Bio Farma Terima 22,9 Juta Dosis Vaksin dalam Sepekan Terakhir
Dalam sepekan terakhir, Bio Farma menerima 22,9 juta dosis vaksin Covid-19 dari berbagai produk. Di tengah penularan Covid-19 yang semakin tinggi, tambahan vaksin diharapkan dapat memperluas cakupan vaksinasi.
Oleh
TATANG MULYANA SINAGA
·3 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — PT Bio Farma menerima 22,9 juta dosis vaksin Covid-19 dalam sepekan terakhir. Tambahan vaksin dari jalur bilateral dan multilateral ini akan didistribusikan ke sejumlah daerah untuk memperluas cakupan vaksinasi sehingga dapat mempercepat pembentukan herd immunity atau kekebalan kelompok.
Vaksin tersebut terdiri dari 3 juta dosis vaksin Moderna gelombang pertama melalui fasilitas Covax, 10 juta dosis bulk vaksin Sinovac, 2,8 juta dosis vaksin Sinopharm dalam dua kali pengiriman, dan 3,4 juta vaksin AstraZeneca melalui fasilitas Covax. Selain itu, 1,5 juta dosis vaksin Moderna gelombang kedua, 1,1 juta dosis vaksin AstraZeneca bantuan Pemerintah Jepang, dan 1,04 juta dosis vaksin AstraZeneca melalui jalur bilateral.
Sekretaris perusahaan sekaligus juru bicara Bio Farma, Bambang Heriyanto, mengatakan, vaksin itu akan didistribusikan dan diperuntukkan sesuai arahan Kementerian Kesehatan. ”Untuk saat ini, vaksin akan disimpan di gudang penyimpanan Bio Farma untuk diperiksa oleh pihak internal dan BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan),” ujarnya melalui keterangan tertulis di Bandung, Jawa Barat, Sabtu (17/7/2021).
Namun, khusus vaksin Sinopharm disimpan di gudang Kimia Farma selaku anggota perusahaan induk (holding) Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Farmasi. Vaksin ini juga akan melewati pemeriksaan serupa seperti vaksin yang disimpan di Bio Farma.
Proses pengisian dan penyelesaian (fill and finish) produk vaksin Covid-19 di Bio Farma masih terus berjalan. Hingga Kamis (15/7/2021), Bio Farma telah memproduksi 84,6 juta dosis vaksin. Sejumlah 65,8 juta di antaranya telah mendapatkan sertifikat lot release (penjamin mutu) dari BPOM. Sementara sisanya masih menunggu sertifikat tersebut.
Secara keseluruhan, vaksin Covid-19 yang telah didistribusikan sebanyak 73,7 juta dosis. Rinciannya, 8,2 juta dosis vaksin AstraZeneca dari fasilitas Covax, 3 juta dosis vaksin CoronaVac, dan 62,5 juta dosis vaksin Sinovac.
Secara total, Indonesia telah menerima 142,7 juta dosis vaksin dari berbagai produk. (Oscar Primadi)
Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan Oscar Primadi mengatakan, kedatangan vaksin tahap ke-26 sebanyak 1,04 juta dosis vaksin jadi AstraZeneca, Jumat (16/7/2021), merupakan tahap pertama dari total kedatangan 50 juta dosis. Secara total, Indonesia telah menerima 142,7 juta dosis vaksin dari berbagai produk.
”Kami mengucapkan terima kasih kepada pihak AstraZeneca yang telah membantu masyarakat Indonesia untuk memperoleh vaksin dan pihak-pihak yang telah membantu memperlancar kedatangan dan pendistribusian vaksin ke seluruh pelosok negeri,” ujarnya.
Oscar berharap kedatangan vaksin itu dapat mempercepat dan memperluas vaksinasi agar target dua juta penyuntikan vaksin per hari tercapai bulan depan. Percepatan ini sangat diperlukan di tengah penyebaran Covid-19 yang terus meningkat.
Berdasarkan data vaksin.kemkes.go.id, dari target vaksinasi terhadap 208 juta orang, vaksinasi dosis pertama baru menyasar 41,26 juta orang atau sekitar 19,8 persen. Sementara pencapaian vaksinasi dosis kedua masih 16,21 juta atau sebesar 7,79 persen.
Hingga Rabu (14/7/2021), Bali menjadi provinsi dengan persentase tertinggi vaksinasi dosis pertama sebesar 81,35 persen, sedangkan Lampung yang terendah dengan 8,54 persen. Sementara persentase vaksinasi dosis kedua tertinggi berada di DKI Jakarta dengan 23,48 persen dan terendah di Lampung dengan 3,86 persen.
Di sejumlah daerah, percepatan vaksinasi dilakukan dengan menggelar penyuntikan vaksin secara massal. Di Jawa Barat, misalnya, vaksinasi dilakukan di stadion, gelanggang olahraga, lapangan terbuka, dan gedung.