Kasus Covid-19 di Sumsel Melonjak, Isolasi Mandiri Rentan Memicu Kasus Baru
Kasus konfirmasi positif harian di Sumsel terus bertambah dalam tiga hari terakhir. Sumber penularan dikhawatirkan berasal dari dalam rumah warga yang sedang menjalani isolasi mandiri.
Oleh
RHAMA PURNA JATI
·3 menit baca
PALEMBANG,KOMPAS — Kasus konfirmasi positif Covid-19 harian di Sumatera Selatan terus bertambah dalam tiga hari terakhir. Salah satu sumber penularannya dikhawatirkan terjadi di rumah saat warga menjalani isolasi mandiri.
Data Sumsel Tanggap Covid-19 menunjukan, 963 orang terkonfirmasi positif pada Kamis (15/7/2021). Sehari sebelumnya, jumlah kasus positif mencapai 760 kasus. Sementara pada Selasa (12/7) tercatat 778 kasus.
Epidemiolog dari Universitas Sriwijaya Iche Andriyani Liberty, Jumat (16/7/2021), mengatakan, lonjakan kasus ini disebabkan tingkat penularan Covid-19 yang semakin cepat. Saat ini, positivity rate di Sumsel menyentuh angka 38,66 persen. Menurut dia, salah satu sumber penularan yang berisiko rentan muncul di rumah saat isolasi mandiri.
Iche mengatakan, dari 4.780 jumlah kasus aktif di Sumsel, sebanyak 4.051 orang di antaranya isolasi mandiri. ”Kita tidak pernah tahu bagaimana pengawasan terhadap orang yang isolasi mandiri ini. Bukan tidak mungkin orang yang tinggal di rumah yang sama akan tertular,” ujarnya.
Apalagi, menurut Iche, pelacakan terhadap kontak erat di Sumsel juga belum optimal. Rata-rata pemeriksaan kontak erat hanya 3 orang. Pelacakan paling tinggi ada di Kabupaten Empat Lawang, mencapai 8 orang. ”Padahal, jika ada satu kasus positif, setidaknya 15 orang kontak erat harus diperiksa untuk memetakan risiko penularan,” ujar Iche.
Bagi Iche, yang terpenting saat ini adalah meningkatkan kapasitas pelacakan kasus untuk memetakan sumber penularan. ”Jika ini dibiarkan, jumlah orang yang dirawat di rumah sakit bisa terus bertambah. Dampaknya bisa fatal karena mereka datang ke RS dengan kondisi parah,” katanya.
Iche mengapreasiasi upaya pemerintah menambah jumlah keterisian tempat tidur. Namun, yang paling efektif adalah pemeriksaan sejak dini agar penularan tidak meluas.
Gubernur Sumsel Herman Deru mengakui, penularan Covid-19 di Sumsel sangat tinggi. ”Covid-19 di Sumsel sedang ganas-ganasnya,” ujar Herman. Di sisi lain, peningkatan ini berkat kesadaran masyarakat untuk memeriksakan diri.
Hanya, dia berharap, bagi warga yang sedang melakukan isolasi mandiri juga berkoordinasi dengan puskemas terdekat sehingga dapat diawasi. ”Jangan diam-diam saja. Informasi tersebut bisa menjadi acuan pemerintah dalam membuat kebijakan lebih lanjut,” kata Herman.
Untuk mencegah penularan, Pemprov Sumsel masih berupaya meningkatkan jumlah tempat tidur dan ruang untuk isolasi bagi mereka yang bergejala ringan. Saat ini, disiapkan asrama haji dan wisma atlet Palembang berkapasitas 800 tempat tidur.
Kepala Polda Sumsel Inspektur Jenderal (Pol) Eko Indra Heri menuturkan, pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) masih dilakukan. Sejumlah langkah dilakukan mulai dari skema pemberlakuan genap-ganjil, penyekatan di perbatasan, dan pengawasan kawasan berpotensi muncul kerumunan.
Langkah ini, kata Eko, terbukti efektif. ”Kita bisa lihat pada sore dan malam hari, kondisi jalan di Palembang sudah cukup lengang,” ujarnya.