Urunan untuk Kesembuhan Warga Palu yang Isolasi Mandiri
Sejumlah warga di Kota Palu, Sulteng, menyalurkan paket bahan pokok dan vitamin untuk warga yang terinfeksi Covd-19 dan menjalani isolasi mandiri di rumah. Tolong-menolong merupakan bagian dari budaya besar bangsa ini.
Oleh
VIDELIS JEMALI
·5 menit baca
Di tengah terus bertambahnya orang terpapar Covid-19 di Palu, Sulawesi Tengah, secara signifikan, sejumlah warga dari berbagai komunitas dan profesi menyisihkan sebagian uang untuk membantu meringankan beban mereka. Rupa-rupa bantuan tersebut bentuk dukungan untuk kesembuhan mereka yang terinfeksi Covid-19 dan menjalani isolasi mandiri di rumah.
Nirmala Safitri (26) bersama ketiga temannya dari rumah ke rumah mengantar sejumlah paket yang disimpan dalam tas keresek pada Selasa (27/7/2021). Mereka menyapa 13 keluarga yang anggotanya menjalani isolasi mandiri (isoman) di rumah karena terinfeksi Covid-19.
”Paket yang kami berikan nasi kotak, buah, dan kue. Jumlahnya belum banyak karena uang yang dikumpul masih sangat sedikit,” ujar warga Kelurahan Ulujadi, Kecamatan Palu Barat, Kota Palu, itu, Kamis (29/7/2021).
Mala, sapaan Nirmala Safitri, bergabung dalam Komunitas Sedekah Jumat (Sehat) Kota Palu. Komunitas tersebut selama ini memberikan paket bahan pokok untuk masyarakat rentan yang membutuhkan, seperti pemulung dan penghuni panti asuhan.
Namun, dengan makin bertambahnya kasus Covid-19 di Kota Palu dan banyaknya warga terinfeksi yang menjalani isoman, komunitas tersebut untuk sementara fokus melayani orang terinfeksi Covid-19. Paket bantuan digantung di pagar atau gerbang rumah untuk diambil warga yang menjalani isoman.
”Asumsinya saat menjalani isolasi mandiri, mereka yang terpapar tidak bisa pergi kerja. Otomatis kebutuhan harian mereka tak terurus dan itu bahaya besar untuk melawan Covid-19,” kata Mala.
Sejak fokus mengurus warga yang menjalani isolasi mandiri, Komunitas Sehat mengumpulkan Rp 700.000 dari urunan setiap anggota. Anggota menyumbang sebisanya, mulai dari Rp 10.000. Sejumlah donor juga bisa dirangkul. Dana dari penyumbang juga masih terus mengalir.
Asumsinya saat menjalani isolasi mandiri, mereka yang terpapar tidak bisa pergi kerja. Otomatis kebutuhan harian mereka tak terurus dan itu bahaya besar untuk melawan Covid-19.
Menurut rencana, mereka mendistribusikan lagi paket bantuan pada Jumat (30/1/2021) ini. Tak hanya kebutuhan pokok, kali ini paketnya dilengkapi dengan sejumlah vitamin untuk menjaga kebugaran fisik dan imunitas orang terinfeksi Covid-19.
”Dengan keterbasan, kami hanya ingin membantu meringankan beban warga yang menjalani isoman. Semoga paket bantuan ini menjadi penyemangat dan bentuk dukungan kami agar mereka lekas sembuh dan kembali beraktivitas,” tutur Mala terkait aksi solidaritasnya tersebut.
Kasus infeksi atau penularan Covid-19 di Sulteng terus meningkat eksponensial. Dalam tiga hari terakhir, yakni Selasa lalu hingga Kamis (29/7/2021), jumlah kasus harian memecahkan rekor, masing-masing 620 kasus, 819 kasus, dan 804 kasus. Tambahan masing-masing tiga hari tersebut tertinggi sejak kasus infeksi dilaporkan di Sulteng pada akhir Maret 2020. Selama ini, kasus harian tertinggi mencapai 400-an kasus.
Dengan kian menigkatnya penularan, jumlah kasus aktif juga terus bertambah menjadi 5.800 kasus dari 1.665 kasus pada 13 Juli 2021 atau naik hampir empat kali lipat dalam dua minggu terakhir. Pusat penyebaran Covid-19 di Sulteng ada di Kota Palu, Kabupaten Banggai, Morowali Utara, Sigi, Poso, dan belakangan Tolitoli.
Di Palu, dari 912 kasus aktif, sebanyak 275 orang dirawat di sejumlah rumah sakit penanganan Covid-19. Sementara 637 orang menjalani isoman.
