Tujuh Tewas dalam Kecelakaan di Tol Pemalang-Batang
Sopir bus penumpang terkejut ketika truk boks di depannya oleng di Jalan Tol Pemalang-Batang, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah, Minggu (11/7/2021) siang. Selain 7 tewas, 20 orang luka-luka akibat peristiwa tersebut.
Oleh
KRISTI UTAMI
·4 menit baca
PEMALANG, KOMPAS — Kecelakaan lalu lintas yang melibatkan bus antarkota antarprovinsi atau AKAP dengan truk boks terjadi di Jalan Tol Pemalang-Batang Kilometer 308 di Desa Saradan, Kecamatan Pemalang, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah, Minggu (11/7/2021). Tujuh orang dilaporkan tewas dalam kejadian tersebut.
Kejadian itu bermula saat bus AKAP Sudiro Tungga Jaya bernomor polisi AD 1626 CU melaju dari arah barat (Jakarta) menuju ke timur (Semarang) sekitar pukul 11.00. Bus yang dikendarai Sigit Prasetyo (26), warga Desa Tamanwinangun, Kecamatan Tamanwinangun, Kabupaten Kebumen, itu melaju di jalur kiri (jalur A) tepatnya di lajur kanan berkecepatan 100 kilometer per jam.
Saat tiba di sekitar lokasi kejadian, Sigit dikejutkan adanya truk boks dengan nomor polisi B 9281 SXR yang tiba-tiba oleng dari lajur kiri ke lajur kanan. Sigit berupaya menghindari tabrakan dengan banting setir ke arah kiri. Karena jarak antara bus dan truk boks yang dikemudikan Gatot Suprianto (33) itu terlalu dekat, tabrakan tak bisa dihindari.
”Setelah menabrak bagian kiri belakang truk boks, bus itu oleng ke kiri kemudian menabrak pembatas jalan. Usai menabrak pembatas jalan, bus itu terguling ke sisi kiri,” kata Kepala Satuan Lalu Lintas Kepolisian Resor Pemalang Ajun Komisaris Arfian Riski Dwi Wibowo.
Kendati sudah mendapatkan gambaran tentang kronologi kejadian, Arfian masih akan memanggil sejumlah saksi dan memeriksa temuan-temuan di lokasi kejadian. Hal itu untuk memastikan penyebab kecelakaan.
Dihubungi secara terpisah, Kepala Unit Kecelakaan Lalu Lintas Satlantas Polres Pemalang Inspektur Satu Nuryadi menuturkan, bus tersebut mengangkut 34 penumpang. Akibat kejadian itu, 7 penumpang meninggal, 9 luka berat, dan 11 penumpang menderita luka ringan.
Korban meninggal, antara lain Sukardi (49), Pardi (45), Sumarto (61), Parto Margono (55), Indiyanto (28), Joko Susilo (30), dan satu perempuan belum teridentifikasi. Mereka adalah warga Kota Tangerang (Banten), Kabupaten Wonogiri (Jateng), Kabupaten Pasuruan (Jatim), dan Sukoharjo (Jateng).
Adapun korban luka, antara lain Sutino (71), Edi Suwarjo (32), Sri Sunarsih (29), Qiyandra Reisaka (3), Muhammad Aziz (11), Muhammad Syauki Ramadhan (2 bulan), Nunuk Widiarsih (25), Muhsin (42), Ahmad Zaini (33), Faiz Zaenudin Lutfi (28), Parno (23), Supriyanto (30), David Wahyudi (20), Andi Kurniawan (29), Kurnia Resti (19), Eka Lestari (23), Dika Udianto (25), Supriyadi (37), Sini (42), Kartiyo (45), dan Maryanto (50). Mayoritas korban luka menderita patah tulang kaki dan tangan
”Seluruh korban luka dan meninggal dibawa ke tiga rumah sakit berbeda di Pemalang, yakni Rumah Sakit Siaga Medika, Rumah Sakit Prima Medika, dan Rumah Sakit Santa Maria. Untuk indentitas korban sedang dalam pendataan,” ujar Nuryadi.
Ia menambahkan, dalam peristiwa itu, 7 penumpang bus selamat. Mereka melanjutkan perjalanan menggunakan bus lain.
Selain menyebabkan sejumlah orang meninggal dan luka-luka, kecelakaan itu juga menyebabkan kerusakan pada dua kendaraan yang terlibat kecelakaan. Truk boks rusak berat di bagian belakang, sedangkan bus rusak berat di seluruh bagian.
Sementara itu, Kepala Seksi Pelayanan Lalu Lintas Pemalang Batang Toll Road (PBTR) Nuruddin Zakaria menyebut, saat kejadian cuaca di sekitar lokasi cerah. Arus lalu lintas juga dilaporkan lengang.
Terkait kondisi jalan, Zakaria menyebut, tidak ada kerusakan jalan dan tidak ditemukan lubang atau aspal yang mengelupas di sekitar lokasi. Sepanjang tahun 2021 belum pernah ada kecelakaan lalu lintas di sekitar lokasi. Karena itu, PBTR menyimpulkan bahwa lokasi kecelakaan itu tidak termasuk dalam kategori blackspot atau titik hitam.
”Menurut analisis kami, kecelakaan itu murni terjadi karena kelalaian manusia (human error). Bus yang melaju di lajur kanan kurang antisipasi ketika truk boks berpindah lajur secara tiba-tiba. Di sisi lain, tindakan sopir truk boks yang memacu kendaraannya dengan pelan, yakni 60 kilometer per jam, lalu memotong jalan juga rawan menimbulkan kecelakaan,” tutur Zakaria.
Beberapa saat setelah para penumpang dievakuasi, bangkai bus dan truk boks diderek menuju pintu keluar tol Gandulan, Pemalang. Selama proses evakuasi, arus lalu lintas di jalur Jakarta-Semarang sempat tersendat tetapi segera diurai oleh petugas di lokasi.