Meski Kebutuhan Oksigen Meningkat, Sumsel Bantu Pasokan ke Sejumlah Daerah
Kebutuhan oksigen di Sumatera Selatan meningkat hingga dua kali lipat. Peningkatan ini disebabkan melonjaknya pasien Covid-19, terutama mereka yang bergejala sedang dan berat.
Oleh
rhama purna jati
·3 menit baca
PALEMBANG, KOMPAS — Kebutuhan oksigen di Sumatera Selatan meningkat hingga dua kali lipat akibat lonjakan kasus Covid-19. Sejumlah perusahaan berinisiatif memberikan stok oksigennya untuk membantu pemenuhan kebutuhan itu.
Kepala Dinas Kesehatan Sumatera Selatan Lesty Nurainy di Palembang, Senin (12/7/2021), mengatakan, setidaknya dibutuhkan 12-15 ton oksigen per hari pada saat normal. Namun, ketika ada lonjakan kasus, kebutuhannya meningkat dua kali lipat. Oksigen sangat dibutuhkan pasien bergejala sedang atau berat dan memiliki komorbid.
Berdasarkan situs Sumsel Tanggap Covid-19, kasus positif di Sumsel dalam lima hari terakhir selalu di atas 290 kasus per hari. Pada Sabtu (10/7/2021), kasus hariannya mencapai 423 kasus per hari atau tertinggi di sepanjang pandemi. Jumlah ini meningkat dibanding pekan sebelumnya, tercatat kurang dari 250 kasus per hari.
Akan tetapi, Lesty mengatakan, peningkatan kebutuhan oksigen itu masih terpenuhi. Alasannya, produksinya di Sumsel mencapai 100 ton per hari. Beberapa perusahaan juga ikut membantu penyediaan oksigen bagi rumah sakit.
Di RSUP Dr Mohammad Hoesin Palembang (RSMH), misalnya, ada lonjakan permintaan oksigen hingga dua kali lipat. Direktur Utama RSMH Bambang Eko Sunaryanto mengatakan, biasanya kebutuhan normal dari 2.000 liter-2.500 liter per hari. Namun, kini permintaannya meningkat menjadi 4.000 liter-6.000 liter per hari. Pemicunya lonjakan kasus positif Covid-19.
”Saya berharap pasokan oksigen bisa terjaga. Saat ini, ada juga bantuan oksigen dari beberapa perusahaan,” ujar Bambang.
Bantuan perusahaan
Salah satu perusahaan yang memberikan bantuan oksigen adalah PT OKI Pulp and Paper, anak perusahaan PT Sinar Mas, bersama PT Ligasin. Sebanyak 30 ton oksigen murni disalurkan untuk beberapa rumah sakit di Palembang.
”Bantuan ini akan terus berlanjut sesuai kebutuhan rumah sakit sampai pandemi ini berakhir. Jangan sampai kejadian di Jawa terjadi juga di Sumsel,” ucap Wakil Vice President Director PT OKI Pulp and Paper Gadang Harto Hartawan di Polda Sumsel, Palembang, Senin.
Dia menjelaskan, oksigen menjadi salah satu komponen yang dibutuhkan memproduksi bubur kertas (pulp). Namun dengan meningkatnya kebutuhan oksigen, pihaknya lantas melakukan optimalisasi sehingga masih tersedia cadangan oksigen sekitar 1.200 ton per bulan.
Bahkan, lanjut Gadang, oksigen tersebut tidak hanya akan diberikan untuk Sumsel, tetapi juga bagi Jawa Barat dan Jawa Tengah. Namun, dia mengatakan, pihaknya masih terkendala sarana dan prasarana pengangkutannya.
”Kami sekarang menggunakan kendaraan PT Ligasi untuk penyaluran ke rumah sakit. Intinya seberapa banyak oksigen yang rumah sakit butuhkan, kami siap menyalurkan,” tegas Gadang.
Berburu oksigen
Salah satu daerah yang aktif mencari persediaan oksigen dari Sumsel adalah Jabar. Wakil Ketua Harian Posko Oksigen Jabar Begin Troys menuturkan, kebutuhan oksigen mencapai 400 ton per hari.
Dari Sumsel, Begin mengatakan, Jabar mendapat pasokan sekitar 30 ton oksigen per hari. Namun, dengan hanya empat kendaraan angkut dengan kapasitas 21 ton, total kuota sebanyak 150 ton oksigen baru bisa disalurkan dalam beberapa hari.
”Sampai saat ini, kami masih defisit sekitar 100 ton per hari. Untuk memenuhinya, kami bekerja sama juga dengan Kalimantan Timur dan Banten serta mencari daerah lainnya. Khusus Kaltim, ada dua kendaraan dengan kapasitas 21 ton,” katanya.
Kepala Polda Sumsel Inspektur Jenderal (Pol) Eko Indra Heri memastikan kebutuhan oksigen masih cukup. Ketersediaannya ikut dijamin sejumlah perusahaan, seperti PT Samator, PT Legasin, PT Sinar Mas, dan PT Pupuk Sriwidjaja. ”Bahkan, persediaan oksigen Sumsel bisa kita salurkan ke daerah lain,” ucapnya.
Meski menjamin pasokan gas ke rumah sakit, Eko mengatakan, ketersediaan tabung gas masih minim. Hal ini berpotensi menyulitkan warga yang tengah menjalankan isolasi mandiri di rumah.
Oleh karena itu, Eko berharap, warga yang memiliki lebih dari satu tabung oksigen agar meminjamkan tabungnya. Ke depan, Eko mengatakan bakal membangun sentra oksigen yang mudah dijangkau. Tujuannya agar masyarakat tidak kesulitan mencari oksigen.