Panglima TNI: Hadapi Covid-19, Kita Berperang secara Semesta
Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto mengatakan, seluruh komponen harus memainkan perannya, termasuk masyarakat. Sementara Kapolri Jenderal (Pol) Listyo Sigit Prabowo menuturkan, tingkat kedisiplinan perlu ditingkatkan.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·3 menit baca
SEMARANG, KOMPAS — Seluruh komponen bangsa didorong bersama-sama, secara semesta berperan masing-masing dalam menghadapi pandemi Covid-19. Selain tenaga kesehatan, warga juga berperan melindungi diri dan sekitarnya dengan menerapkan protokol kesehatan.
Hal itu dikatakan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto di sela-sela peninjauan vaksinasi di Holy Stadium, Kota Semarang, Jawa Tengah, Jumat (16/7/2021). Hadir juga Kepala Polri Jenderal (Pol) Sigit Listyo Prabowo, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Ganip Warsito, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, dan Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi.
”Saya, Pak Kapolri, Pak Kepala BNPB, masih melihat banyak saudara-saudara kita yang abai dengan tidak menggunakan masker. Padahal, ada peran penting perorangan yang sangat menentukan agar tak terpapar Covid-19. Ini adalah tanggung jawab bersama untuk menekan laju penularan Covid-19,” ujar Hadi.
Menurut dia, saat ini semua lapisan masyarakat sedang melakukan peperangan menghadapi musuh yang tidak kelihatan, yakni Covid-19. Ia pun menyebut ada dua strategi yang harus dilaksanakan. Pertama ialah defensif atau bertahan. Beberapa perwujudannya dengan mengenakan masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan (3M), serta vaksinasi.
Sementara yang kedua ialah ofensif atau menyerang. ”Bagaimana kita menyerang musuh yang tidak kelihatan itu. Ini menjadi tugas tenaga kesehatan dengan 3T (tes, pelacakan, perawatan). Namun, perang ini kita laksanakan secara semesta, artinya seluruh komponen harus bersama-sama menunjukkan perannya masing-masing,” kata Hadi.
Listyo mengemukakan, kedisiplinan akan protokol kesehatan perlu ditingkatkan di tengah meningkatnya kasus Covid-19. Begitu juga dengan upaya menekan mobilitas yang harus dilakukan serempak dan bersama-sama.
Tak kalah penting, lanjut Listyo, adalah vaksinasi. ”Kami dengan Pak Panglima TNI akan mempersiapkan personel-personel kami untuk percepatan vaksinasi. Bagi masyarakat, sukarelawan, dan rekan-rekan mahasiswa yang mempunyai kemampuan di bidang kesehatan jika bersedia bergabung menjadi vaksinator, tentu akan lebih baik untuk percepatan,” ujar Listyo.
Ia menambahkan, pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat serta penyaluran bantuan sosial dilakukan agar semua berjalan baik. Menurut Listyo, semua upaya tersebut dilakukan untuk menjaga keselamatan masyarakat.
Sementara itu, Ganip mengatakan, saat ini penularan banyak terjadi di komunitas atau tingkat keluarga. Kendati mobilitas dapat ditekan, kurangnya kedisiplinan masyarakat dalam mengenakan masker menyebabkan terjadinya penularan. Ia pun mengimbau seluruh warga tetap di rumah jika tidak ada urusan yang mendesak. Apabila harus keluar rumah, protokol kesehatan harus diterapkan.
Menurut data Satgas Penanganan Covid-19, per Jumat (16/7/2021) pukul 12.00, terdapat 54.000 tambahan kasus sehingga total terkonfirmasi positif Covid-19 di Indonesia menjadi 2.780.803. Sementara jumlah kasus aktif ialah 504.915.
Sementara itu, pada laman corona.jatengprov.go.id, yang dimutakhirkan pada Jumat (15/7/2021) pukul 16.00, terdapat 311.409 kasus positif Covid-19 kumulatif di Jateng. Sebanyak 31.008 orang dirawat/isolasi (kasus aktif), 261.121 orang sembuh, dan 19.280 orang meninggal. Tercatat ada penambahan 4.188 kasus positif dalam 24 jam terakhir.
Namun, dari data yang dihimpun Kompas dari seluruh pemerintah kabupaten/kota di Jateng, per Kamis (15/7/2021), total ada 450.341 kasus positif Covid-19 kumulatif dan 52.622 kasus aktif di provinsi itu. Lima daerah dengan kasus aktif tertinggi secara berurut ialah Klaten dengan 5.191 kasus, Surakarta (4.818), Boyolali (3.619), Kabupaten Magelang (3.246), dan Kabupaten Semarang (3.201).