Batang leher gajah jantan itu seperti dipotong menggunakan benda tajam. Diduga pelaku membantai gajah untuk mengambil gadingnya.
Oleh
ZULKARNAINI
·2 menit baca
BANDA ACEH, KOMPAS — Satu individu gajah sumatera (Elephas maximus sumatranus) ditemukan mati dengan kondisi tanpa kepala di perkebunan sawit Desa Jambo Reuhat, Kecamatan Banda Alam, Kabupaten Aceh Timur, Aceh. Batang leher gajah jantan itu seperti dipotong menggunakan benda tajam. Diduga pelaku membantai gajah untuk mengambil gadingnya.
Kepala Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Aceh Timur Ajun Komisaris Dwi Arys Purwoko, Senin (12/7/2021), mengatakan, bangkai gajah ditemukan pada Minggu (11/7/2021) sore oleh warga. Lokasi penemuan berada di perkebunan sawit.
Aparat Polres Aceh Timur pun mendalami kasus kematian satwa lindung itu. Mereka menyisir radius 100 meter dari titik penemuan bangkai untuk mencari benda-benda atau petunjuk pembunuhan gajah itu.
Tim Medis Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh telah melakukan neokropsi terhadap bangkai gajah itu. Organ bagian dalam, seperti usus, hati, jantung, dan paru-paru, akan diperiksa di laboratorium untuk mengetahui penyebab kematian.
Ketua Tim Medis BKSDA Aceh Rosa Rika Wahyuni mengatakan, gajah itu berumur 15 tahun. Dalam kondisi normal gajah usia 15 tahun memiliki gading sepanjang 15 cm-30 cm.
Kematian gajah ini sangat sadis sebab kepalanya raib. ”Kemungkinan gajah ini mati dua hari lalu. Kami telah melakukan neokropsi untuk memeriksa penyebab kematian,” kata Rosa.
Pembunuhan seperti ini sangat barbar.
Ketua Forum Konservasi Gajah Indonesia (FKGI) Donny Gunaryadi mengatakan, kasus tersebut menunjukkan perburuan gajah sumatera masih masif. Menurut dia, sebelum lehernya dipotong, gajah itu terlebih dahulu dilumpuhkan, bisa menggunakan racun atau ditembak.
Donny juga menduga pelaku lebih dari satu orang karena untuk memotong dan membawa kepala gajah yang berat tidak mungkin dilakukan oleh satu orang. ”Namun, kita menunggu hasil kerja polisi. Kami berharap kasus ini dapat diungkap,” ucapnya.
Karena ada bagian potongan tubuh yang hilang, kemungkinan besar kasus ini merupakan bagian dari sindikasi perdagangan satwa lindung. Jika kematian gajah itu karena konflik, bangkainya masih utuh. ”Pembunuhan seperti ini sangat barbar. Gajah sumatera satwa ikonik yang dilindungi, tetapi terus diburu,” ujar Donny.
Data dari BKSDA Aceh menunjukkan, sejak 2016 hingga 2020 jumlah gajah yang mati mencapai 42 ekor. Penyebab kematian 57 persen karena konflik, 33 persen mati alami, dan 10 persen karena perburuan.