PPKM Berlanjut, Pemkot Cirebon Tetap Gencarkan Tes Covid-19
Pemkot Cirebon, Jabar, tidak akan mengurangi tes Covid-19 selama perpanjangan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level 4 hingga Senin (2/8/2021). Tes diharapkan menemukan lebih banyak kasus Covid-19.
Oleh
ABDULLAH FIKRI ASHRI
·3 menit baca
CIREBON, KOMPAS — Pemerintah Kota Cirebon, Jawa Barat, bakal memaksimalkan upaya deteksi penyebaran Covid-19 seiring perpanjangan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat atau PPKM level 4 hingga Senin (2/8/2021). Meski berisiko meningkatkan angka kasus, deteksi lewat tes dinilai krusial menekan penyebaran Covid-19.
Keputusan perpanjangan PPKM level 4 di Jawa-Bali pada 26 Juli-2 Agustus 2021 diumumkan secara resmi oleh Presiden Joko Widodo secara daring, Minggu (25/7/2021). Terdapat beberapa penyesuaian terkait aktivitas dan mobilitas masyarakat dengan pelaksanaan ekstra hati-hati.
Misalnya, pasar rakyat diizinkan buka seperti biasa dengan menerapkan protokol kesehatan dan pembatasan pengunjung 50 persen. Konsumen juga bisa makan di warung dan tempat makan maksimal 20 menit.
Sebelumnya, dalam PPKM level 4 di Kota Cirebon, pasar rakyat yang menjual kebutuhan sehari-hari diizinkan buka sampai pukul 20.00. Warung makan hingga restoran juga hanya boleh melayani pesan antar, bukan makan di tempat.
Terkait hal itu, Sekretaris Kota Cirebon Agus Mulyadi mengatakan, pengaturan teknis masih dibahas. Begitu pula dengan kelanjutan penutupan belasan ruas jalan protokol. Pihaknya juga masih menunggu instruksi Menteri Dalam Negeri terkait kebijakan tersebut.
”Besok (Senin, 26/7/2021), Pak Wali (Kota Nashrudin Azis) akan mengumumkan bagaimana teknisnya melalui surat edaran. Yang pasti, tindak lanjut kami, tes tidak akan berkurang,” ujarnya.
Menurut Agus, Kota Cirebon menjadi daerah dengan cakupan tes tertinggi di Jabar selama PPKM darurat. Bahkan, secara nasional, kota berpenduduk 340.000 jiwa itu termasuk dalam 11 daerah yang melebihi target tes selama 3-13 Juli. Target tes di Kota Cirebon mencapai 684 orang per hari.
”Kami tidak berani mengurangi tes. Tapi, akibat dari tes ini, kasus positif banyak ditemukan sehingga kami masuk level 4. Ini artinya, kami bekerja,” papar Agus. Menurut dia, semakin banyak tes, kian cepat kasus ditangani sehingga penyebaran Covid-19 bisa ditekan.
Apalagi, angka kepositifan (positivity rate) dalam beberapa pekan terakhir mencapai 80 persen. Artinya, di antara 10 orang yang dites, ada 8 orang berpotensi positif Covid-19. Angka ini jauh di atas target tingkat kepositifan, 10 persen.
”Secara bulanan, positivity rate kita sekitar 40 persen, fluktuatif naik dan turun. Semoga minggu depan bisa turun,” katanya. Agus memastikan logistik untuk tes Covid-19 aman sampai akhir tahun.
Pihaknya juga tengah berkoordinasi dengan rumah sakit agar menambah ruang isolasi. Dari 2.103 pasien Covid-19, hanya sekitar 600 orang yang diisolasi di RS. Selebihnya menjalani isolasi mandiri di rumah. Penambahan ruang isolasi dilakukan seiring merebaknya virus itu.
Selama monitoring (pemantauan), pelaku usaha dan pedagang kaki lima mematuhi prokes. (Edi Siswoyo)
Hingga Minggu, tercatat penambahan kasus harian terkonfirmasi positif Covid-19 sebanyak 151 orang. Dengan demikian, total kasus positif mencapai 10.501 orang. Sebanyak 398 orang di antaranya meninggal dan 8.000 orang sembuh.
Kepala Satpol PP Kota Cirebon Edi Siswoyo menambahkan, edukasi protokol kesehatan kepada masyarakat akan dioptimalkan selama perpanjangan PPKM level 4. ”Selama monitoring (pemantauan), pelaku usaha dan pedagang kaki lima mematuhi prokes. Kami juga tetap persuasif,” katanya.