Dirawat lebih dari sepekan, istri Gubernur Sultra, Agista Ariani Ali Mazi, meninggal di Kendari, Selasa (13/7/2021) sore.
Oleh
SAIFUL RIJAL YUNUS
·3 menit baca
KENDARI, KOMPAS — Istri Gubernur Sulawesi Tenggara Ali Mazi, Agista Ariani Ali Mazi (45), meninggal di Kendari, Selasa (13/7/2021). Meski belum ada pernyataan resmi soal penyebabnya, Agista diketahui dirawat di ruangan khusus Covid-19 RS Bahteramas.
Kepala Dinas Kesehatan Sultra Usnia membenarkan kabar meninggalnya istri Gubernur Ali Mazi ini. ”Iya betul, baru saja meninggal,” kata Usnia saat dihubungi pada Selasa sore. ”Maaf, sudah dulu, karena saya masih berduka,” kata Usnia yang juga adik dari Ali Mazi ini.
Sejak Selasa pukul 17.50 Wita, kabar meninggalnya istri orang nomor satu di Sultra ini telah tersebar. Di Rumah Sakit Bahteramas, rumah sakit milik Pemerintah Provinsi Sultra, puluhan kerabat dan pegawai terlihat berkumpul di depan area super VVIP. Agista diketahui dirawat di salah satu ruangan area ini.
Sejumlah unsur pimpinan organisasi perangkat daerah berdatangan ke rumah sakit ini. Wakil Gubernur Sultra Lukman Abunawas tiba di rumah sakit sekitar pukul 18.30 Wita. Meski begitu, mereka hanya di luar ruangan dan berusaha menjaga jarak.
Belasan petugas dengan pakaian lengkap membawa peralatan untuk jenazah. Ambulans dengan petugas berpakaian hazmat disiapkan di dekat pintu masuk ruangan perawatan terbatas ini. Jenazah Agista kemudian dimakamkan di TPU Punggolaka dengan protokol Covid-19, Selasa malam.
Selain Ketua Tim Penggerak PKK Sultra, Agista merupakan Ketua Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Sultra. Agista meninggalkan suami dan empat anak.
Anggota staf Humas RS Bahteramas, Masyita, menyampaikan, istri Gubernur Sultra ini tutup usia pada pukul 17.25 Wita. Agista sebelumnya dirawat di ruangan super VVIP Covid-19 sejak Kamis (8/7/2021). Ia dirujuk ke rumah sakit ini setelah beberapa waktu dirawat di RS Hermina Kendari.
Meski belum ada pernyataan resmi, sejumlah narasumber yang dihubungi Kompas terkait status positif Covid-19 Agista membenarkan hal ini. Sebelumnya, kabar Agista positif Covid-19 telah terdengar lebih dari dua pekan lalu. Akan tetapi, sejumlah pihak yang dikonfirmasi menuturkan tidak mengetahui informasi ini. Bahkan, Dinas Kominfo Sultra membantah informasi ini dan menyampaikan bahwa kondisi Agista sehat dan tidak terpapar Covid-19.
Ramadhan Tosepu, epidemiolog Universitas Halu Oleo, Kendari, menyebutkan, kasus pejabat atau kepala daerah yang terkonfirmasi positif Covid-19 seharusnya diumumkan dengan cepat. Menunda-nunda pengumuman kasus berpotensi memperluas sebaran virus karena terlambat diantisipasi.
Dengan posisi pejabat atau kepala daerah yang berpotensi besar bertemu orang banyak, lanjut Ramadhan, pengumuman kasus harus dilakukan segera. Hanya dengan penelusuran kasus yang masif, transmisi virus bisa dihentikan.
Kasus semakin banyak, kasus meninggal terus bertambah, dan orang semakin abai terhadap protokol kesehatan.
”Tidak hanya itu, kasus positif kepala daerah atau orang yang memiliki jabatan menunjukkan, virus ini tidak mengenal batas dan siapa saja bisa terpapar. Parahnya, kasus semakin banyak, kasus meninggal terus bertambah, dan orang semakin abai terhadap protokol kesehatan. Bisa dilihat di mana-mana orang bebas melakukan aktivitas tanpa protokol ketat,” ujarnya.
Hingga Selasa ini, total kasus positif Covid-19 di Kendari terus melonjak, mencapai 5.628 kasus. Kasus harian terus bertambah puluhan kasus setiap hari, dengan total kasus meninggal sebanyak 72 orang.
Lonjakan kasus baru Covid-19 terjadi lebih dari satu bulan terakhir. Pada awal Juni lalu, jumlah kasus aktif hanya empat kasus. Saat ini, sebanyak 703 orang dalam perawatan atau bertambah hampir 200 kali lipat.
Lonjakan kasus juga terjadi setelah perhelatan Musyawarah Nasional Kamar Dagang dan Industri (Kadin), akhir Juni lalu. Kegiatan yang dibuka Presiden Joko Widodo itu diikuti ratusan peserta dari seluruh Indonesia.
Belasan peserta Munas Kadin itu kemudian diketahui terpapar Covid-19 dan menjalani perawatan di sejumlah fasilitas kesehatan di Kendari. Bahkan, pada Selasa (6/7/2021) lalu, seorang peserta munas, Rudy D Siregar, meninggal setelah menjalani perawatan beberapa hari. Rudy merupakan Wakil Ketua Komite Tetap Bidang Hubungan Antarlembaga Kadin Indonesia periode 2015-2020.