencegahan dan penanganan pandemi.
”Janganlah segan memeriksakan kondisi kesehatan jika merasa terganggu dan terindikasi gejala Covid-19. Tidak perlu malu jika terkena dan mengikuti seluruh proses penanganan. Tetap menjaga kebersihan diri dan lingkungan, disiplin protokol, dan mengikuti vaksinasi jika telah diperkenankan,” ujarnya.
Menurut Eri, situasi pandemi setelah PPKM berakhir akan segera dievaluasi. Kegiatan sosial ekonomi akan dibuka kembali, tetapi dalam koridor kehati-hatian. ”Saya berharap semua bisa mencegah situasi memburuk kembali dengan kewaspadaan, kehati-hatian, dan menjaga diri serta sesama,” katanya.
Kepala Dinas Kesehatan Surabaya Febria Rachmanita menjelaskan, satgas dan masyarakat terus berjibaku untuk menurunkan kasus aktif atau jumlah pasien dirawat yang pada Senin ini berjumlah 7.260 orang atau 14,8 persen dari kasus aktif 48.970 orang se-Jatim.
Surabaya juga perlu menekan dampak mematikan pandemi terhadap keselamatan warga. Sepekan terakhir, dalam sehari, angka kematian berada di kisaran 28-81 orang. Jumlah kematian ini masih tinggi dan perlu dicemaskan. Kematian pasien Covid-19 berdampak amat memprihatinkan terhadap keluarga yang ditinggalkan, terutama anak-anak yang menjadi yatim, piatu, atau yatim piatu.
Hingga saat ini sudah enam lokasi rumah sehat yang menerima orang tanpa gejala, antara lain gedung sekolah, balai rukun warga (RW), dan gedung kelurahan. Seluruh rumah sehat hingga tingkat RW siap menampung 2.346 warga Surabaya berstatus orang tanpa gejala.
Selama berada di rumah sehat, penghuni rutin mendapat pelayanan dari tenaga kesehatan dari puskesmas terdekat. Kebutuhan makan tiga kali sehari dipasok oleh petugas dari Pemkot Surabaya.
Kepala Polda Jatim Inspektur Jenderal Nico Afinta mengatakan, berakhirnya PPKM bersamaan dengan selesainya Operasi Kontinjensi Aman Nusa II Semeru. Operasi ini dimulai bersamaan dengan pelaksanaan PPKM darurat atau berlangsung 31 hari.
”Kami perlu mengevaluasi pelaksanaan operasi ini dengan harapan efektif mendukung PPKM,” kata Nico. Sejauh ini, PPKM dapat menurunkan mobilitas hingga lebih dari 50 persen. Di Surabaya, PPKM dengan penutupan jalan dan larangan operasional ruang-ruang publik dapat menurunkan mobilitas masyarakat sampai 60 persen. Penurunan mobilitas linier dengan perbaikan situasi pandemi atau efektif menekan penularan meluas kembali.