Ratusan Warga Balikpapan Terancam Telat Dapat Vaksin Dosis Kedua
Vaksin untuk Balikpapan rawan habis disuntikkan pada Selasa (27/7/2021), sesuai arahan pemerintah pusat. Akibatnya, ratusan warga terancam telat menerima dosis kedua karena jatah tambahan belum diketahui kapan dikirim.
Oleh
SUCIPTO
·2 menit baca
BALIKPAPAN, KOMPAS — Ratusan warga Kota Balikpapan, Kalimantan Timur, terancam terlambat mendapat vaksinasi dosis kedua karena jatah vaksin tambahan dari pemerintah pusat belum diketahui kapan tibanya. Hal itu membuat penanganan Covid-19 di ”Kota Minyak” ini rentan terhambat di tengah kasus yang masih tinggi.
Dalam kunjungan ke Kota Balikpapan pada 26-27 Juli, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy meninjau ketersediaan oksigen, beras, hingga vaksin. Khusus vaksinasi Covid-19, Dinas Kesehatan Kota Balikpapan mencatat, cakupan vaksinasi dosis pertama baru 21,85 persen. Adapun dosis kedua 10,81 persen.
Di gudang penyimpanan Dinkes Kota Balikpapan, hanya tersisa 910 dosis vaksin. Sebagian dosis itu mulanya akan disuntikkan untuk dosis kedua. Namun, Muhadjir meminta agar tak ada vaksin yang tertahan di gudang. Dia menyarankan, jatah tersebut segera disuntikkan ke warga untuk vaksin dosis pertama.
”Sehingga tidak ada vaksin yang ngendon di gudang. Nanti vaksin dosis kedua akan kita atur lagi. Yang jelas, yang ada untuk digunakan supaya sesuai perintah Pak Presiden agar tidak ada vaksin yang tertahan di masing masing gudang,” kata Muhadjir di Balikpapan, Selasa (27/7/2021).
Dengan demikian, jika vaksin tersebut disuntikkan kepada warga sesuai arahannya, jatah di Balikpapan habis. Muhadjir mengatakan, untuk kekurangannya, ia akan berkoordinasi dengan pemerintah pusat untuk segera mengirimkan jatah selanjutnya.
Arahan Muhadjir itu membuat Pemkot Balikpapan cemas. Sebab, menurut informasi yang didapat, tambahan vaksin baru akan tiba sekitar Agustus. Namun, belum diketahui waktu datangnya.
”Informasi yang kami terima, vaksin akan (dikirim) banyak di awal Agustus. Namun, masalahnya sampai akhir Agustus ini ada yang harus disuntikkan dosis dua,” kata Kepala Dinkes Kota Balikpapan Andi Sri Juliarty.
Jika itu terjadi, ratusan warga rawan terlambat menerima suntikan vaksin dosis kedua. Andi mengatakan, keterlambatan itu bisa berdampak kepada tidak optimalnya pembentukan antibodi di tubuh penerima vaksin. Untuk mengoptimalkannya, dibutuhkan vaksin tambahan atau booster.
Ketidakpastian kedatangan vaksin itu dikhawatirkan menghambat pengendalian Covid-19 di Balikpapan, wilayah dengan kasus tertinggi di Kaltim. Padahal, Balikpapan tengah melanjutkan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level 4 untuk kedua kalinya. Selain itu, rumah sakit juga terus penuh. Kondisi itu membuat puluhan warga meninggal saat menjalani isolasi mandiri.
Inisiator LaporCovid-19, Irma Hidayana, menekankan, penanganan pandemi Covid-19 harus berjalan beriringan, yakni testing, tracing, dan treatment (3T) disertai disiplin warga dan vaksinasi.
”3T tidak akan sukses apabila pembatasan sosial tidak ketat. Harus diikuti 3M (memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan), juga imunisasi untuk vaksin Covid-19,” kata Irma.