Masyarakat Kalteng Bentuk Posko Solidaritas untuk Korban Covid-19
Tak puas dengan kinerja pemerintah menangani pandemi di Kalimantan Tengah, masyarakat membentuk posko solidaritas. Posko itu dibentuk atas inisiatif warga dan beberapa lembaga nonpemerintah, bahkan pelaku UMKM.
Oleh
DIONISIUS REYNALDO TRIWIBOWO
·3 menit baca
PALANGKARAYA, KOMPAS — Sejumlah elemen masyarakat di Kalimantan Tengah membentuk posko solidaritas untuk korban Covid-19. Posko itu bertujuan melakukan advokasi kebijakan, menerima pengaduan, dan melakukan aksi kemanusiaan dengan melibatkan sukarelawan hingga pengusaha mikro, kecil, dan menengah di Kalteng.
Posko itu merupakan inisiatif warga yang ingin bergerak membantu warga di Kalteng yang sedang terdampak Covid-19. Terdapat pula beberapa lembaga nonpemerintah yang tergabung di dalamnya.
Aryo Nugroho Waluyo, perwakilan dari Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Palangkaraya, menyebutkan, sesuai konstitusi, pemerintah wajib memenuhi kebutuhan dasar warga di situasi bencana atau darurat. Pandemi Covid-19 merupakan situasi darurat kesehatan.
”Di Kalteng, pemerintah tampaknya belum sadar betul dengan situasi genting ini karena sampai saat ini belum ada kebijakan yang menyatakan saat ini stuasi darurat,” kata Aryo di Palangkaraya, Kamis (29/7/2021).
Aryo menilai, Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah belum memiliki kebijakan strategis dalam penanganan pandemi Covid-19 yang sedang melanda dan melumpuhkan semua sektor pembangunan. ”Untuk itu, posko ini dibuat,” ujarnya.
Saat ini, dari data Tim Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Provinsi Kalimantan Tengah, terdapat tambahan 416 kasus Covid-19, yang merupakan jumlah terbanyak sepanjang pandemi terjadi. Sebelumnya, angka tambahan kasus dalam 24 jam belum pernah melebihi angka 300. Totalnya kini menjadi 33.344 kasus.
Kasus kematian juga bertambah 19 orang sehingga totalnya menjadi 1.027 kasus. Angka kematian pun meningkat menjadi 3,1 persen. Padahal, seminggu sebelumnya masih 2,9 persen. Begitu juga pasien yang dirawat bertambah 37 orang dengan total mencapai 3.428 orang.
Dalam hal kebijakan, Aryo menambahkan, pihaknya mendorong kepala daerah di Kalteng untuk membuat kebijakan status darurat Covid-19. Ini untuk memaksimalkann sumber daya dan mendukung penuh bantuan medis di fasilitas kesehatan, terutama untuk warga yang menjalani isolasi mandiri (isoman).
”Masih banyak juga warga yang isoman, tetapi tidak tahu harus berbuat apa, tidak terdaftar, apalagi terpantau kesehatannya. Jangan sampai ini memakan korban,” kata Aryo.
Fandi, salah satu pasien isolasi mandiri, mengungkapkan, saat dirinya dinyatakan positif Covid-19, ia meminta kepada pihak rumah sakit untuk dirawat inap. Namun, ia diminta untuk melakukan isolasi mandiri.
Istri Fandi dan dua anaknya juga terpapar Covid-19. Istrinya juga mengalami pembengkakan jantung, tetapi rumah sakit yang ia datangi tidak mampu menampung mereka. Akhirnya istrinya dirawat di salah satu rumah sakit swasta di Palangkaraya.
”Untuk screening saja antrenya minta ampun, petugas hanya lima, sedangkan yang antre luar biasa. Untuk ambil sampel darah pun antrenya luar biasa, belum antre mengambil obat. Padahal, saya itu paniknya minta ampun,” ungkap Fandi.
Dimas Novian Hartono, perwakilan dari Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Kalteng, mengungkapkan, posko tersebut juga melakukan aksi kemanusiaan dengan menggalang donasi, kemudian mendistribusikan kebutuhan kepada keluarga yang sedang melakukan isolasi mandiri. Bantuan diberikan untuk memenuhi kebutuhan bahan makanan, vitamin, hingga alat kelengkapakan kesehatan.
”Dalam aksi kemanusiaan juga kami mencoba menghubungkan kebutuhan pokok masyarakat yang berkaitan dengan penyediaan pangan dari masyarakat desa dan masyarakat adat,” kata Dimas.
Dalam Rapat Koordinasi Penanganan Covid-19 Provinsi Kalimantan Tengah, Gubernur Kalteng Sugianto Sabran mengungkapkan, saat ini Kota Palangkaraya disebut telah mencapai level 4 pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) karena lonjakan kasus terkonfirmasi dan kasus meninggal.
”Kami membutuhkan kerja sama semua masyarakat untuk menangani dan menghentikan penyebaran Covid-19. Salah satunya dengan protokol kesehatan,” kata Sugianto.