Selama Pandemi Covid-19, Angka Kematian di Temanggung Naik Tiga Kali Lipat
Selama pandemi, angka kematian di Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, meningkat tiga kali lipat. Warga diminta semakin hati-hati dan terus menerapkan protokol kesehatan ketat agar tidak terpapar Covid-19.
Oleh
REGINA RUKMORINI
·3 menit baca
TEMANGGUNG, KOMPAS — Selama pandemi Covid-19, jumlah kasus kematian di Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, meningkat sekitar tiga kali lipat dibandingkan dengan kondisi normal. Dampak kasus-kasus Covid-19 yang merenggut nyawa banyak warga diharapkan semakin menyadarkan masyarakat agar lebih waspada dengan menjalankan protokol kesehatan.
”Fenomena pandemi diharapkan dapat membuat warga semakin waspada, berhati-hati, dan menghindari kemungkinan terpapar Covid-19 karena virus ini nyata mengancam keselamatan jiwa,” ujar Bupati Temanggung M Al Khadziq, Rabu (14/7/2021).
Pada kondisi normal, angka kematian di Kabupaten Temanggung sekitar 4.200 kasus kematian atau sekitar 11 kasus per hari. Namun, selama pandemi, jumlah kematian warga berkisar 30-35 orang per hari. Sekalipun penyebab kematian beragam, dampak Covid-19 tetap tak bisa dianggap enteng karena jumlah warga meninggal akibat penyakit ini 7-8 orang per hari.
Pada Rabu (13/7/2021), total jumlah pasien terkonfirmasi Covid-19 di Kabupaten Temanggung terdata 8.084 orang. Dari jumlah itu, 6.992 orang dinyatakan sembuh dan 326 orang meninggal. Sebanyak 309 orang lainnya meninggal dengan status sebagai pasien probable atau kemungkinan terpapar Covid-19.
Jumlah pasien positif Covid-19 di Temanggung, Selasa (13/7/2021), terdata 766 orang. Dari jumlah tersebut, 537 orang pasien tanpa gejala yang menjalani isolasi mandiri di rumah, sedangkan 229 orang lainnya adalah pasien bergejala yang dirawat di rumah sakit.
Selama masa pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat, Khadzig mengatakan, masyarakat sebenarnya sudah berlaku tertib dan disiplin. Namun, peningkatan kasus tetap terjadi karena kemungkinan dipicu penularan pada 2-3 pekan sebelum PPKM darurat. ”Dampak dari perilaku disiplin selama PPKM darurat nantinya juga baru akan terasa dua hingga tiga minggu mendatang,” ujarnya.
Ketertiban masyarakat tersebut, menurut dia, terlihat dari tidak adanya acara hajatan yang diselenggarakan di desa-desa. Warga juga patuh dan tidak menjalankan aktivitas ibadah di tempat ibadah.
Di Kabupaten Magelang, jumlah kasus Covid-19 juga cenderung meningkat dengan jumlah kasus konfirmasi positif Covid-19 baru lebih dari 300 orang per hari. Hal ini terjadi karena Pemerintah Kabupaten Magelang juga terus intens melakukan upaya pelacakan kasus dengan gencar melakukan tes cepat antigen pada 2.793 orang per hari.
Juru bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Kabupaten Magelang, Nanda Cahyadi Pribadi, mengatakan, upaya tes cepat antigen dilakukan demi mengungkap banyak kasus di lapangan. ”Kita pun semestinya lega dan tidak panik karena pengungkapan banyak kasus nantinya juga akan membantu mempercepat penanganan kasus Covid-19 di masyarakat,” ujarnya.
Pada Rabu (13/7/2021), jumlah pasien Covid-19 baru di Kabupaten Magelang terdata 410 orang. Penderita baru ini tersebar di 17 kecamatan dengan angka terbanyak terdapat di Kecamatan Mertoyudan sebanyak 150 orang.
Pemerintah Kabupaten Magelang saat ini juga berupaya mengantisipasi tingginya angka kematian akibat Covid-19 dengan menyiapkan lahan permakaman khusus Covid-19 di Kecamatan Mungkid. Saat ini juga telah dibentuk kelompok sukarelawan yang nantinya bertugas membantu penanganan jenazah pasien Covid-19 yang meninggal di luar rumah sakit.