Pemerintah Kota Batam menyiapkan asrama haji menjadi IGD tambahan dengan kapasitas 35 tempat tidur. Langkah itu diambil setelah selama dua hari belakangan kasus baru bertambah sekitar 500 orang per hari.
Oleh
PANDU WIYOGA
·2 menit baca
BATAM, KOMPAS — Pemerintah Kota Batam, Kepulauan Riau, menyiapkan gedung asrama haji menjadi instalasi gawat darurat atau IGD tambahan dengan kapasitas 35 tempat tidur. Langkah itu diambil setelah selama dua hari belakangan kasus baru bertambah sekitar 500 orang per hari. Angka tersebut merupakan penambahan terbanyak yang pernah terjadi di Batam.
Wakil Wali Kota Batam Amsakar Achmad, Senin (19/7/2021), mengatakan, tingkat keterisian tempat tidur khusus Covid-19 sekitar 80 persen. Meskipun masih ada 20 persen tempat perawatan yang tersisa, para tenaga kesehatan di rumah sakit mengeluh kewalahan melakukan diagnosis awal terhadap pasien baru yang terus-menerus memadati ruang IGD.
Selama dua hari terakhir, kasus Covid-19 bertambah 1.018 orang di Batam. Amsakar memperkirakan penambahan kasus baru masih akan terus meningkat dalam beberapa hari ke depan. ”Pada akhirnya rumah sakit akan mencapai batasnya,” katanya.
Realokasi anggaran kini semakin sulit dilakukan karena Batam mengalami defisit anggaran hingga sekitar Rp 280 miliar.
Menurut Amsakar, Pemkot Batam telah menugaskan tiga dokter dan 10 perawat untuk bertugas di IGD tambahan di gedung asrama haji. ”Namun, sampai hari ini belum ada pasien yang masuk. Mungkin (baru akan terpakai) setelah Idul Adha,” ujarnya.
Hingga 19 Juli, total kasus positif Covid-19 di Batam 19.683 orang atau bertambah 373 orang dari satu hari sebelumnya. Dari jumlah tersebut, sebanyak 3.300 merupakan kasus aktif. Adapun jumlah pasien meninggal 457 orang.
Melihat kondisi tersebut, Pemkot Batam berencana memperpanjang pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat hingga 11 Agustus. Sebanyak 700 petugas disiapkan untuk menjaga 55 titik penyekatan.
Amsakar menjelaskan, Pemkot Batam juga akan melakukan realokasi APBD untuk penanganan Covid-19 guna menunjang perpanjangan PPKM darurat. Ia mengakui, saat ini serapan anggaran penanganan Covid-19 Batam masih terbilang rendah di angka 49 persen dari total Rp 117 miliar.
Menurut Amsakar, sebenarnya realokasi anggaran kini semakin sulit dilakukan karena Batam mengalami defisit anggaran hingga sekitar Rp 280 miliar. ”Namun, apa pun persoalannya, (realokasi) tetap harus dilakukan karena warga semakin membutuhkan bantuan,” ucapnya.
Pada 17 Juli lalu, Pemkot Batam mulai menyalurkan bantuan sosial berupa beras yang diambil dari cadangan beras pemerintah (CBP) di gudang Bulog. Wali Kota Batam Muhammad Rudi mengatakan, ada 37.109 keluarga yang akan menerima bantuan tersebut. Setiap keluarga akan menerima 0,4 kilogram beras per hari.
Namun, saat ini, Pemkot Batam baru dapat menyalurkan bantuan beras bagi 500 keluarga per hari. Hal itu terjadi karena CBP di gudang Bulog masih terbatas. ”Yang belum dapat mohon bersabar. Saya akan berusaha agar semua bisa segera mendapat bantuan ini,” kata Rudi.