Harga Gabah di Malang Anjlok meski Belum Panen Raya
Harga gabah di Kabupaten Malang anjlok diduga akibat serapan dari pasar berkurang selama pandemi. Tengkulak yang biasanya berkeliling kini berkurang jumlahnya. Di Malang kini belum memasuki panen raya.
Oleh
DEFRI WERDIONO
·3 menit baca
MALANG, KOMPAS — Meski belum memasuki masa panen raya, harga gabah di tingkat petani di Kabupaten Malang, Jawa Timur, anjlok. Harga gabah kering panen hanya Rp 3.700-Rp 3.800 per kilogram, sedangkan harga gabah kering giling Rp 4.600-Rp 4.700 per kg.
Biasanya, harga gabah kering panen (GKP) masih di atas Rp 4.300 per kg, sedangkan harga gabah kering giling (GKG) di atas Rp 5.000 per kg. Harga gabah di Malang biasanya lebih tinggi dibandingkan dengan daerah lain di Jawa Timur. Adapun harga pembelian pemerintah (HPP) untuk GKP Rp 4.200 per kg dan GKG 5.200 per kg.
”Dibandingkan dengan musim tanam sebelumnya, harga jual gabah kali ini jatuh. Di sini hanya Rp 3.800 per kg. Padahal, dari sisi kualitas lebih bagus panen kali ini. Kondisi airnya cukup karena masih ada hujan,” ujar Ahmad (63), salah satu petani di Desa Karangduren, Kecamatan Pakisaji, saat ditemui, Senin (26/7/2021).
Dari pengamatan Kompas, tidak semua daerah di Kabupaten Malang panen. Di Kecamatan Pakisaji, misalnya, hanya Karangduren yang ada aktivitas panen. Desa lainnya sudah melangsungkan tanam dan sebagian wilayah ada yang masih menjelang panen.
Menurut Ahmad, tanda-tanda harga gabah murah bisa dilihat dari aktivitas tengkulak di persawahan. Jika tengkulak tidak tampak, bisa dipastikan harga gabah sedang rendah. Sebaliknya, jika banyak tengkulak datang, kondisi harga biasanya tinggi karena mereka bersaing untuk mendapatkan gabah dari petani.
”Sekarang tidak ada penebas (tengkulak) di sawah. Mungkin karena dampak pandemi. Mereka tidak punya uang. Di penggilingan padi, uang juga kabarnya mandek (uang tidak mengalir karena stok beras menumpuk),” katanya.
Adapun terkait kualitas, Ahmad menuturkan, pada musim panen sebelumnya dirinya bisa mendapatkan tujuh zak gabah (350 kg) dari lahan seluas 2.500 meter persegi. Itupun sebagian hasil panen rusak akibat cendawan dan pupuk yang terlambat, sedangkan saat ini gabah yang didapat hasilnya melebihi panen sebelumnya.
Pengurus Kontak Tani Nelayan Andalan Kabupaten Malang Ali Masjudi membenarkan soal rendahnya harga panen kali ini. Menurut Ali, dalam kondisi bukan panen raya, mestinya harga gabah bisa lebih tinggi. Sebaliknya, harga akan jatuh saat panen raya tiba.
Dari catatan Kompas setahun terakhir, harga gabah tinggi terjadi September-Oktober 2020. Saat itu, harga GKP mencapai Rp 5.100 per kg. Harga ini kemudian turun menjadi Rp 4.700-Rp 4.800 per kg pada musim panen November.
Dihubungi secara terpisah, Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan (DTPHP) Kabupaten Malang Budiar Anwar mengatakan, semula harga GKP di wilayahnya masih bertengger di angka Rp 4.600 per kg, tetapi kini turun menjadi Rp Rp 4.200-Rp 4.300 per kg.
”Sebabnya, selama pandemi banyak restoran dan pedagang makanan tutup sehingga serapan beras agak berkurang. Beda dengan kondisi normal,” ujarnya. Sebagai gambaran, luas tanam di Kabupaten Malang mencapai 70.000-73.000 ha per tahun dengan produktivitas rata-rata 7 ton per hektar (ha).
Sebabnya, selama pandemi banyak restoran dan pedagang makanan tutup sehingga serapan beras agak berkurang. Beda dengan kondisi normal.
Menurut Budiar, pihaknya sudah menyampaikan soal rendahnya harga gabah ke Badan Urusan Logistik (Bulog), tetapi stok beras di Bulog ternyata masih penuh. Harapannya, jika stok di Bulog bisa diarahkan untuk Bantuan Sosial, gabah dari petani akan bisa terserap oleh Bulog.
Secara umum, terkait produksi padi, Budiar mengatakan, pihaknya belum bisa memperkirakan seberapa banyak produksi tahun 2021 karena saat ini baru sampai Juli. Berdasarkan pengalaman pada 2019, ada 400.000 ton lebih GKP di Kabupaten Malang. Namun, jumlahnya turun menjadi 350.000 ton lebih pada 2020.
”Tahun 2020 produksi turun, salah satunya juga karena ada refokusing di pusat (soal bantuan benih untuk petani). Tahun ini, untuk padi dibantu (benih) Anggaran Pendapatan Belanja Negara seluas 10.000 hektar (ha) untuk semester pertama, nanti ada juga bantuan di semester dua,” katanya.