RS di Sulteng Penuh, Puskesmas Diusulkan untuk Rawat Pasien Covid-19
Puskesmas diusulkan menjadi tempat perawatan pasien Covid-19 di tengah terus melonjaknya penularan di Sulteng. Ini agar sistem kesehatan di Sulteng tak kolaps di tengah terus bertambahnya kasus Covid-19.
Oleh
VIDELIS JEMALI
·3 menit baca
PALU, KOMPAS — Lonjakan jumlah kasus Covid-19 di Sulawesi Tengah, termasuk Kota Palu, terus meningkat signifikan. Rumah sakit mulai kewalahan menangani pasien karena terbatasnya jumlah tempat tidur. Agar sistem kesehatan tidak kolaps, puskesmas diusulkan untuk disiapkan merawat pasien Covid-19.
Usulan menjadikan puskesmas tempat perawatan pasien Covid-19 disampaikan Ketua DPRD Sulteng Nilam Sari Lawira. ”Semua puskesmas harus jadi ujung tombak dalam penanggulangan Covid-19. Saat ini laporan menyebutkan, kapasitas rumah sakit pemerintah sudah mulai penuh,” katanya dalam pernyataan yang diterima Kompasdi Palu, Jumat (20/7/2021).
Di Palu, misalnya, puskesmas tersebar hampir di setiap kecamatan. Bahkan, ada kecamatan yang memiliki dua puskesmas ditambah puskesmas pembantu. Ada delapan kecamatan di Kota Palu.
Sejumlah puskesmas juga dilengkapi dengan ruang perawatan. Tenaga kesehatan yang ada di puskesmas pun bisa dimaksimalkan untuk merawat pasien. Sejauh ini, rumah sakit menjadi tulang punggung utama perawatan pasien Covid-19. Tak ada puskesmas yang dipakai untuk merawat pasien.
Rumah sakit perawatan pasien Covid-19 di Kota Palu sudah mulai penuh semuanya. RSUD Anutapura, misalnya, merawat 76 pasien. Pada tengah pekan ini, kapasitas ditambah 12 tempat tidur lagi, tetapi langsung penuh.
Sejumlah rumah sakit pun sudah menyiapkan tenda darurat untuk merawat pasien, seperti dilakukan RSUD Undata. Sementara RSUD Madani mendapatkan bantuan tempat tidur dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana untuk menampung pasien Covid-19.
Tak sedikit pula orang terinfeksi dengan gejala ringan dan tanpa gejala menjalani isolasi mandiri di rumah dan fasilitas isolasi yang disiapkan pemerintah. Fasilitas isolasi disiapkan hanya untuk pasien dengan gejala ringan. Perawatan di rumah sakit atau fasilitas kesehatan tetap menjadi pilihan utama untuk pasien dengan gejala berat (sesak napas, demam tinggi).
Kasus penularan Covid-19 di Sulteng terus meningkat signifikan. Dalam dua hari terakhir, yakni Rabu-Kamis (28-29/7/2021), jumlah kasus harian memecahkan rekor, masing-masing 819 kasus dan 804 kasus. Tambahan harian masing-masing hari tersebut tertinggi sejak kasus pertama dilaporkan di Sulteng pada akhir Maret 2020. Selama ini, kasus harian berkisar 200-400 kasus.
Bertambahnya jumlah kasus juga berkorelasi dengan terus bertambahnya kasus aktif menjadi 5.800 kasus. Padahal, pertengahan bulan ini atau dua minggu lalu baru ada 1.665 kasus baru. Artinya, dalam dua minggu terakhir kenaikan jumlah kasus aktif hampir empat kali lipat. Pusat penyebaran Covid-19 di Sulteng di Kota Palu, Kabupaten Banggai, Morowali Utara, Sigi, Poso, dan belakangan Tolitoli.
Di Palu, dari 912 kasus aktif, sebanyak 275 orang dirawat di sejumlah rumah sakit penanganan Covid-19. Sebanyak 637 orang lainnya menjalani isolasi mandiri di rumah masing-masing dan fasilitas isolasi pemerintah.
Terkait usulan pemanfaatan puskesmas, juru bicara Satuan Gugus Tugas Penanganan Covid-19 di Palu Rochmat Yasin menyatakan, pihaknya menunggu keputusan kepala daerah. Ia mengakui, dalam seminggu terakhir rumah sakit yang menangani pasien Covid-19 memang penuh. Pihaknya pun tengah memikirkan solusi untuk hal itu.
Untuk fasilitas pendukung lain bagi perawatan pasien, seperti oksigen, berdasarkan tinjauan ke perusahaan penyedia oksigen, Kepala Kepolisian Resor Palu Ajun KomisarisBesar Riza Faisal memastikan stok oksigen untuk rumah sakit di Palu masih mencukupi.