Bantuan Pangan untuk Warga Isolasi Mandiri di Magelang Memanfaatkan Dana CSR
Pemerintah Kota Magelang akan melanjutkan program pemberian bantuan pangan bagi warga yang menjalani isolasi mandiri selama pelaksanaan PPKM darurat. Karena alokasi dana APBD sudah habis, akan dipakai dana CSR.
Oleh
REGINA RUKMORINI
·3 menit baca
MAGELANG, KOMPAS — Selama pelaksanaan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat darurat, 3-20 Juli 2021, lebih dari 700 paket bantuan pangan telah disalurkan kepada warga yang menjalani isolasi mandiri di rumah di Kota Magelang, Jawa Tengah. Olah karena keterbatasan anggaran, bantuan tersebut akan tetap disalurkan dengan memanfaatkan dana tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) pihak swasta.
Kepala Dinas Sosial Sosial Kota Magelang Wulandari Wahyuningsih mengatakan, karena anggaran untuk pengadaan bantuan warga yang menjalani isolasi di masa PPKM darurat telah habis, pihaknya berupaya memenuhi kebutuhan masyarakat dengan mencari sumber dana lain. ”Kami akan berupaya mencari dukungan dari dana atau bantuan CSR,” ujarnya, Selasa (20/7/2021).
Sebelumnya, Wulandari mengatakan, pengadaan bahan pangan untuk warga yang menjalani isolasi mandiri dilakukan dengan menggunakan dana dari bantuan tak terduga APBD Kota Magelang, sebesar Rp 75 juta.
Adapun satu paket bantuan yang diberikan terdiri dari 5 kilogram (kg) beras, 10 bungkus mi instan, 1 botol kecap, 0,5 kg telur, dan 0,5 kg minyak goreng.
Tidak hanya kepada warga yang menderita Covid-19, paket bantuan tersebut juga diberikan kepada setiap anggota keluarga yang tinggal satu rumah dengan penderita. ”Setiap anggota keluarga tetap kami beri bantuan karena biasanya mereka menjadi kontak erat dan turut serta diminta untuk melakukan isolasi mandiri,” ujarnya.
Penyaluran bantuan pangan tersebut dilakukan dengan mengacu pada permintaan dari RT, RW, ataupun kelurahan. Permintaan tersebut diajukan dengan mempertimbangkan kondisi pasien Covid-18 dan keluarganya, yang dinilai berasal dari keluarga tidak mampu.
Di tengah pandemi ini, Wulandari mengatakan, pihaknya sangat terbuka menerima permintaan bantuan karena memahami kondisi perekonomian banyak orang sedang terguncang.
”Kami paham permintaan bantuan mungkin masih akan banyak diajukan karena situasi pandemi juga bisa menyebabkan warga yang semula dari kelompok mampu berubah menjadi warga tidak mampu,” ujarnya.
Di luar warga yang menjalani isolasi mandiri, bantuan pangan juga akan diberikan kepada kelompok warga miskin. Survei dan pendataan warga miskin dilakukan oleh kader dari dinas sosial di kelurahan. Adapun jumlah bantuan yang diberikan berbeda satu keluarga dengan yang lain, menyesuaikan kebutuhan dan kondisi masing-masing.
Sementara itu, Pemerintah Kabupaten Temanggung sudah mengalokasikan dana bantuan pangan untuk pasien Covid-19 sebesar Rp 2 juta per kelurahan. Namun, dengan melihat perkembangan kasus Covid-19 yang terus meningkat, alokasi dana tersebut direncanakan akan segera ditambah. ”Tambahan dana untuk warga yang melakukan isolasi mandiri akan kami bahas dan diharapkan nantinya bisa dialokasikan dalam APBD Perubahan,” ujar Sekretaris Daerah Temanggung Hary Agung Prabowo.
Pada Sabtu (17/7/2021), jumlah warga Kabupaten Temanggung yang terkonfirmasi positif Covid-19 dan masih menjalani perawatan terdata sebanyak 890 orang. Dari jumlah tersebut, sebanyak 518 orang menjalani isolasi mandiri di rumah karena tidak bergejala atau hanya bergejala ringan. Adapun 272 pasien positif Covid-19 lainnya menjalani perawatan di rumah sakit.