Operasi Pencarian Korban Kapal Tenggelam di Kalimantan Barat Diperpanjang
Pencarian korban 18 kapal yang tenggelam di perairan Kalimantan Barat diperpanjang selama tiga hari dari Rabu (21/7/2021) hingga Jumat (23/7/2021). Tim SAR mengoptimalkan waktu tersebut untuk mencari korban.
Oleh
EMANUEL EDI SAPUTRA
·3 menit baca
PONTIANAK, KOMPAS — Pencarian korban 18 kapal yang tenggelam di perairan Kalimantan Barat diperpanjang dari Rabu (21/7/2021) hingga Jumat (23/7/2021). Perpanjangan operasi tersebut akan dipergunakan seoptimal mungkin untuk mencari 31 korban yang belum ditemukan.
Sebelumnya, pada Selasa (13/7/2021) malam, wilayah Kalbar dilanda cuaca ekstrem dengan curah hujan sangat tinggi. Kecepatan angin hingga 30 knot. Ketinggian gelombang bisa mencapai 4 meter, bahkan bisa lebih pada kondisi riil di lapangan.
Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Pontianak sejak tanggal 11 Juli tidak mengeluarkan izin berlayar. Namun, kapal-kapal ikan sudah berada di laut sejak lama. Menurut informasi yang didapat Badan Pencarian dan Pertolongan Nasional (Basarnas) Pontianak, kapal-kapal nelayan sudah berusaha berlindung dengan mencoba menepi.
Namun, karena cuaca yang ekstrem, ombak dan angin hingga ke tepi sehingga banyak kapal bertumbangan. Terdapat 18 kapal yang mengalami kecelakaan di daerah perairan Kalbar, yakni di daerah Jungkat, Pemangkat, Muara Kubu, hingga Paloh.
Kepala Basarnas Pontianak Yopi Haryadi, Rabu (21/7/2021), menuturkan, operasi diperpanjang tiga hari atas pertimbangan pemerintah daerah yang mengabulkan permohonan warga agar memperpanjang operasi pencarian. Selain itu, korban yang belum ditemukan masih 31 orang.
Pertimbangan lainnya, pada operasi hari ketujuh (Selasa), tim masih menemukan korban. Jadi, masih ada tanda-tanda tim SAR dapat menemukan korban kembali. Oleh karena itu, berdasarkan hasil analisis tim, operasi pencarian diperpanjang tiga hari dari Rabu hingga Jumat.
”Selama perpanjangan operasi SAR, Rabu hingga Jumat, akan dioptimalkan untuk mencari korban, baik melalui operasi udara maupun laut. Cuaca sejauh ini kondusif. Ombak dan angin tidak terlampau kencang,” ungkapnya.
Pada Rabu pagi, tim SAR gabungan kembali menemukan dua korban. Korban ditemukan pada Selasa (20/7/2021). Namun, belum dipastikan korban yang ditemukan tersebut berasal dari kapal mana. Tim disaster victim identification (DVI) yang akan melaksanakan identifikasi.
Dengan ditemukannya dua korban tersebut, maka korban yang masih dalam pencarian kini tersisa 31 orang. Berdasarkan data SAR Pontianak hingga Rabu pagi, total yang sudah ditemukan 83 orang dalam kondisi selamat dan 24 orang dalam kondisi meninggal.
Pada Rabu ini dilakukan pencarian melalui udara dengan pesawat CN-235, patroli maritim TNI AL, serta pesawat ATR milik Kementerian Kelautan dan Perikanan yang langsung diterbangkan dari Jakarta menuju daerah pencarian di perairan Natuna.
”Jadi, hari ini (Rabu) ada dua pesawat yang diterbangkan. Untuk luas areanya hingga ke Kepulauan Riau, termasuk di daerah barat sekitar Pulau Tambelan sampai di utara masuk ke Natuna. Mudah-mudahan dengan perpanjangan waktu tiga hari ini dapat menghasilkan upaya optimal selain pencarian lewat laut,” ujarnya.
Jahrudin, Kapten KN SAR Laksamana, menuturkan, di tengah perjalanan, pihaknya menemukan satu korban. Setelah itu dilakukan evakuasi. Beberapa menit kemudian, pihaknya mendapatkan informasi dari KRI Celurit bahwa mereka menemukan satu korban.
Tim KRI Celurit memberikan informasi kepada KN SAR Laksamana. Tim KN SAR Laksamana pun menuju ke posisi yang diberikan oleh KRI Celurit. ”Proses evakuasi pun dilakukan,” ungkapnya.
Setelah dua korban dievakuasi ke KN SAR Laksamana, tim KN SAR Laksamana melanjutkan perjalanan menuju titik koordinat awal yang telah diberikan posko untuk mencari korban lain. Setelah berada di koordinat awal, hasilnya nihil. Kemudian, tim tersebut mencoba penyisiran ke arah utara, tetapi hasilnya nihil pula.
Karena sudah mulai malam, tim KN SAR Laksamana memutuskan kembali ke Pontianak untuk membawa dua korban yang telah dievakuasi. Pada Rabu pagi, dua korban pun dibawa ke Pontianak.