Pemeriksaan Masif di Sulut Masih Terkendala Kapasitas Laboratorium
Sulawesi Utara bertekad memenuhi target pengujian 4.413 sampel dalam sehari selama PPKM. Namun, upaya ini kerap terhambat oleh kapasitas laboratorium yang terbatas.
Oleh
KRISTIAN OKA PRASETYADI
·4 menit baca
KOMPAS/KRISTIAN OKA PRASETYADI
Petugas mengambil sampel usap warga untuk uji reaksi rantai polimerase (PCR) di Wanea, Manado, Sulawesi Utara, Selasa (27/7/2021).
MANADO, KOMPAS — Satuan Tugas Covid-19 di Sulawesi Utara bertekad memenuhi target pengujian 4.413 sampel dalam sehari selama pembatasan kegiatan masyarakat diberlakukan. Kendati demikian, upaya ini kerap terhambat oleh kapasitas laboratorium yang terbatas.
Di tingkat provinsi, Satgas Covid-19 Sulut berusaha meningkatkan cakupan tes melalui pendaftaran secara dalam jaringan. Warga yang merasakan gejala atau berkontak erat dengan penderita Covid-19 dapat mengikuti pengambilan sampel untuk tes reaksi rantai polimerase (PCR).
Pengambilan sampel dilakukan Senin-Jumat pukul 10.00-11.30 Wita di halaman gedung tak terpakai milik Pemprov Sulut di Wanea, Manado, sebagaimana tampak pada Selasa (27/7/2021). Sebagian besar peserta adalah mereka yang merasa berkontak erat dengan pasien Covid-19.
Namun, sebagian warga lebih memilih tes cepat antigen. Warga yang mendapatkan hasil positif pada tes antigen diminta langsung mengisolasi diri selama 14 hari tanpa didahului tes PCR. ”Nilainya sama (PCR dengan antigen). Kalau tidak percaya, silakan tes di laboratorium swasta untuk memastikan,” kata seorang petugas pelacakan kasus kepada peserta pemeriksaan.
KOMPAS/KRISTIAN OKA PRASETYADI
Halaman gedung tak terpakai milik Pemprov Sulawesi Utara di Wanea, Manado, digunakan sebagai lokasi pengambilan sampel untuk pemeriksaan Covid-19, Selasa (27/7/2021).
Selama masa pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM), Sulut ditargetkan menguji 4.413 sampel sehari, baik tes cepat antigen maupun PCR. Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Sulut dr Steaven Dandel mengatakan, target itu hampir tercapai.
”Kalau digabung dengan tes antigen dan PCR di laboratorium swasta, sehari kita sudah dapat (mencapai) 4.000 tes. Setiap hari laboratorium swasta menguji 2000-an sampel,” kata Steaven.
Pada Senin (26/7/2021), petugas 3T (tracing, testing, and treatment) di 15 kabupaten/kota di Sulut mengambil 2.407 sampel yang terdiri dari 1.424 sampel untuk uji PCR dan 983 sampel tes cepat antigen. Kendati demikian, jumlah sampel yang dikirim ke laboratorium di Sulut untuk uji PCR hanya 1.362, lebih sedikit dari total yang diambil.
Sepanjang 19-25 Juli, rata-rata satgas Covid-19 di Sulut mengambil 645 sampel setiap hari untuk uji PCR. Namun, dari jumlah tersebut, yang dikirim ke laboratorium hanya 448. Selama 12-18 Juli, sebanyak 924 sampel diambil setiap hari, tetapi hanya 707 di antaranya yang dikirim ke laboratorium untuk uji PCR.
Kompas
Infografik: Pencapaian pengetesan (tes harian) Covid-19 secara nasional.
Menurut Steaven, hal ini disebabkan laboratorium pemerintah tak mampu menguji semua sampel dalam sehari. Akibatnya, sebagian sampel yang diambil tertahan di kantor Dinas Kesehatan Sulut.
Ada empat laboratorium untuk uji PCR di Sulut, salah satunya Laboratorium Biomolekuler Universitas Sam Ratulangi. Laboratorium itu menanggung sebagian besar beban kerja pemeriksaan sampel.
Di Sulut, dua wilayah kini berstatus zona merah atau risiko tinggi, yaitu Manado dan Bitung. Manado kini diwajibkan menerapkan PPKM level 3, sedangkan Bitung wajib menerapkan PPKM level 4. Terdapat tiga daerah PPKM level 4, 10 wilayah PPKM level 3, dan dua wilayah PPKM level 2.
Kami tinggal melengkapinya dengan peralatan radiologi portable untuk memeriksa rongga dada pasien.
Di Bitung, Wali Kota Maurits Mantiri mengajak masyarakat untuk patuh dan tidak memperdebatkan PPKM level 4 selama dua pekan. Dengan 378 kasus aktif dari akumulasi 1.909 kasus Covid-19, Bitung kini dalam keadaan darurat karena Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bitung telah penuh dengan keterisian (BOR) 108,33 persen.
RSAL dr Wahyu Slamet, Bitung, pun telah penuh dengan BOR 110,71 persen. Pemkot pun mengambil langkah mengubah rumah susun sederhana sewa (rusunawa) di bilangan Sagerat menjadi RS darurat berkapasitas 96 orang.
”Sudah ada dokter ahli dan tenaga perawat. Kami tinggal melengkapinya dengan peralatan radiologi portable untuk memeriksa rongga dada pasien,” kata Maurits.
KOMPAS/KRISTIAN OKA PRASETYADI
Proses pengambilan sampel usap seorang warga di Wanea, Manado, Sulawesi Utara, Selasa (27/7/2021).
Maurits juga mengajak masyarakat untuk sebisa mungkin berdiam diri di rumah, tetapi tanpa menyimpan rasa takut. ”Hati yang gembira adalah obat. Kalau kita mampu menahan diri (tidak keluar rumah), saya jamin kita akan bisa melewati masa-masa sulit ini,” katanya dalam pidatonya yang disiarkan secara daring.
Sementara itu, Kepala Polda Sulut Inspektur Jenderal Nana Sudjana bertekad membantu program 3T dengan melatih 410 bintara remaja sebagai tenaga pelacak Covid-19. Sebanyak 200 personel dari kepolisian resor di 15 kota/kabupaten juga turut serta.
”Setelah mengikuti pelatihan, semua bintara remaja tersebut akan disebar ke daerah-daerah, terutama yang menerapkan PPKM level 3 ataupun level 4, dan akan ditempatkan hingga ke tingkat kecamatan atau polsek. Mereka akan berkoordinasi dengan dinas kesehatan, bhabinkamtibmas, dan babinsa setempat,” kata Nana.
Selama seminggu terakhir, Sulut ketambahan 2.211 kasus baru. Rata-rata penambahan kasus per hari mencapai 316, jauh dari 6 kasus per hari di awal Juni 2021. Adapun BOR ruang isolasi biasa mencapai 71,68 persen, sedangkan ruang isolasi perawatan intensif 44,44 persen.