Warga Kota Kupang Berebut Dapat Vaksin, Protokol Kesehatan Terabaikan
Warga Kota Kupang, NTT, berebut mendapatkan vaksinasi Covid-19. Bahkan, di Poltekes Negeri Kupang, mereka berdesakan masuk ke lokasi vaksinasi hingga merobohkan pintu gerbang kampus tersebut.
Oleh
FRANSISKUS PATI HERIN
·3 menit baca
KUPANG, KOMPAS — Warga Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur, berebut mendapatkan vaksin Covid-19 dalam vaksinasi massal yang digelar di dua tempat, yakni Kejaksaan Tinggi NTT dan Politiknik Kesehatan Negeri Kupang. Warga mengantre sejak subuh hingga jelang tengah malam. Mereka pun berdesakan tanpa memperhatikan protokol kesehatan Covid-19.
Dari pantauan di halaman kantor Kejaksaan Tinggi NTT, vaksinasi yang digelar pada Rabu (14/7/2021) itu telah memasuki hari kelima. Vaksinasi dibuka untuk umum dalam rangka hari ulang tahun Adiyaksa, sebutan korps kejaksaan. Vaksinasi itu akan berakhir pada Jumat (16/7/2021).
Sejak hari pertama, lokasi vaksin langsung diserbu warga. Begitu pula pada hari-hari berikutnya. Banyak warga yang sudah datang selepas subuh untuk mengambil nomor antrean. Mereka berdesakan di gerbang masuk kantor tanpa jarak aman minimal 2 meter sebagaimana protokol kesehatan pencegahan Covid-19.
”Kami sudah tiba di kejaksaan sekitar pukul 5 pagi. Kami mengantre selama tiga jam lebih, kemudian bisa masuk ke halaman untuk terima vaksin,” kata Debi Malelak (43), seorang warga yang ikut mengantre vaksin.
Jalan Polisi Militer di depan kantor kejaksaan pun ditutup sementara oleh polisi. Kendaraan diparkir hingga lebih dari 200 meter sebelum kantor kejaksaan. Setiap hari, warga yang datang selalu membeludak.
Kepala Seksi Penerangan Hukum dan Hubungan Masyarakat Kejati NTT Abdul Hakim mengatakan, menurut rencana, pihaknya hanya menggelar vaksinasi selama dua hari. Namun, mengingat banyak masyarakat butuh divaksin, pihak Kejati NTT memperpanjang lagi menjadi tujuh hari.
Vaksinasi awalnya hanya akan digelar selama dua hari. Namun, mengingat banyak masyarakat butuh divaksin, pihak Kejati NTT memperpanjang lagi menjadi tujuh hari. (Abdul Hakim)
Mereka kemudian meminta tambahan tenaga vaksinator dari beberapa rumah sakit dan puskesmas setempat hingga kini tersedia 15 tim vaksinator. Proses vaksinasi untuk setiap orang membutuhkan waktu berkisar 5 menit hingga 10 menit, mulai dari pemeriksaan tekanan darah hingga penyuntikan.
Hingga hari kelima pelaksanaan vaksinasi, jumlah warga yang telah divaksin mendekati 9.000 orang. ”Vaksinasi hingga pukul 9 malam (pukul 21.00). Itu pun masih ada yang mengantre,” kata Abdul.
Sementara itu, vaksinasi yang digelar Program Studi Farmasi, Politeknik Kesehatan Negeri Kupang, terpaksa dibatalkan lantaran terjadi kericuhan. Warga yang tak sabar mendobrak masuk untuk mengambil nomor antrean. Bahkan, pagar gerbang kampus roboh.
Dari video amatir yang diperoleh Kompas, warga berdesakan tanpa jarak. Kondisi ini berpotensi menimbulkan penularan Covid-19. Namun, warga seolah tak peduli. Banyak pihak menyesalkan rendahnya kesadaran warga. Selain itu, petugas keamanan yang berjaga saat itu juga hanya tiga orang.
Warga baru bisa dibubarkan setelah bantuan tenaga polisi datang. Pihak kampus pun memutuskan untuk membatalkan vaksinasi. Seorang petugas keamanan kampus yang ditemui seusai insiden itu mengatakan, vaksinasi akan dibuka mulai Kamis besok dan berlangsung selama dua hari. Setiap hari dijatah hanya untuk 250 orang.
”Pihak kampus sudah berkoordinasi dengan pihak kepolisian untuk membantu mengatur pelaksanaan vaksinasi besok,” ujar petugas yang enggan disebut namanya. Kompas berusaha menemui pejabat kampus, tetapi tidak berhasil.
Berdasarkan data yang dihimpun dari situs vaksin.kemkes.go.id, sasaran vaksinasi di NTT 3.831.439 orang. Kelompok yang divaksinasi itu meliputi tenaga kesehatan, lanjut usia, petugas publik, masyarakat umum dan warga berusia 12 hingga 17 tahun.
Warga NTT yang sudah menerima vaksinasi dosis pertama 479.502 orang atau 12,51 persen, sedangkan yang sudah menerima vaksinasi hingga suntikan kedua 209.687 orang atau 5,47 persen.