Selepas Kudus dan Sekitarnya, Kini Solo Raya Jadi Perhatian di Jateng
Gubernur Jateng telah meminta para bupati/wali kota untuk meningkatkan tes dan pelacakan terkait dengan Covid-19. Ia juga meminta daerah kasusnya sudah menurun tidak euforia dan mesti waspada. Tes dan pelacakan digenjot.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·3 menit baca
SEMARANG, KOMPAS — Setelah melonjak pada Juni 2021, kasus positif Covid-19 di Kabupaten Kudus dan daerah sekitarnya, Jawa Tengah, cenderung menurun. Sebaliknya, sejumlah daerah di Solo Raya, seperti Kabupaten Klaten, Wonogiri, dan Kota Surakarta kini menjadi perhatian karena kasus masih relatif tinggi. Tes dan pelacakan pun digenjot.
Menurut data Covid-19 setiap kabupaten/kota, Senin (26/7/2021), delapan daerah dengan kasus aktif tertinggi di Jateng ialah Klaten (4.118 kasus), Surakarta (3.162, per 25 Juli), Purbalingga (2.827), Kabupaten Magelang (2.465, per 25 Juli), Wonosobo (2.272), Kabupaten Semarang (2.243), Boyolali (2.072), dan Cilacap (1.781 kasus).
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo di Kota Semarang, Senin, mengatakan, pihaknya telah meminta para bupati/wali kota meningkatkan tes dan pelacakan Covid-19. Ia juga meminta daerah yang kasusnya sudah menurun tidak dilanda euforia dan mesti tetap waspada. Terlebih, daerah yang kasusnya masih tinggi.
”Beberapa daerah sudah bagus, tetapi tadi Solo Raya mendapat perhatian khusus (saat rapat dengan pemerintah pusat). Hasil testing dan tracing terendah (di Jateng) ada di Wonogiri. Sempat ada masalah pada (ketersediaan) SDM, tetapi kini sudah bisa kembali bekerja. Mereka minta bantuan peralatan dan siap menggenjot. Maka, kami siapkan bantuan itu,” ujar Ganjar.
Dari obrolan dengan sejumlah kepala desa di beberapa kabupaten di Jateng, lanjut Ganjar, tes dan pelacakan kerap menjadi kendala karena banyak kontak enggan dites. Untuk itu, para tokoh agama dan masyarakat didorong ikut serta mengajak warga kontak erat Covid-19 mau dites demi memutus rantai penularan Covid-19.
Di tengah PPKM level 3 dan 4 yang kini diberlakukan, Ganjar mendorong daerah-daerah dalam satu kawasan aglomerasi menjalankan kebijakan yang selaras. ”Saya juga minta Bank Jateng agar cabang-cabang di area tertentu membina PKL dan pedagang. Sementara Satpol PP kami minta penertiban dengan penekanan pada (yang sifatnya) edukatif,” ujarnya.
Kepala Dinas Kesehatan Jateng Yulianto Prabowo menambahkan, secara keseluruhan, tingkat keterisian tempat tidur isolasi di Jateng 67 persen, sedangkan ruang perawatan intensif (ICU) sebesar 75 persen. Adapun rasio kepositifan (positivity rate) Jateng masih di atas 30 persen.
Dari angka tersebut, sejumlah daerah yang kasusnya sempat melonjak, seperti Kudus dan Demak, tingkat keterisian ruang isolasi RS kini sudah di bawah 60 persen. ”Namun, di Solo Raya, seperti Klaten, lebih tinggi dari daerah-daerah lainnya, yakni sekitar 80 persen. Di Klaten, Sragen, dan Karanganyar masih terjadi peningkatan (kasus),” ucapnya.
Menurut Yulianto, upaya tes, pelacakan, dan perawatan (3T) terus diperkuat. Begitu juga masyarakat agar memakai masker, mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, serta menjaga jarak (3M). Di sisi lain, vaksinasi terus dipacu. Dengan demikian, diharapkan kasus dapat ditekan, begitu juga terkait dengan kematian akibat Covid-19.
Modifikasi
Sementara itu, Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi, Senin, mengemukakan, per 25 Juli, tingkat keterisian ruang isolasi RS di Kota Semarang 56,2 persen, tetapi ICU masih 92 persen. Pada PPKM level 4 yang berlanjut hingga 2 Agustus 2021, pihaknya mengikuti arahan pemerintah pusat, dengan menerapkan instruksi Menteri Dalam Negeri.
”Teman-teman PKL, warung makan, pedagang, dan aktivitas lain di Kota Semarang boleh buka hingga pukul 20.00. Untuk makan di tempat, meski di instruksi Mendagri dibatasi tiga orang, di perwali (peraturan wali kota) kami sesuaikan menjadi 30 persen. Situasi di lapangan ini, kan, (pemda) boleh memodifikasi,” ucap Hendrar.
Menurut laman siagacorona.semarangkota.go.id, Senin (26/7/2021) sore, terdapat 77.161 kasus positif kumulatif di Kota Semarang, dengan rincian 1.602 dirawat/isolasi (kasus aktif), 69.981 sembuh, dan 5.578 meninggal. Dari 1,602 kasus aktif, 1.091 orang di antaranya warga Kota Semarang, sedangkan 511 orang merupakan warga luar kota.
Sementara pada laman corona.jatengprov.go.id, yang dimutakhirkan pada Senin (26/7/2021) pukul 16.00, terdapat 358.101 kasus positif Covid-19 kumulatif di Jateng. Sebanyak 36.147 orang dirawat/isolasi, 300.151 orang sembuh, dan 21.803 orang meninggal. Tercatat ada penambahan 4.021 kasus positif dalam 24 jam terakhir.