Stok Pakan Satwa di Batu Secret Zoo Cukup untuk Enam Bulan Lagi
Pandemi membawa dampak terhadap pengelolaan kebun kebun binatang. Akibat pemasukan dari pengunjung terhenti, penyediaan pakan bagi satwa menghadapi tantangan tidak ringan.
Oleh
DEFRI WERDIONO
·2 menit baca
BATU, KOMPAS — Stok pakan untuk ribuan satwa di Batu Secret Zoo-Jatim Park II di Batu, Jawa Timur, diklaim bisa bertahan hingga enam bulan ke depan. Namun, ketiadaan pemasukan sejak sebulan terakhir sedikit banyak memengaruhi ketersediaan dana untuk pemeliharaan satwa.
Manajer Pemasaran dan Humas Jatim Park Grup Titik S Arianto, Sabtu (31/7/2021), mengatakan, stok daging untuk karnivora sejauh ini menggunakan daging kangguru dari Australia yang didatangkan beberapa waktu lalu masih tersedia. Pakan hijauan kering yang didatangkan dari negara yang sama juga masih ada.
Khusus untuk herbivora dilakukan juga substitusi pakan yang memiliki kondisi nutrisi sama dengan harga lebih terjangkau. Misalnya, pakan primata diganti buah musiman setempat.
”Pemberian pakan pasti berhubungan dengan biaya. Apalagi, dengan ditutupnya zoo (kebun binatang), kami tidak ada pendapatan. Namun, kami tetap bertanggung jawab memberi pakan sesuai nutrisi yang dibutuhkan,” kata Titik. Saat ini, Batu Secret Zoo memiliki lebih dari 2.000 individu satwa.
Batu Secret Zoo ditutup sejak 3 Juli dan diperkirakan hingga 2 Agustus atau selama pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat level 4. Kondisi itu membuat pengelola tidak mendapat pemasukan dari kedatangan pengunjung.
Untuk menyokong pemeliharaan satwa, sejumlah cara dilakukan. Salah satunya mengumpulkan donasi bekerja sama dengan Traveloka. ”Misalnya, kami buka donasi pemeliharaan satwa. Pelanggan Traveloka punya point dan mereka bisa mendonasikan point itu untuk satwa di sini,” ujarnya.
Selain itu, sebagian karyawan juga tidak bekerja penuh. Menurut Titik, pegawai yang tidak menangani satwa langsung digaji 50 persen dan menerapkan jadwal piket kerja. ”Kalau keeper (penjaga satwa) tidak bisa libur karena harus merawat satwa,” katanya.
Dokter hewan di Jatim Park II Prista Dwi Restanti mengatakan, sejauh ini tidak ada perubahan cara pemeliharaan satwa. Daging dan hijauan kering impor yang didatangkan saat masa pemulihan pariwisata pada Februari-Maret masih tersedia.
Khusus herbivora, dia mengatakan, kondisinya relatif tidak terpengaruh. Alasannya, pakan rumput pakan mudah dijumpai di berbagai tempat dengan harga lebih terjangkau ketimbang daging. Namun, ia mengakui ketiadaan pendapatan sedikit banyak berpengaruh pada kondisi keuangan pengelola.