Beragam Bantuan untuk Pasien Covid-19 yang Isolasi Mandiri di Kalimantan Barat
Sejumlah kalangan tergerak membantu pasien isolasi mandiri di Kalimantan Barat. Mereka ada yang menyumbang oksigen dan makanan. Ada pula yang merawat pasien hingga sembuh dengan menyediakan konsultasi daring.
Oleh
EMANUEL EDI SAPUTRA
·3 menit baca
PONTIANAK, KOMPAS — Selain ada yang dirawat di rumah sakit, pasien Covid-19 ada juga yang isolasi mandiri di rumah. Untuk itu, sejumlah kalangan di Kalimantan Barat bahu-membahu membantu warga yang isolasi mandiri dengan memasok oksigen dan obat-obatan, merawat, serta memfasilitasi konsultasi kesehatan secara daring.
Seperti pada Jumat (30/7/2021), Gubernur Kalbar Sutarmidji menyampaikan bantuan oksigen dari sejumlah pengusaha. Bantuan tersebut diterima oleh Rumah Zakat Kalbar. Selanjutnya, Rumah Zakat yang akan mendistribusikannya kepada warga yang menjalani isolasi mandiri.
Sutarmidji menuturkan, ada 430 pasien isolasi mandiri yang dirawat Rumah Zakat. Pasien dari berbagai latar belakang memerlukan bantuan. Pada Jumat ia menyerahkan oksigen sebanyak 5 tabung ukuran 6 meter kubik dan 20 tabung 1 meter kubik.
”Ini bantuan dari pengusaha yang peduli. Ketika darurat oksigen, oksigen diharapkan tersedia. Orang yang isolasi mandiri terkadang bingung mau cari obat di mana,” ujar Sutarmidji.
Selama ini juga ada bantuan berupa makanan yang disalurkan kepada orang-orang yang memerlukan bantuan untuk menambah imunitas tubuh. Gubernur Kalbar mengajak masyarakat untuk berbagi.
”Menangani Covid-19 tidak bisa hanya pemerintah. Perlu peran serta dari seluruh masyarakat,” kata Sutarmidji.
Menyalurkan
Selain dukungan dari berbagi pihak, Pemerintah Provinsi Kalbar juga telah menyalurkan bantuan obat sekitar 300 paket kepada rumah sakit untuk merawat pasien yang isolasi mandiri. Sebab, obat tidak bisa diberi sembarangan oleh masyarakat.
Ini bantuan dari pengusaha yang peduli. Ketika darurat oksigen, oksigen diharapkan tersedia. Orang yang isolasi mandiri terkadang bingung mau cari obat di mana. (Sutarmidji)
Branch Manager Rumah Zakat Kalbar Asrul Putra Nanda menuturkan, Rumah Zakat mulai merawat pasien-pasien yang isolasi mandiri sejak 10 Juli. Pasien yang ditangani 430 orang.
Dari jumlah tersebut, 53-57 orang di antaranya sudah negatif. Sekitar 50 orang sudah menunjukkan kondisi membaik. Sisanya masih memerlukan perawatan isolasi mandiri. Mereka mengonsumsi obat dan makanan yang dipasok kepada mereka.
”Warga yang isolasi mandiri sulit mendapatkan obat. Selain itu, mereka juga tidak tahu harus mengadu kepada siapa dan kalau isolasi mandiri apa solusinya. Maka, kami mencoba memfasilitasi mereka dengan konsultasi medis secara daring. Warga yang isolasi mandiri adalah yang bergejala ringan,” kata Asrul.
Pihaknya juga menyediakan dokter agar pasien yang isolasi mandiri bisa berkonsultasi secara daring. Dari konsultasi tersebut akan dianalisis, kemudian diberikan obat sesuai kebutuhan pasien.
Terkait perkembangan kasus di Kalbar, berdasarkan data Dinas Kesehatan Kalbar hingga 29 Juli, secara kumulatif, kasus konfirmasi di Kalbar 24.859 orang. Sebanyak 19.443 orang di antaranya sudah sembuh dan 618 orang meninggal. Kasus aktif 4.798 orang.
Sementara itu, terkait perkembangan kasus, berdasarkan data Dinkes Kalbar terkait kategori risiko kenaikan kasus Covid-19, per 25 Juli, Ketapang satu-satunya daerah yang masuk zona merah (risiko tinggi) penularan Covid-19. Sementara itu, 11 kabupaten/kota lainnya zona oranye (risiko sedang), yaitu Kabupaten Kapuas Hulu, Sintang, Sekadau, Bengkayang, dan Mempawah.
Daerah lainnya yang zona oranye adalah Kabupaten Sanggau, Landak, Sambas, Kubu Raya, Kota Pontianak, dan Singkawang. Kemudian, terdapat dua kabupaten zona kuning (risiko rendah), yaitu Kabupaten Kayong Utara dan Melawi.