Situasi pandemi Covid-19 di Jawa Timur masih memprihatinkan karena penambahan kasus harian tetap tinggi meski memperlihatkan tren menurun sepekan terakhir. Penurunan menjadi dasar untuk pelonggaran PPKM.
Oleh
AMBROSIUS HARTO
·3 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Jawa Timur turut memperpanjang pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat sampai dengan Minggu (25/7/2021). Namun, PPKM bisa dilonggarkan apabila pandemi Covid-19 (Coronavirus disease 2019) menurun.
”Segera diterbitkan surat keputusan (Gubernur Jatim). Saya usahakan malam ini,” kata Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa di Surabaya, Rabu (21/7/2021).
Pemerintah pusat mengizinkan pelonggaran pelaksanaan PPKM darurat atau saat ini menjadi PPKM level 3-4 sesuai dengan situasi pandemi Covid-19 kabupaten/kota. Di Jatim, ada 12 kabupaten/kota kategori level 4, sementra 26 daerah lainnya level 3. Meski ada perbedaan level, pada prinsipnya PPKM berjalan setara.
Sepekan terakhir, menurut laman resmi http://www.infocovid19.jatimprov.go.id/, situasi pandemi Covid-19 menurun. Penambahan kasus harian berturut-turut sampai yang terkini ialah 8.230 kasus, 7.832 kasus, 6.920 kasus, 5.726 kasus, 4.424 kasus, 5.654 kasus, dan 3.856 kasus. Ada situasi kasus sempat naik pada Selasa, tetapi kemudian turun lebih tajam. Data ini memang memperlihatkan situasi pandemi Covid-19 menurun.
Namun, penambahan 3.856 kasus dalam sehari pada prinsipnya belum memperlihatkan situasi melandai. Lonjakan kasus di Jatim mulai terjadi sejak Juni diduga karena serangan mutasi Alpha, Beta, dan Delta yang menular lebih cepat dan memperburuk kondisi kesehatan pasien Covid-19.
Sebelumnya, penambahan kasus harian tinggi jika melewati 1.500 kasus. Hal itu terjadi pada Januari. Situasi melandai dengan catatan penambahan kasus harian tidak melampaui angka 500 dan hal itu terjadi dalam kurun Februari-Mei.
Dilihat dari risiko penularan, pada prinsipnya situasi pandemi Covid-19 memburuk. Rabu ini, 35 kabupaten/kota terkategori zona merah atau risiko tinggi penularan. Zona oranye atau risiko sedang hanya Sampang, Pamekasan, dan Sumenep di Pulau Madura.
Senin lalu, zona merah mencakup 20 kabupaten/kota. Artinya, situasi memburuk dengan penambahan 15 kabupaten/kota berubah dari zona oranye ke zona merah, termasuk Surabaya, ibu kota Jatim.
Meski penambahan kasus masih tinggi, situasi yang ”dianggap” menurun akhirnya memenuhi syarat untuk melonggarkan PPKM. Pelonggaran itu, antara lain, pasar tradisional selain yang menjual kebutuhan pokok harian diizinkan beroperasi sampai pukul 15.00 dengan kapasitas pengunjung maksimal 50 persen.
Pedagang kaki lima, pengasong, toko, warung, agen voucer, pangkas rambut, laundry, bengkel, cuci kendaraan, dan usaha mikro kecil menengah lainnya diizinkan beroperasi sampai pukul 21.00 dengan pengaturan oleh kabupaten/kota.
Secara terpisah, Kepala Kepolisian Daerah Jawa Timur Inspektur Jenderal Nico Afinta mengatakan, pelaksanaan PPKM darurat dilakukan bersamaan dengan Operasi Kontinjensi Aman Nusa II Semeru kurun 3 Juli-2 Agustus 2021. Kegiatan ini berprinsip sama dengan PPKM darurat untuk menurunkan situasi pandemi Covid-19.
Nico mengatakan, meski ada perpanjangan PPKM dan pelonggaran, petugas Polri masih mempertahankan pengetatan mobilitas. Di Surabaya, misalnya, Jalan Ahmad Yani ditutup mulai dari Bundaran Waru di perbatasan Surabaya-Sidoarjo. Sejumlah ruas utama juga ditutup, yakni Jalan Raya Darmo, Jalan Tunjungan, Jalan Gubernur Suryo, dan Jalan Pemuda.
Penyekatan mobilitas juga ditempuh di perbatasan Jatim-Jateng, penutupan sebagian gerbang tol Trans-Jawa di Jatim, dan pelabuhan tujuan Bali. Situasi serupa masih ditempuh di perbatasan antardaerah di Jatim. Bagi warga yang beperjalanan antardaerah perlu melengkapi diri dengan surat registrasi tanda pekerja dan hasil negatif dari tes cepat antigen atau tes usap PCR.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menyatakan terus mendorong pengetesan, pelacakan, dan penanganan (testing, tracing, treatment atau 3T) agar lebih massif. Tujuannya, mendapatkan sebanyak-banyaknya kasus seseorang terjangkit atau positif Covid-19 yang tersembunyi.
Di satu sisi, terlalu banyaknya kasus yang akan ditemukan akan berdampak pada penanganan. Namun, jika semua kasus sudah terungkap, bisa diyakini situasi berangsur-angsur menurun dan melandai. Untuk lebih menggencarkan 3T, lanjut Eri, semua aparatur bertanggung jawab menyukseskan kegiatan tersebut.
”Layanan puskesmas dimaksimalkan 24 jam untuk mempercepat penanganan pandemi. Selain itu, semua aparatur dioptimalkan juga untuk program vaksinasi Covid-19,” kata Eri. Semakin banyak warga Surabaya yang divaksin, harapan pembentukan kekebalan kelompok (herd immunity) akan lebih cepat tercapai. Kekebalan kelompok amat diharapkan untuk penanganan situasi pandemi Covid-19 agar melandai.
Layanan puskesmas dimaksimalkan 24 jam untuk mempercepat penanganan pandemi.
Berdasarkan laman resmi https://vaksin.kemkes.go.id/, di Surabaya sampai dengan Rabu ini, warga yang telah menerima vaksin dosis pertama 1.394.164 jiwa. Selain itu, 727.737 jiwa telah mendapat vaksin lengkap atau dosis pertama dan kedua. Jumlah total 2,121 juta jiwa yang telah vaksin itu setara 71,4 persen dari populasi 2,97 juta jiwa.