Kesulitan Akses, Banjarnegara Geser Oksigen Puskesmas ke Rumah Sakit
Masalah keterbatasan pasokan oksigen selama ini memang terjadi di beberapa rumah sakit di Jateng. Ada sejumlah RS yang tetap mampu memenuhi kebutuhan, tetapi ada juga yang kesulitan mendapat kepastian dari distributor.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·4 menit baca
BANJARNEGARA, KOMPAS — Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, memerlukan jaminan pasokan oksigen untuk empat rumah sakit yang menjadi rujukan pasien Covid-19 di daerah itu. Kendati telah menghubungi para distributor, pasokan belum memenuhi kebutuhan. Terkait hal ini, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo menyebut ketersediaan oksigen telah menjadi isu nasional.
Kondisi itu diungkapkan Kepala Dinas Kesehatan Banjarnegara Latifa Hesti Purwaningtyas pada ”Rembug Online Covid-19” antara Gubernur Jateng dan para kepala desa di Banjarnegara, Senin (19/7/2021). Ia berharap ada perhatian terkait jaminan ketersediaan oksigen karena berkaitan dengan kondisi pasien, terutama di ruang perawatan intensif (ICU).
”Masalah di kami adalah oksigen pada teman-teman di rumah sakit. Setiap hari kami menghubungi distributor, dengan jatah minimal, tetapi tidak datang. Pangapunten (minta maaf), oksigen tabung puskesmas kami geser ke rumah sakit karena kami membantu yang betul-betul memerlukan. Kasihan pasien, terutama yang di ICU. Kami sudah hubungi semua distributor, tetapi semua angkat tangan,” ujar Latifa.
Menanggapi permintaan itu, Ganjar Pranowo yang mengikuti acara itu dari Kota Semarang mengatakan akan mengurus masalah tersebut. ”Oksigen biar kami urus karena ini masalahnya nasional,” katanya.
Pekan lalu, dalam rapat koordinasi terkait ketersediaan oksigen medis di Jateng, Ganjar menuturkan, upaya pemenuhan kebutuhan oksigen terus diupayakan. Alternatif yang ditempuh ialah perbaikan distribusi ke rumah sakit, konversi oksigen industri ke kesehatan, penghematan oksigen oleh rumah sakit, instalasi generator oksigen, dan penggabungan perusahaan pemasok oksigen.
”Kami mencoba meminta melalui pemerintah pusat supaya dikonversi. Konversi dari industri ke kesehatan agar (kekurangan) bisa dipenuhi,” ujar Ganjar.
Masalah lainnya adalah teknis pengiriman karena isotank (tangki besar) sering tidak bisa masuk ke rumah sakit. ”(Transporter) yang gede-gede ini tidak mungkin karena rata-rata rumah sakitnya tidak menyiapkan (jalan masuk) yang lebih lebar. (Kalau terkendala pagar atau gapura) dirobohkan saja gapuranya karena sudah darurat,” ujarnya.
Keterbatasan pasokan oksigen belakangan ini memang menjadi masalah di sejumlah rumah sakit di Jateng menyusul lonjakan kasus Covid-19. Beberapa rumah sakit mampu mengatasinya dengan menjalin kerja sama dengan lebih dari satu vendor, seperti di RSUD KRMT Wongsonegoro, Semarang. Namun, ada juga rumah sakit atau daerah yang kesulitan mengakses.
Sebelumnya, Ronny Roekmito dari Tim Ahli Covid-19 Pemerintah Kabupaten Klaten menjelaskan, tingginya angka kematian pasien beberapa hari terakhir disebabkan minimnya pasokan oksigen, khususnya yang mengantre di ruang gawat darurat dan menjalani isolasi mandiri. Terlebih, banyak pasien isolasi mandiri yang belakangan baru diketahui mengalami penurunan saturasi oksigen. (Kompas.id, 13 Juli 2021)
”Yang isolasi mandiri ini mereka tidak tahu (bahwa sedang mengalami penurunan saturasi oksigen). Begitu anjlok, baru dicarikan oksigen atau dibawa ke rumah sakit. Jadi, datang ke rumah sakit dengan kondisi sudah tidak baik,” kata Ronny, Selasa (13/7/2021).
Rembuk daring
Pada Senin, untuk pertama kalinya digelar rembuk daring antara Gubernur Jateng dan para kepala desa di provinsi itu. Pada edisi pertama, Ganjar berdialog dengan 244 kepala desa/lurah dari Banjarnegara. Nantinya, kegiatan yang sama juga akan dilakukan bersama kepala desa/lurah dari kabupaten lain.
Kepala Desa Bawang, Kecamatan Bawang, Galih Purwandaru menuturkan, saat ini pihaknya benar-benar mengupayakan cara-cara persuasif kepada masyarakat terkait pemahaman risiko Covid-19. Pasalnya, cara tersebut akan lebih diterima masyarakat yang sudah jenuh dengan situasi pandemi Covid-19.
”Dengan cara seperti itu, masyarakat akan lebih terayomi. Di samping itu, kami juga bekerja sama dengan perusahaan serta pemangku kepentingan setempat untuk melakukan pencegahan bersama-sama. Penekanannya adalah dengan turun langsung ke masyarakat,” kata Galih.
Sementara itu, Kepala Desa Gripit, Kecamatan Banjarmangu, Sugeng menuturkan, pihaknya tidak berani terlalu keras dalam penindakan terkait dengan pelanggaran protokol kesehatan. Karena itu, sesuai dengan anjuran Bupati Banjarnegara, pihaknya mengedepankan cara-cara persuasif kepada masyarakat dalam pencegahan penularan Covid-19.
Ganjar juga sepakat bahwa metode persuasif ialah cara yang paling baik untuk diterapkan pada masyarakat saat ini. ”Namun, saya usul, bisa enggak, ada petugas khusus di pasar yang tugasnya mengingatkan orang, minimal pakai masker. Kalau pakai masker semua di pasar, insya Allah aman,” ucapnya.
Menurut data corona.banjarnegarakab.go.id, yang dimutakhirkan Minggu (18/7/2021) pukul 23.00, terdapat 7.005 kasus positif Covid-19 kumulatif, dengan rincian 915 orang dirawat, 5.605 orang sembuh, dan 485 orang meninggal.
Sementara itu, pada laman corona.jatengprov.go.id, yang dimutakhirkan pada Senin (19/7/2021) pukul 16.00, terdapat 325.805 kasus positif Covid-19 kumulatif di Jateng. Sebanyak 34.143 orang dirawat/isolasi, 271.884 orang sembuh, dan 19.778 orang meninggal. Tercatat ada penambahan 4.042 kasus positif dalam 24 jam terakhir.