Kasus Covid-19 di Bali Tinggi, Oksigen Rumah Sakit Diklaim Tersedia
Jumlah kasus Covid-19 di Bali masih tinggi. Kondisi itu berpengaruh pada kapasitas rumah sakit rujukan dan pemakaian oksigennya. Dinas Kesehatan Bali memastikan ketersediaan oksigen bagi rumah sakit di Bali.
Oleh
COKORDA YUDISTIRA M PUTRA
·2 menit baca
DENPASAR, KOMPAS — Lonjakan kasus Covid-19 memicu peningkatan kebutuhan oksigen di rumah sakit rujukan di Bali. Hal itu juga membuat keterisian tempat tidur di rumah sakit di Bali di atas 73,1 persen.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali Ketut Suarjaya mengatakan, lonjakan kasus baru berdampak pada kebutuhan oksigen, keterisian ruang perawatan, hingga obat. Namun, khusus oksigen, dia menyatakan, sejauh ini kebutuhannya masih bisa dipenuhi.
”Kebutuhan oksigen cair di Bali rata-rata 50 ton dalam sehari dan sekitar 6,9 ton oksigen tabung per hari,” kata Suarjaya yang dihubungi Kompas, Sabtu (24/7/2021). Pendistribusiannya dibantu pengawalan polisi.
Menurut Suarjaya, Pemprov Bali juga mendapatkan kiriman 58 oksigen konsentrator dari pemerintah pusat. Peralatan khusus memproduksi oksigen itu disiapkan untuk rumah sakit rujukan. Menurut dia, satu alat oksigen konsentrator itu dipakai satu pasien.
Kini, kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Bali meningkat signifikan. Pada 17 Juli 2021, jumlah kasus baru sebanyak 1.019 orang per hari. Setelah itu, penambahan kasus baru berfluktuasi. Sempat turun di bawah 900 orang per hari, kasusnya kembali tembus 1.000 kasus per hari pada Rabu, 21 Juli.
Akibatnya, tingkat keterisian tempat tidur (bed occupancy rate/BOR) di rumah sakit perawatan Covid-19 di Bali di atas 73,1 persen. Data Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Provinsi Bali menyebutkan, ada 1.057 kasus terkonfirmasi positif pada Sabtu.
Sementara itu, Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta meminta jajarannya mengaudit data kasus, kematian, dan kesiapan sarana rumah sakit terkait Covid-19. Dia juga meminta pasokan oksigen dan vitamin untuk tenaga medis juga dijamin.
Hal itu tidak dilepas dari tingginya kasus Covid-19 di Klungkung. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Klungkung Ni Made Adi Swapatni menyatakan, total kasus mencapai 2.152 kasus. Bahkan, hingga Sabtu, sebanyak 77 pasien masih dirawat di RSUD Klungkung. Selain itu, terdapat 34 tenaga medis terpapar Covid-19.
Sebelumnya, ahli virologi dari Universitas Udayana, Bali, I Gusti Ngurah Kade Mahardika, menyebutkan, Indonesia sedang mengalami fase puncak pandemi Covid-19 varian Delta. Ia menyatakan, kebijakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat menjadi startegi untuk mengendalikan penyebaran virus.
Mahardika, juga guru besar Universitas Udayana dan anggota Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, meminta pemerintah menambah fasilitas pelayanan kesehatan. Tujuannya, meminimalkan angka kematian akibat pandemi ini.