Semua rumah sakit perawatan pasien Covid-19 di Kota Palu sudah mulai penuh. RSUD Anutapura, misalnya, merawat 76 pasien. Pada tengah pekan ini jumlah tempat tidur ditambah lagi sebanyak 12 unit, tetapi langsung penuh.
Sejumlah rumah sakit sudah menyiapkan tenda darurat untuk merawat pasien, seperti dilakukan RSUD Undata. Tak sedikit pula orang terinfeksi dengan gejala ringan dan tanpa gejala menjalani isolasi mandiri di rumah ataupun fasilitas isolasi yang disiapkan pemerintah yang juga mulai penuh.
Jurnalis berdonasi
Seperti Mala bersama dengan komunitasnya, sejumlah kalangan profesi juga membantu rekan mereka yang tengah menjalani isoman. Sekretariat Bersama Jurnalis Kota Palu sejak awal pekan ini bergerak bersama mengumpulkan donasi untuk paket bantuan kepada anggota yang menjalani isolasi mandiri.
Sampai Jumat (30/7/2021), ada sembilan jurnalis/wartawan bersama anggota keluarganya yang menjalani isoman di rumah. Bahkan, ada yang seluruh anggota kelurganya terinfeksi.
Sekretarit Bersama Jurnalis Kota Palu beranggotan Aliansi Jurnalis Independen (AJI), Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI), dan Pewarta Foto Indonesia (PFI). Sekretariat bersama itu menggalang donasi sejak 27 Juli.
Saaat ini, sekretariat bersama telah menerima total Rp 13,8 juta donasi dari sesama jurnalis dan para kenalan. Sebanyak Rp 3,4 juta telah dibelanjakan untuk paket bantuan berupa bahan pokok, seperti beras dan telur, kebutuhan bayi (popok dan susu), vitamin, serta alat tes cepat Covid-19 berbasis antigen.
Sekretariat bersama membagi tugas sejumlah jurnalis untuk bagian belanja, pengepakan, dan pengantaran paket. Sebagian besar paket juga dibeli secara daring untuk menghindari kontak dengan banyak orang. Paket bantuan digantung di pagar atau gerbang rumah untuk diambil warga yang menjalani isoman.
”Kami berharap semua orang bergerak untuk saling meringankan beban saudara, kawan, dan siapa saja yang membutuhkan penanganan dalam situasi seperti ini,” ujar Heri Susanto, anggota IJTI, salah satu inisiator donasi.
Rahman (37), jurnalis yang menjalani isolasi mandiri bersama tiga anggota keluarganya, sangat terbantu dengan paket bantuan yang disalurkan. Dengan semua anggota keluarga terinfeksi, praktis mereka tak bisa keluar rumah untuk membeli bahan kebutuhan.
Jejaring informasi
Aksi solidaritas lain digalakkan sejumlah warga dari berbagai kalangan dengan membentuk grup percakapan dengan kampanye Roa Jaga Roa. Roa, kata dalam bahasa Kaili, bahasa suku Kaili, salah satu suku di Lembah Palu, berarti ’kawan’ atau ’teman’.
Dalam grup tersebut, semua anggota berbagi informasi terkait warga yang perlu ditangani segera. Dengan komposisi anggota grup yang beragam dari segi profesi dan jabatan, anggota bisa menyampaikan informasi terkait pasien untuk ditangani tenaga medis dan fasilitas lain, seperti penjemputan dengan ambulans dan penyaluran paket bantuan.
Kami berharap semua orang bergerak untuk saling meringankan beban saudara, kawan, dan siapa saja yang membutuhkan penanganan dalam situasi seperti ini.
Pada Kamis malam, misalnya, seorang warga yang menjalani isoman dengan kondisi bergejala dan tinggal sendiri bisa dilayani tim medis berkat informasi yang disampaikan di grup. ”Kami membuat grup dalam rangka reaksi cepat dari tim sukarelawan dan profesional untuk merespons hal-hal darurat. Sampai sekarang, beberapa warga yang menjalani isolasi mandiri terbantu,” kata Josua Marunduh, salah satu inisiator Roa Jaga Roa.
Apa yang dilakukan Mala, Heri, Josua, dan masih banyak orang bersama dengan komunitas atau kelompoknya patut diapresiasi. Tolong-menolong atau gotong royong meringankan kesulitan merupakan bagian dari budaya besar bangsa ini.
”Aksi saling membantu patut diapresiasi dan dilembagakan. Mengurus satu masalah, dalam hal ini Covid-19, tak hanya menjadi tanggung jawab formal pemerintah, tetapi tugas kemanusiaan semua elemen bangsa,” kata dosen Sosiologi Universitas Tadulako, Palu, Cristian Tindjabate.