Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat membeli oksigen dari Malaysia. Selain itu, juga mendatangkan dari Batam, Kepulauan Riau. Hal tersebut dilakukan untuk memenuhi kebutuhan oksigen di Kalbar.
Oleh
EMANUEL EDI SAPUTRA
·2 menit baca
DINKES PROVINSI KALBAR
Pasokan oksigen yang tiba di RSUD Sultan Syarif Mohamad Alkadrie Pontianak, Kalimantan Barat, Minggu (4/7/2021).
PONTIANAK, KOMPAS — Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat terus berupaya memenuhi kebutuhan oksigen bagi pasien Covid-19. Upaya tersebut di antaranya membeli oksigen dari Malaysia. Oksigen juga ada yang didatangkan dari Batam, Kepulauan Riau.
Gubernur Kalimantan Barat Sutarmidji, Kamis (22/7/2021), menuturkan, oksigen yang dibeli dari Malaysia jika tidak ada halangan akan tiba Jumat (22/7/2021). Jumlahnya sekitar 6.000 tabung. Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalbar juga membeli oksigen dari Batam sekitar 2.800 tabung dan dijadwalkan tiba pada Jumat.
”Pada Kamis sore juga dijadwalkan ada oksigen sekitar 4.000 tabung yang datang dari Jakarta. Pada Kamis malam bisa segera didistribusikan ke daerah-daerah. Pada Kamis, Kabupaten Sambas sepertinya stok oksigen kosong. Namun, saya sudah meminta Kota Singkawang kirim oksigen ke Sambas,” ujarnya.
Sutarmidji menilai, permasalahan kekurangan oksigen karena ada persoalan manajemen di rumah sakit. Ada rumah sakit yang saat tabung oksigen habis baru memberi tahu bahwa kehabisan oksigen. Bagi rumah sakit yang menjaga hubungan dengan pemasok, maka pasokan oksigennya aman. Para bupati seharusnya mengantisipasi dengan mencari oksigen.
KOMPAS/EMANUEL EDI SAPUTRA
Gubernur Kalimantan Barat Sutarmidji meninjau vaksinasi massal di GOR Perbasi Kalbar, Senin (21/6/2021).
”Kalbar per hari memerlukan sekitar 3.000 tabung oksigen. Sementara dari lima distributor di Kalbar, yang aktif hanya dua,” ungkapnya.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Kalbar Harisson menuturkan, meningkatnya pasien Covid-19 yang dirawat juga meningkatkan kebutuhan terhadap oksigen. Sementara pasokan oksigen ke Kalbar sama seperti periode-periode sebelumnya dan masih mengandalkan pasokan oksigen dari Jawa.
Saat ini di Jawa mengalami peningkatan pasien Covid-19. Hal tersebut menyebabkan kebutuhan oksigen di Jawa dan Sumatera meningkat beberapa kali lipat. Padahal, suplai tidak bertambah. Hal inilah yang menyebabkan kelangkaan oksigen.
Harisson juga mengingatkan, rumah sakit di Kalbar jangan menolak pasien Covid-19 karena kekurangan oksigen. Harisson menuturkan, perawatan pasien Covid-19 salah satunya dengan pemberian oksigen. Namun, banyak terapi lain yang juga harus diberikan, misalnya obat-obatan antivirus, obat untuk komorbid bagi pasien yang memiliki komorbid, makanan bernutrisi, dan terapi-terapi lain.
”Jadi, jika rumah sakit sedang kekurangan oksigen tidak boleh menolak merawat pasien Covid-19. Apabila masih tersedia tempat tidur untuk merawat pasien Covid-19, tetapi rumah sakit menolak pasien Covid-19 karena alasan tidak ada oksigen, itu tidak boleh,” ujarnya.