Dalam Sehari 15 Orang Meninggal di Kalteng, PPKM Pun Diperketat
Di Kalimantan Tengah, dalam sehari 15 orang meninggal karena Covid-19. Pengetatan pembatasan kegiatan masyarakat pun dilakukan.
Oleh
DIONISIUS REYNALDO TRIWIBOWO
·3 menit baca
PALANGKARAYA, KOMPAS — Dalam sehari 15 orang meninggal karena Covid-19 di Kalimantan Tengah. Jumlah itu menjadi yang paling tinggi di Kalteng selama pandemi. Pengetatan pembatasan masyarakat terus dilakukan.
Dari data Tim Satuan Tugas Penanganan Covid-19 di Provinsi Kalteng menunjukkan, pada Rabu (14/7/2021), kasus kematian meningkat menjadi 15 orang. 24 jam sebelumnya, Selasa (13/7/2021), angka kematian 13 orang. Jumlah kasus terkonfirmasi pun meningkat dengan tambahan 281 kasus sehingga totalnya menjadi 29.132 kasus terkonfrimasi positif Covid-19.
Kasus sembuh juga bertambah 274 kasus sehingga totalnya mencapai 25.412 kasus. Kabar baiknya pasien yang dirawat berkurang meski hanya delapan orang, totalnya menjadi 2.909 pasien yang dirawat di seluruh fasilitas kesehatan rujukan Covid-19 di Kalteng.
Dari data Tim Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Provinsi Kalteng, wilayah Kota Palangkaraya menjadi daerah dengan kasus paling banyak, yakni 8.284 kasus terkonfirmasi, kasus kematian pun menjadi yang paling tinggi dengan total kasus mencapai 258 orang selama pandemi Covid-19.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalteng Suyuti Syamsul mengungkapkan, meski terjadi lonjakan, di rumah sakit rujukan pasien tertangani dengan baik. Belum ada rumah sakit yang kelebihan kapasitas karena pasien Covid-19. Sebagian besar kasus orang yang terpapar virus mematikan itu melakukan isolasi mandiri.
Di beberapa tempat, lanjut Suyuti, pemerintah menyediakan tempat untuk isolasi yang memang masih dalam pengawasan petugas kesehatan. ”Kuncinya di protokol kesehatan, masyarakat perlu lebih disiplin lagi menerapkannya,” ungkap Suyuti.
Suyuti menjelaskan, tingginya angka kematian juga penyebaran virus mematikan tersebut terjadi karena banyak faktor, mulai dari kurang disiplin menerapkan protokol hingga pola hidup yang belum sehat sehingga menyebabkan imunitas menurun. Imunitas yang menurun bisa meningkatkan potensi terpapar virus tersebut.
”Jadi, jika ingin kasus berkurang, laksanakan protokol kesehatan dalam rumah, apalagi di luar rumah,” kata Suyuti.
Di Kota Palangkaraya, pemerintah menutup sejumlah jalan utama untuk membatasi kegiatan masyarakat. Tak hanya menutup jalan, mereka juga melakukan patroli setiap malam guna membubarkan kerumunan hingga melakukan sosialisasi.
Saat ini prioritasnya adalah keselamatan kita semua. (Emi Abriani)
Ketua Harian Satuan Tugas Covid-19 Kota Palangkaraya Emi Abriyani menjelaskan, pihaknya tidak berhenti untuk melakukan pengawasan setiap hari agar masyarakat terus tersadarkan. Meskipun demikian, polemik pasti muncul karena kebijakan tersebut akan memengaruhi pelaku usaha kecil maupun menengah.
”Pemerintah akan berupaya memberikan yang terbaik, saat ini prioritasnya adalah keselamatan kita semua,” ungkap Emi.
Emi menambahkan, pengetatan PPKM ini dilakukan agar masyarakat semakin sadar akan pentingnya protokol kesehatan. Pihaknya juga tidak berhenti untuk memberikan edukasi dan sosialisasi terkait kebijakan yang sudah dibuat dan aturan mainnya.
”Setiap hari kami lakukan patroli sekaligus memberikan kesadaran masyarakat akan pentingnya protokol kesehatan,” ungkap Emi.
Emi menjelaskan, saat ini dalam seminggu terakhir angka kasus kematian selalu tinggi, begitu juga angka terkonfirmasi positif. Kota Palangkaraya menjadi wilayah dengan kasus paling banyak.
”Pembatasan kegiatan masyarakat juga membuat pemerintah menutup sejumlah taman kota, tempat wisata, juga fasilitas publik lainnya,” kata Emi.