Stok Vaksin di Sulawesi Utara Mendekati Penghabisan
Stok vaksin Covid-19 di Sulut mendekati penghabisan, ditunjukkan oleh perlambatan vaksinasi secara signifikan selama sepekan terakhir. Belum ada kepastian kapan pasokan selanjutnya tiba di Manado.
Oleh
KRISTIAN OKA PRASETYADI
·4 menit baca
MANADO, KOMPAS — Stok vaksin Covid-19 di Sulawesi Utara tengah mendekati penghabisan, ditunjukkan oleh perlambatan vaksinasi secara signifikan selama sepekan terakhir. Hingga kini, Dinas Kesehatan Sulawesi Utara belum dapat memberi kepastian kapan pasokan vaksin akan tiba lagi dari Jakarta.
Pusat vaksinasi Covid-19 Pemprov Sulut di Graha Gubernuran, Manado, ditutup pada Rabu (28/7/2021). Mulai pekan ini, pusat vaksinasi yang biasanya melayani lebih dari 200 orang setiap hari itu hanya buka Senin, Selasa, dan Kamis. Pusat vaksinasi itu juga untuk sementara tak lagi melayani pemberian dosis pertama.
Alhasil, banyak warga yang sudah datang, tetapi pulang tanpa mendapatkan suntikan. Salah satunya adalah Merry (42), warga Kabupaten Minahasa Selatan yang selama beberapa hari terakhir tinggal di Manado untuk mencari kesempatan vaksinasi.
”Saya sudah cari ke tempat-tempat vaksinasi lain, seperti Manado Town Square, Polresta Manado juga, tetapi sudah tidak ada sama sekali. Padahal, rencananya saya mau ke luar daerah (dengan naik pesawat) dalam hitungan hari. Sepertinya malah tidak bisa berangkat,” ujar Merry.
Selama ini, Merry menunda-nunda vaksinasi karena tidak yakin ada vaksin Sinovac. Ia mengaku takut mendapat AstraZeneca karena mendengar kabar efek samping yang mungkin terjadi. Kini, persediaan Sinovac telah menipis, sedangkan AstraZeneca lebih banyak diberikan sebagai dosis kedua.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Sulut dr Steaven Dandel mengatakan, vaksinasi akan terus berlanjut, termasuk di Graha Gubernuran. ”Hanya saja, karena tidak ada vaksin untuk suntikan pertama, jadwalnya kami kurangi menjadi cuma tiga kali seminggu untuk dosis kedua saja,” katanya melalui pesan teks.
Hal ini sesuai dengan arahan Direktur Jenderal P2P Kementerian Kesehatan Maxi Rein Rondonuwu. Seiring dengan meningkatnya jumlah kasus harian secara tajam di Indonesia, Maxi mengarahkan agar pemerintah daerah memprioritaskan alokasi vaksin untuk pemberian dosis kedua kepada sasaran yang telah melalui masa interval vaksinasi.
Seiring dengan stok yang sudah semakin menipis, vaksinasi di Sulut pun melambat. Selama 21-27 Juli, rata-rata dosis pertama yang diberikan setiap hari hanya 2.907, menurun drastis dari 17.131 dosis per hari selama 8-14 Juli. Di Tomohon, bahkan hanya ada dua orang yang tercatat menerima dosis pertama pada Selasa (27/7).
Sebaliknya, pemberian dosis kedua meningkat menjadi 2.545 per hari dari 1.353 selama periode yang sama. Manado menjadi daerah yang memberikan dosis kedua paling banyak setiap hari, termasuk kepada 2.099 orang pada Selasa.
Menurut Steaven, keberlanjutan vaksinasi dosis pertama untuk menjangkau lebih banyak penerima pun masih harus menunggu pengiriman vaksin dari pemerintah pusat. Namun, ia tidak menjawab kapan dan berapa jumlah vaksin yang akan tiba selanjutnya. Permintaan Pemprov Sulut akan 300.000 dosis AstraZeneca dan 100.000 dosis Sinovac belum terwujud.
Pada saat yang sama, dikabarkan 44.000 dosis vaksin AstraZeneca sumbangan Pemerintah Jepang telah diterima Sulut. Namun, Steaven ataupun Kepala Seksi Surveilans dan Imunisasi Dinas Kesehatan Sulut Mery Pasorong tidak menjawab permintaan konfirmasi dari Kompas. Di keterangan resminya, Satuan Tugas Covid-19 Sulut pun telah menghilangkan informasi jumlah dosis vaksin yang telah diterima dari pemerintah pusat.
Hingga kini, 35,82 persen dari 2,08 juta orang target vaksinasi telah menerima dosis pertama, sedangkan capaian dosis kedua baru 8,67 persen. Manado menjadi daerah dengan vaksinasi tercepat, yaitu 80,3 persen dosis pertama dan 23,26 persen dosis kedua dari target 359.251 orang.
Wali Kota Manado Andrei Angouw mengatakan, ada sekitar 15.000 orang yang belum menerima dosis kedua yang telah melampaui masa intervalnya. Hal ini ia nilai berbahaya karena masyarakat tidak akan bisa mendapatkan kekebalan maksimal jika tidak menuntaskan vaksinasinya. Ia pun meminta semua komponen pemkot untuk mengimbau warga mendapatkan suntikan dosis kedua.
Terkait dengan vaksinasi dosis pertama yang melambat, Andrei mengatakan, pasokan memang sedang seret. ”Saya sudah tanya Kementerian Kesehatan, mereka jamin bulan Agustus (stok) sudah banyak lagi. Kalau sudah, kita pun harus maksimalkan. Vaksinasi adalah prioritas utama. Bagaimana ekonomi bisa jalan kalau kita masih dihantui pandemi?” katanya.
Saat ini, pusat-pusat vaksinasi di Manado pun berfokus untuk pemberian dosis kedua, seperti di Pangkalan Udara Sam Ratulangi (Lanudsri) Manado. Kepala Penerangan dan Perpustakaan Lanudsri Manado Mayor Michiko Moningkey mengatakan, mulai Selasa (27/7) hingga Rabu (4/8), suntikan vaksin dikhususkan untuk dosis kedua.
”Masyarakat bisa mendaftar dulu di website Vaksin Hebat Manado. Tetapi, tidak tertutup peluang bagi masyarakat untuk menerima vaksin dosis pertama,” ujar Michiko.