Lonjakan Kasus Berkali Lipat, Sidoarjo Kaji Karantina Pasien Covid-19 di Kecamatan
Sidoarjo mengkaji penyiapan tempat karantina pasien Covid-19 bergejala ringan hingga sedang ditingkat kecamatan. Hal itu dilakukan karena lonjakan kasus baru terjadi berkali lipat dalam beberapa hari belakangan ini.
Oleh
RUNIK SRI ASTUTI
·4 menit baca
SIDOARJO, KOMPAS — Pemerintah Kabupaten Sidoarjo mengkaji penyiapan tempat karantina pasien Covid-19 bergejala ringan hingga sedang di tingkat kecamatan. Hal itu dilakukan karena lonjakan kasus baru terjadi berkali lipat dalam beberapa hari belakangan ini. Saat bersamaan, vaksinasi anak mulai dilakukan.
Berdasarkan data Satgas Covid-19 Jatim, jumlah kumulatif kasus terkonfirmasi positif di Sidoarjo hingga Kamis (15/7/2021) sebanyak 14.545 kasus. Dari jumlah tersebut, kasus aktif sebanyak 1.695 kasus, jumlah yang meninggal sebanyak 653 kasus. Sementara yang dinyatakan sembuh sebanyak 12.198 kasus.
Terdapat penambahan kasus baru secara harian sebanyak 556 kasus pada hari itu, sementara penambahan kasus sembuh hanya 112 kasus. Sehari sebelumnya, penambahan kasus baru di Sidoarjo juga sangat tinggi, yakni 552 kasus, sedangkan penambahan kasus sembuh 103 kasus.
Penambahan kasus baru di angka yang sangat tinggi terjadi sejak Selasa (13/7/2021). Saat itu, terjadi penambahan kasus baru terkonfirmasi positif Covid-19 sebanyak 447 kasus atau meningkat berkali lipat dari penambahan sebelumnya yang berkisar 60-70 kasus per hari.
Asisten Pemerintahan Pemkab Sidoarjo Ainur Rohman mengatakan, menyikapi tingginya lonjakan penambahan kasus baru secara harian yang terjadi belakangan ini, pihaknya langsung mengkaji rencana penyiapan tempat karantina pasien Covid-19. Tempat karantina ini berada di kecamatan agar lebih dekat dengan masyarakat.
Ada empat lokasi yang dipertimbangkan, yakni Kecamatan Taman, Sidoarjo, Porong, dan Krian. Lokasi tempat karantina masih dirapatkan karena harus mempertimbangkan berbagai faktor, seperti kesiapan sarana prasarana, dan sumber daya manusianya.
”Setiap tempat diperkirakan mampu menampung 50 pasien Covid-19. Masyarakat yang tengah menjalani isolasi mandiri di rumah atau pasien yang tidak mendapatkan tempat perawatan di rumah sakit rujukan bisa datang ke tempat tersebut dengan menunjukkan hasil positif uji usap,” ujar Ainur Rohman, Jumat (16/7/2021).
Dengan adanya tempat karantina ini, diharapkan pasien Covid-19 yang kesulitan karantina di rumah bisa tertangani. Selain itu, pasien yang memerlukan penanganan medis juga bisa terlayani sehingga tingkat kesembuhan lebih tinggi dan tingkat kematian bisa ditekan.
Ke depan, pelaksanaan vaksinasi anak akan diperluas pada pelajar SD kelas VI, pelajar SMP dan SMA, serta pelajar berbasis pesantren. (Khofifah Indar Parawansa)
Sidoarjo memiliki 29 rumah sakit dengan jumlah tempat tidur 3.777 unit. Hingga Selasa (13/7/2021), jumlah ruang isolasi yang tersedia 1.140 tempat tidur dan terpakai 1.045 tempat tidur. Adapun ruang intensif tersedia 160 tempat tidur dan terpakai 146 tempat tidur.
Dengan penambahan kasus baru yang lebih dari 500 per hari, kapasitas ruang perawatan tidak lagi mencukupi. Selain rumah sakit, Pemkab Sidoarjo juga memiliki tempat isolasi di hotel dengan kapasitas 120 pasien dan Puskesmas Sedati dengan kapasitas 70 pasien.
Vaksinasi pelajar
Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali mengatakan, penambahan fasilitas kesehatan merupakan bagian dari upaya penanganan pandemi dari sisi hilir. Namun, menurut dia, upaya tersebut harus diimbangi dengan penanganan yang optimal dari sisi hilir, yakni mencegah sebaran Covid-19 terus meluas.
Dalam upaya mengendalikan sebaran Covid-19, pemda mulai menggelar layanan vaksinasi untuk anak usia 12-17 tahun. Layanan vaksinasi anak perdana diberikan kepada santri di Pesantren Modern Al-Amanah Junwangi, Krian, Jumat.
Vaksinasi anak ini menyasar 2.500 santri di pesantren tersebut. Program tersebut merupakan wujud nyata upaya melindungi anak-anak dari paparan Covid-19. Vaksinasi anak menjadi bagian dari percepatan vaksinasi Covid-19 agar segera tercipta kekebalan komunitas sebagai senjata memerangi pandemi.
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa yng hadir dalam acara tersebut mengatakan, vaksinasi anak akan menyasar pelajar SMA, SMK, SLB, dan madrasah aliyah sebanyak 1,3 juta siswa. Selain itu, remaja usia 12-17 tahun sebanyak 3,05 juta orang.
”Ke depan, pelaksanaan vaksinasi anak akan diperluas pada pelajar SD kelas VI, pelajar SMP dan SMA, serta pelajar berbasis pesantren. Oleh karena itu, diharapkan kerja sama bupati dan wali kota seluruh Jatim,” ucap Khofifah.
Mantan Mensos itu mengatakan, dengan percepatan vaksinasi, pihaknya menargetkan kekebalan komunitas masyarakat Jatim segera terbentuk. Syaratnya, 70 persen masyarakat Jatim harus sudah tervaksin Covid-19. Saat ini capaian realisasinya baru 21 persen sehingga masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan.
Pekerjaan rumah itu, antara lain, memperbanyak gerai layanan vaksinasi Covid-19 sehingga mudah dijangkau oleh masyarakat dan memobilisasi warga agar tidak takut divaksin. Hal yang tidak kalah penting adalah memastikan ketersediaan vaksin dan kelancaran pasokan dari pemerintah pusat.
Vaksinasi pelajar juga digencarkan oleh Pemerintah Kota Surabaya dengan menggelar secara massal dan di 28 sekolah. Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya Febria Rachmanita mengatakan, pelaksanaan vaksinasi serentak diikuti pelajar kelas VII-IX. Pelaksanaan vaksinasi massal pada Jumat berhasil menyasar 14.150 orang.
Hingga hari ini, total pelajar berusia 12-17 tahun yang sudah divaksin 18.623 pelajar. Rekapitulasi cakupan secara keseluruhan vaksinasi di ”Kota Pahlawan” sudah tembus 1.9 juta dari 2,9 juta jiwa penduduk. Dari angka itu, dia memastikan bakal terus memasifkan vaksin bagi belajar berusia 12 tahun ke atas hingga masyarakat umum.
Kepala Sekolah SMP Negeri 58 Surabaya Moh Sulistiyohadi menambahkan, antusiasme pelaksanaan vaksin dinilai luar biasa. Buktinya, kata Sulistiyohadi, pada pelaksanaan hari pertama, jumlah siswa yang divaksin sebanyak 400 pelajar. Mereka datang sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan di masing-masing kelasnya.