Rumah Sakit Khusus Covid-19 Diharapkan Redam Lonjakan Kasus di Magelang
Pemerintah Kota Magelang menetapkan satu rumah sakit sebagai rumah sakit rujukan khusus Covid-19. Upaya ini diharapkan mengoptimalkan layanan dan mengurangi beban pekerjaan rumah sakit lainnya.
Oleh
REGINA RUKMORINI
·3 menit baca
MAGELANG, KOMPAS — Pemerintah Kota Magelang, Jawa Tengah, telah menetapkan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Budi Rahayu sebagai rumah sakit khusus Covid-19. Sekalipun rumah sakit lain juga masih terbuka melayani kasus Covid-19, keberadaan RS khusus ini diharapkan membantu mengurangi beban lonjakan kasus Covid-19 di Kota Magelang.
Demikian disampaikan Wali Kota Magelang HM Nur Aziz dalam acara jumpa pers yang digelar di Kantor Pemerintah Kota Magelang, Jumat (16/7/2021). Dengan kapasitas 60 tempat tidur, RSUD Budi Rahayu didukung tenaga medis 15 dokter. Demi mengantisipasi lonjakan atau antrean, instalasi gawat darurat (IGD) di rumah sakit ini akan dilengkapi tenda. Aziz mengatakan, RSUD Budi Rahayu bisa langsung menjadi pilihan pertama yang dituju para penderita Covid-19 di Kota Magelang.
Penetapan rumah sakit khusus ini, menurut Aziz, diharapkan juga dapat semakin mengoptimalkan layanan bagi pasien Covid-19 di rumah sakit lain. ”Saat ini, layanan untuk pasien Covid-19 kurang optimal karena tingkat hunian di sejumlah rumah sakit sering kali mencapai lebih dari 80 persen,” ujarnya.
Layanan bagi pasien, menurut dia, baru bisa diberikan secara optimal saat tingkat hunian rumah sakit maksimal sekitar 70 persen. Selain itu, penetapan RSUD Budi Rahayu sebagai rumah sakit khusus Covid-19 ini dilakukan agar rumah sakit-rumah sakit lain juga berkesempatan mengoptimalkan layanan untuk pasien dengan penyakit lain.
Selama ini, pasien Covid-19 di Kota Magelang biasa ditangani di lima rumah sakit. Tiga rumah sakit di antaranya ialah rumah sakit pemerintah, yang terdiri dari RSUD Tidar, RST dr Soedjono, dan Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Prof Dr Soerojo. Dua rumah sakit lainnya yang merupakan rumah sakit swasta adalah RS Harapan dan RS Lestari Raharja.
Direktur RSUD Tidar, dr Adi Pramono SpOg, mengatakan, selama bulan Juni-Juli ini, RSUD Tidar menanggung beban pekerjaan yang cukup berat dalam penanganan kasus Covid-19. ”Jumlah kasus yang kami tangani melonjak sehingga pernah 43 pasien Covid-19 mengantre dan dirawat di IGD,” ujarnya.
Beban pekerjaan tenaga medis dan paramedis pun bertambah berat karena rata-rata pasien yang datang memiliki gejala sakit sedang hingga berat. Untuk pasien Covid-19, RSUD Tidar menyediakan 156 tempat tidur, dan sering kali penuh terisi. Namun, seiring penurunan jumlah kasus, pada Jumat (16/7/2021), tempat tidur terisi hanya 133 unit.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan Kota Magelang Intan Suryahati mengatakan, jumlah pasien Covid-19 yang menderita gejala ringan dan menjalani isolasi mandiri juga masih cukup banyak. Selain dari banyaknya warga yang menjalani isolasi mandiri di rumah, hal itu terlihat dari padatnya tingkat hunian di kamar isolasi terpusat yang disediakan di Hotel Borobudur di Jalan A Yani dan Politeknik Kesehatan (Poltekkes) Semarang di Jalan Perintis Kemetdekaan.
”Setiap hari, tingkat hunian di dua tempat isolasi tersebut selalu di atas 50 persen, dan bahkan pernah mencapai 90 persen,” ujarnya.
Hotel Borobudur mampu menampung 73 pasien, sedangkan Poltekkes Semarang berkapasitas 80 tempat tidur. Berdasarkan data yang dihimpun oleh Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Kota Magelang, Jumat (15/7/2021), jumlah pasien positif Covid-19 baru terdata mencapai 64 orang.
Adapun jumlah pasien yang masih dirawat di rumah sakit terdata 90 orang. Sementara jumlah pasien yang menjalani isolasi di rumah terdata 453 orang dan yang menjalani isolasi di hotel dan Poltekkes sebanyak 33 orang.