Vaksin Tersisa di Sumsel Akan Dihabiskan untuk Penyuntikan Dosis Pertama
Sekitar 100.000 dosis vaksin yang tersisa di Sumatera Selatan akan dihabiskan untuk penyuntikan dosis pertama. Hal ini untuk mengejar target cakupan vaksinasi yang saat ini baru sekitar 13 persen.
Oleh
RHAMA PURNA JATI
·3 menit baca
PALEMBANG, KOMPAS — Sekitar 100.000 dosis vaksin yang tersisa di Sumatera Selatan akan dihabiskan untuk penyuntikan dosis pertama. Hal ini diterapkan untuk mengejar cakupan vaksinasi di provinsi ini yang masih rendah, sekitar 13 persen. Selain itu, dalam waktu dekat, Sumsel juga akan mendapatkan jatah vaksin sebanyak 117.900 dosis.
Hal ini disampaikan Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru, Senin (19/7/2021). Dia menuturkan, mengingat cakupan vaksinasi yang masih rendah, dirinya memutuskan untuk terus mendorong pelaksanaan vaksinasi. Oleh karena itu, ujar Herman, dirinya akan menginstruksikan kepada seluruh jajaran fasilitas pelayanan kesehatan agar menghabiskan vaksin yang tersisa untuk penyuntikan dosis pertama.
Dalam waktu dekat, Kementerian Kesehatan akan menyalurkan kembali 117.900 dosis ke Sumsel. ”Dari hasil konsolidasi, Sumsel akan mendapat 67.900 dosis di tahap pertama, kemudian akan ada tambahan 50.000 dosis lagi,” ucapnya.
Penyuntikan tahap pertama dikebut untuk mengejar cakupan vaksinasi di Sumsel yang masih rendah. Untuk dosis pertama sekitar 13 persen, sedangkan untuk dosis kedua baru 5 persen dari total sasaran vaksinasi 5,4 juta warga Sumsel.
Herman berharap, untuk selanjutnya, vaksin disalurkan secara proporsional. ”Jangan sampai ada daerah yang mendapat pasokan vaksin minim. Paling tidak vaksin yang dikirim sesuai kemampuan,” ucap Herman. Sampai saat ini, kemampuan vaksinasi di Sumsel sekitar 77.800 dosis per hari. Adapun rata-rata vaksin yang diterima Sumsel setiap bulan hanya sekitar 360.000 dosis vaksin.
Kondisi ini berlawanan dengan perintah Presiden Joko Widodo untuk menghabiskan seluruh vaksin yang dikirimkan. ”Semua vaksin sudah kami habiskan, tetapi sekarang kami kehabisan vaksin,” ujar Herman.
Kepala Dinas Kesehatan Sumatera Selatan Lesty Nurainy menuturkan, awalnya 100.000 dosis vaksin itu akan digunakan untuk penyuntikan dosis kedua. ”Jika ada sisa, baru digunakan untuk dosis pertama. Kemungkinan dosis tersebut dapat dihabiskan dalam waktu sekitar satu minggu,” ucapnya.
Sampai saat ini, ujar Lesty, pihaknya masih menunggu kiriman vaksin dari Kementerian Kesehatan yang biasanya akan dikirimkan setiap pekan. ”Ketika vaksin datang, akan langsung diserap dengan disalurkan ke kabupaten/kota,” ucapnya.
Dengan mekanisme yang sudah dirancang ini, diharapkan pada awal 2022, Sumsel sudah mencapai kekebalan komunal (herd immunity). Lesty menjelaskan, untuk saat ini tidak ada lagi segmentasi penyaluran vaksin. Semua yang menjadi sasaran vaksinasi sudah bisa menerima vaksin. Hanya ketersediaan vaksinasi tidak sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan mengingat antusiasme masyarakat Sumsel untuk vaksinasi cukup tinggi.
Kapolda Sumsel Inspektur Jenderal Eko Indra Heri mengatakan, pihaknya akan mendukung upaya pemerintah mempercepat vaksinasi. Beberapa sentra vaksinasi sudah dibangun di semua polres di Sumsel untuk melancarkan program ini. Selain itu, di lingkup polsek, aparat juga mengajak warga untuk ikut vaksinasi. ”Langkah ini dilakukan agar target kekebalan komunal bisa cepat tercapai,” ujarnya.