Delapan dari 10 Orang yang Dites di Kota Cirebon Positif Covid-19
Angka kepositifan (”positivity rate”) di Kota Cirebon, Jawa Barat, dalam sepekan terakhir mencapai sekitar 79 persen. Artinya, di antara 10 orang yang dites, ada 8 orang berpotensi positif Covid-19.
Oleh
ABDULLAH FIKRI ASHRI
·2 menit baca
CIREBON, KOMPAS — Sedikitnya delapan dari 10 orang yang menjalani tes Covid-19 di Kota Cirebon, Jawa Barat, terdeteksi terpapar virus korona jenis baru. Kondisi ini menunjukkan penyebaran virus itu belum terkendali di Cirebon.
Sekretaris Daerah Kota Cirebon Agus Mulyadi mengatakan, angka kepositifan (positivity rate) di daerahnya dalam sepekan terakhir mencapai 79,57 persen. ”Artinya, di antara 10 orang yang dites, ada 8 orang berpotensi positif Covid-19,” katanya, Senin (19/7/2021).
Kondisi itu disampaikan Agus saat menerima audiensi Aliansi Masyarakat Cirebon Melawan di Gedung Sekretariat Daerah Cirebon. Pertemuan yang disiarkan secara langsung via media sosial Humas Pemkot Cirebon itu membahas protes mahasiswa terkait pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat.
Tes Covid-19 merupakan salah satu langkah pemerintah untuk mendeteksi penyebaran virus korona baru di masyarakat. Tingginya angka positif itu, lanjutnya, merupakan konsekuensi dari tes yang masif. Setiap hari, pihaknya mengetes hingga 800 orang. Ini melebihi target tes 684 orang per hari.
Cirebon termasuk dalam 11 daerah yang melebihi target tes dalam PPKM darurat. Selain Cirebon, terdapat Jakarta Pusat, Kepulauan Seribu, Jakarta Selatan, Kota Yogyakarta, Gunung Kidul, Buleleng, Kota Magelang, Kota Surakarta, Jakarta Barat, dan Jakarta Timur.
”Positivity rate ini sangat memprihatinkan. Padahal, kapasitas rumah sakit sudah penuh. Hanya sekitar 600 kasus positif Covid-19 yang bisa diisolasi di RS dan tempat isolasi terpusat. Selebihnya, isolasi mandiri,” tuturnya. Kini, terdapat 2.162 orang yang menjalani isolasi.
Adapun total kasus terkonfirmasi di kota berpenduduk sekitar 340.000 orang itu mencapai 9.552 orang. Sebanyak 358 orang di antaranya meninggal dan 7.032 orang dinyatakan sembuh. Tes Covid-19 sudah dilakukan terhadap 39.891 orang.
Agus mengakui, berbagai angka tersebut belum sepenuhnya menggambarkan penyebaran virus. Sebab, masih ada kasus yang belum tercatat. ”Ada keengganan masyarakat untuk tes Covid-19 karena takut di-Covid-kan,” ujarnya.
Oleh karena itu, menurut Agus, cara ampuh menekan lonjakan kasus Covid-19 adalah membatasi mobilitas warga melalui PPKM darurat. Kebijakan itu menutup sektor usaha nonesensial dan nonkritikal. Operasional rumah makan dan warung juga dibatasi hanya sampai pukul 20.00.
Pasien kesulitan cari obat, ruang isolasi, dan antre di rumah sakit.
Wali Kota Cirebon Nashrudin Azis berharap, seluruh elemen masyarakat bisa mengerti dengan PPKM darurat yang rencananya selesai pada Selasa (20/7). Pihaknya paham, kebijakan itu membatasi usaha warga.
Namun, aturan dari pemerintah pusat itu harus dilaksanakan demi mencegah penyebaran Covid-19. ”Pasien kesulitan cari obat, ruang isolasi, dan antre di rumah sakit. Bahkan, ada yang belum tertangani sudah meninggal. Ini yang harus dipahami,” ujarnya.