Satgas di Makassar Kewalahan Urus Jenazah Pasien Covid-19
Lonjakan kasus yang kian tinggi dan diiringi kasus kematian yang juga tinggi membuat Satgas Covid-19 Sulsel kewalahan. Pemkot Makassar dan pihak rumah sakit diminta mengantar sendiri jenazah ke pemakaman khusus Covid-19.
Oleh
Reny Sri Ayu
·2 menit baca
MAKASSAR, KOMPAS — Kasus Covid-19 yang terus meningkat di Sulawesi Selatan, terutama Kota Makassar, membuat satuan tugas yang mengurusi pemakaman kewalahan. Beberapa kasus menyebabkan jenazah terlambat dibawa ke pemakaman dan membusuk. Kini, pemerintah kota, terutama rumah sakit, diminta membawa sendiri jenazah ke pemakaman khusus Covid-19 dan selanjutnya pemakaman diurus satgas provinsi.
Kasus lambatnya pemakaman ini terjadi beberapa kali, di antaranya di RSUD Daya dan RS Stella Maris, Makassar. Jenazah yang sudah diurus pemulasaraannya baru dijemput 24 jam kemudian, bahkan lebih. Keluhan, di antaranya, disampaikan RSUD Daya kepada Wali Kota Makassar. Di RS Stella Maris, keluarga sempat bersitegang dengan pihak rumah sakit dan memaksa memakamkan sendiri jenazah akibat lamanya penjemputan.
”Informasinya, hanya ada satu tim yang mengurusi jenazah, sementara yang harus dimakamkan banyak. Saya menerima laporan soal lambatnya jenazah dijemput di RSUD Daya dan (RS) Stella Maris,” kata Wali Kota Makassar M Ramdhan Pomanto, Selasa (27/7/2021) malam.
Terkait soal ini, Koordinator Posko Satgas Covid-19 Sulsel Arman Bausat mengatakan, sebenarnya tim sudah melaksanakan tugas secara maksimal. Hanya, jumlah jenazah yang harus dijemput dan dimakamkan belakangan ini cukup banyak sehingga membuat petugas kewalahan.
”Hari Sabtu ada 21 kasus kematian. Satu jenazah itu butuh waktu sekitar dua jam. Lalu hari ini, kami mengurus sembilan kematian. Tim satgas Covid-19 provinsi kewalahan karena harus melayani tujuh rumah sakit milik Pemprov Sulsel, ditambah rumah sakit swasta yang ada di Makassar,” katanya.
Informasinya, hanya ada satu tim yang mengurusi jenazah, sementara yang harus dimakamkan banyak.
Arman mengatakan telah melakukan koordinasi langsung dengan Wali Kota Makassar agar pemkot membantu proses pemulasaraan jenazah pasien Covid-19. Hal ini disetujui dengan menyiapkan tiga ambulans jenazah. Ambulans ini untuk mengantar jenazah dari rumah sakit milik pemerintah kota dan jenazah warga Kota Makassar yang meninggal di rumah.
Maksimal
”Kami sudah melakukan semaksimal mungkin. Tapi, dengan meningkatnya kasus kematian belakangan ini, tentu butuh dukungan Pemkot Makassar. Apalagi sudah dikoordinasikan sebelumnya,” ujarnya.
Kasus Covid-19 di Sulsel memang terus naik sebulan terakhir. Beberapa waktu terakhir, jumlahnya bahkan berkisar 800-1.200 kasus per hari. Kondisi ini juga dibarengi dengan jumlah kematian yang tinggi, sekitar 20 kematian per hari.
Dengan hanya satu tim pengantaran jenazah, proses penjemputan di setiap rumah sakit memakan waktu. Waktu yang dihabiskan untuk menjemput dan mengantar jenazah ke pemakaman khusus Covid-19 adalah dua-tiga jam. Ini yang kemudian menyebabkan terjadi kasus beberapa jenazah lambat dijemput hingga mengeluarkan bau.