Kedatangan vaksin itu dapat mempercepat dan memperluas vaksinasi agar target 2 juta penyuntikan vaksin per hari tercapai bulan depan. Percepatan ini sangat diperlukan di tengah penyebaran Covid-19 yang terus meningkat.
BANDUNG, KOMPAS — PT Bio Farma menerima 22,9 juta dosis vaksin Covid-19 dalam sepekan terakhir. Tambahan vaksin dari jalur bilateral dan multilateral ini akan didistribusikan ke sejumlah daerah untuk memperluas cakupan vaksinasi guna mempercepat pembentukan kekebalan kelompok.
Vaksin tersebut terdiri dari 3 juta dosis vaksin Moderna gelombang pertama melalui fasilitas Covax, 10 juta dosis bulk vaksin Sinovac, 2,8 juta dosis vaksin Sinopharm dalam dua kali pengiriman, 3,4 juta vaksin AstraZeneca melalui fasilitas Covax, 1,5 juta dosis vaksin Moderna gelombang kedua, 1,1 juta dosis vaksin AstraZeneca bantuan Pemerintah Jepang, dan 1,04 juta dosis vaksin AstraZeneca melalui jalur bilateral.
Sekretaris Perusahaan sekaligus Juru Bicara Bio Farma, Bambang Heriyanto, mengatakan, vaksin itu akan didistribusikan dan diperuntukkan sesuai arahan dari Kementerian Kesehatan. ”Untuk saat ini, vaksin akan disimpan di gudang penyimpanan Bio Farma untuk diperiksa oleh pihak internal dan BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan),” ujarnya melalui keterangan tertulis di Bandung, Jawa Barat, Sabtu (17/7/2021).
Akan tetapi, khusus vaksin Sinopharm disimpan di gudang Kimia Farma selaku anggota perusahaan induk (holding) badan usaha milik negara (BUMN) farmasi. Vaksin ini juga akan melewati pemeriksaan serupa seperti vaksin yang disimpan di Bio Farma.
Pengisian dan penyelesaian (fill and finish) produk vaksin Covid-19 di Bio Farma masih terus berjalan. Hingga Kamis (15/7/2021), Bio Farma telah memproduksi 84,6 juta dosis vaksin. Sejumlah 65,8 juta di antaranya telah mendapatkan sertifikat lot release (penjamin mutu) dari BPOM. Sementara sisanya masih menunggu sertifikat tersebut.
Secara keseluruhan, vaksin Covid-19 yang telah didistribusikan sebanyak 73,7 juta dosis. Rinciannya, 8,2 juta dosis vaksin AstraZeneca dari fasilitas Covax, 3 juta dosis vaksin CoronaVac, dan 62,5 juta dosis vaksin Sinovac. Bio Farma telah memproduksi 84,6 juta dosis vaksin. Sebanyak 65,8 juta di antaranya telah mendapatkan sertifikat lot release dari BPOM. Sementara sisanya masih menunggu sertifikat tersebut.
Habisnya stok vaksin menunjukkan tingginya antusiasme masyarakat untuk mengikuti vaksinasi. Hal itu mematahkan anggapan selama ini bahwa masyarakat Sumbar anti terhadap vaksin.
Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan Oscar Primadi mengatakan, kedatangan vaksin tahap ke-26 sebanyak 1,04 juta dosis vaksin jadi AstraZeneca, Jumat (16/7/2021), merupakan tahap pertama dari total kedatangan 50 juta dosis. Secara total, Indonesia telah menerima 142,7 juta dosis vaksin dari berbagai produk.
”Kami mengucapkan terima kasih kepada pihak AstraZeneca yang telah membantu masyarakat Indonesia untuk memperoleh vaksin serta pihak-pihak yang telah membantu memperlancar kedatangan dan pendistribusian vaksin ke seluruh pelosok negeri,” ujarnya.
Oscar berharap kedatangan vaksin itu dapat mempercepat dan memperluas vaksinasi agar target 2 juta penyuntikan vaksin per hari tercapai bulan depan. Percepatan ini sangat diperlukan di tengah penyebaran Covid-19 yang terus meningkat.
Berdasarkan data vaksin.kemkes.go.id, dari target vaksinasi terhadap 208 juta orang, vaksinasi dosis pertama baru menyasar 41,26 juta orang atau sekitar 19,8 persen. Sementara pencapaian vaksinasi dosis kedua masih 16,21 juta atau 7,79 persen.
Hingga Rabu (14/7/2021), Bali menjadi provinsi dengan persentase tertinggi vaksinasi dosis pertama sebesar 81,35 persen, sedangkan Lampung yang terendah dengan 8,54 persen. Sementara persentase vaksinasi dosis kedua tertinggi berada di DKI Jakarta dengan 23,48 persen dan terendah di Lampung dengan 3,86 persen.
Di sejumlah daerah, percepatan vaksinasi dilakukan dengan menggelar penyuntikan vaksin secara massal. Di Jawa Barat, misalnya, vaksinasi dilakukan di stadion, gelanggang olahraga, lapangan terbuka, dan gedung.
Permintaan daerah
Gelontoran vaksin di Bio Farma diharapkan juga akan menjawab kegelisahan sebagian daerah di Indonesia yang saat ini kehabisan jatah stok vaksin Covid-19.
Gubernur Sumsel Herman Deru, Sabtu (17/7/2021), mengatakan, upaya vaksinasi di Sumatera Selatan saat ini terkendala ketersediaan vaksin. Sumsel sudah bisa melakukan vaksinasi 77.800 dosis per hari. Hal ini terbukti saat simulasi 1 juta vaksin yang dicanangkan pemerintah pusat pada Kamis (24/6/2021) yang menargetkan Sumsel memvaksinasi sekitar 31.000 orang dalam sehari. Namun, capaiannya lebih dua kali target.
Setiap bulan Sumsel hanya menerima sekitar 360.000 dosis vaksin. Padahal, kemampuan vaksinasi di Sumsel telah mencapai 100.000 dosis per hari. Kondisi ini berlawanan dengan perintah Presiden Joko Widodo untuk menghabiskan seluruh vaksin yang dikirimkan. ”Semua vaksin sudah kami habiskan, tetapi sekarang kami kehabisan vaksin,” ujarnya.
Hingga saat ini, dari sekitar 5,5 juta warga Sumsel yang menjadi sasaran vaksinasi, baru 13 persen yang sudah menerima suntikan dosis pertama. Adapun untuk penyuntikan dosis kedua baru mencapai 6 persen. Jika pemberian vaksin hanya stagnan di kisaran tersebut, upaya Sumsel untuk mencapai kekebalan komunal pada awal 2022 terancam tidak tercapai.
Wakil Gubernur Sumatera Barat Audy Joinaldy di Padang, Sabtu (17/7/2021), mengatakan hal serupa. Menurut dia, stok vaksin di dinas kesehatan provinsi nol. Sementara sejumlah kabupaten/kota di Sumbar sudah meminta tambahan vaksin ke pemerintah provinsi.
”Sumbar kehabisan vaksin. Kami kemarin sudah bersurat ke Kemenkes meminta tambahan vaksin. Stok di provinsi nol, semua sudah disalurkan ke kabupaten/kota. Beberapa kabupaten/kota sudah menjerit meminta tambahan vaksin, tetapi kami tidak punya,” kata Audy, Sabtu.
Audy melanjutkan, Pemprov Sumbar kemarin mengajukan permintaan vaksin untuk 100.000-150.000 dosis. Ia berharap tambahan vaksin bisa tiba di Padang pada Senin (19/7/2021) atau Selasa (20/7/2021).
Menurut Audy, habisnya stok vaksin menunjukkan tingginya antusiasme masyarakat untuk mengikuti vaksinasi. Hal itu mematahkan anggapan selama ini bahwa masyarakat Sumbar anti terhadap vaksin. ”Masyarakat mulai sadar dan mau divaksinasi,” ujarnya.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin saat di Surakarta, Jawa Tengah, bersama Kepala Kepolisian RI Jenderal (Pol) Listyo Sigit Prabowo, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, menyampaikan kota ini menjadi salah satu daerah yang capaian vaksinasinya tinggi. Terlebih lagi pelaksanaan vaksinasi dinilainya relatif cepat dibandingkan dengan daerah lainnya. Untuk itu, dukungan berupa kelancaran suplai vaksin perlu dilakukan agar semakin banyak lagi masyarakat yang bisa terjangkau vaksin Covid-19.
Budi Gunadi, Kapolri, dan Panglima TNI menyatakan dukungan serupa akan diberikan kepada daerah lain.