Kabupaten Malang Siapkan ”Safe House” di Setiap Kecamatan
Untuk mengantisipasi keterbatasan fasilitas kesehatan dan tren peningkatan kasus Covid-19, Kabupaten Malang, Jawa Timur, mendirikan ”safe house” di tingkat kecamatan. Tempat tersebut memanfaatkan bangunan sekolah.
Oleh
DEFRI WERDIONO
·4 menit baca
MALANG, KOMPAS — Pemerintah Kabupaten Malang, Jawa Timur, menyiapkan tempat isolasi atau safe house di seluruh kecamatan atau sebanyak 33 lokasi. Langkah ini dilakukan untuk mengantisipasi keterbatasan fasilitas kesehatan dan tren kasus Covid-19 yang terus meningkat.
Sekretaris Daerah Kabupaten Malang Wahyu Hidayat, Minggu (11/7/2021), mengatakan, safe house di tingkat kecamatan memiliki kapasitas rata-rata 50 tempat tidur. Lokasinya juga mesti berdekatan dengan puskesmas. Setiap kecamatan di Kabupaten Malang memiliki dua puskesmas.
”Kami dari forum komunikasi pimpinan daerah sudah cek kesiapannya semua, mulai dari lokasi sampai sarana dan prasarana. Bagaimana mekanisme penanganannya dan bagaimana tanggung jawab dari musyawarah pimpinan kecamatan. Insya Allah, Senin (besok) sudah mulai beroperasi,” ujar Wahyu melalui sambungan telepon.
Menurut Wahyu, safe house memanfaatkan gedung sekolah setempat. Lokasinya paling jauh 500 meter dari puskesmas. Tempat isolasi itu diperuntukkan bagi mereka yang mengalami gejala ringan dan orang tanpa gejala. Isolasi mandiri di rumah juga menghawatirkan karena tidak semua rumah warga kondusif dan memenuhi syarat.
Disinggung soal hal-hal yang menjadi pertimbangan safe house di kecamatan, Wahyu menjelaskan, keterbatasan kapasitas tempat tidur rumah sakit rujukan, baik ruang perawatan intensif (ICU) maupun isolasi, menjadi salah satu di antaranya. Selain itu, juga keterbatasan tenaga kesehatan di kecamatan. Keberadaan safe house juga membuat pengawasan pasien lebih mudah karena terpusat.
”Semua desa kami minta menyerahkan (pasien) ke kecamatan, untuk selanjutnya diarahkan ke safe house terdekat. Nanti, tenaga kesehatan di desa-desa dikoordinasi kepala puskesmas untuk berjaga di situ. Jadi, tenaga kesehatan tidak perlu berkeliling menemui pasien yang melakukan isolasi mandiri. Jadi lebih efektif,” katanya.
Pemerintah Kabupaten Malang telah meminta pihak rumah sakit menambah kapasitas ruang perawatan 10-30 persen, tergantung kondisi rumah sakit setempat, atau paling sedikit 230 unit dari total tempat tidur di rumah sakit di Kabupaten Malang sebanyak 2.300 unit.
Pada kesempatan ini, Wahyu juga membenarkan tren peningkatan kasus di wilayah tersebut terus naik. Berdasarkan data Jawa Timur Tanggap Covid-19, lonjakan kasus harian di Kabupaten Malang terlihat sejak 7 Juli sebanyak 80 kasus, sedangkan pada 6 Juli hanya 30 kasus. Pada 8 Juli, ada tambahan 95 kasus dari total 2.551 kasus baru di Jatim. Jumlah tersebut menempatkan Kabupaten Malang pada 10 besar angka penambahan harian terbanyak, selain Ngawi di posisi tertinggi (212 kasus), Tuban (171), dan Banyuwangi (113).
Pada 9 Juli, jumlah tambahan kasus mencapai 151 dari total di Jatim yang mencapai 2.530. Saat itu Kabupaten Malang naik berada di urutan ketiga di bawah Banyuwangi (219) dan Ponorogo (176). Adapun 10 Juli tercatat penambahan 174 kasus (di bawah Banyuwangi 192) dan naik menjadi 185 pada 11 Juli (di bawah Jember 200 kasus).
Adapun total kasus terkonfirmasi positif di Kabupaten Malang per 11 Juli sebanyak 4.441 kasus. Dari jumlah tersebut, sebanyak 499 aktif, 3.664 sembuh, dan 278 meninggal.
Selama pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat, akses masyarakat untuk masuk ke Kabupaten Malang sebenarnya sudah dipersempit. Secara keseluruhan, terdapat 10 pos check point, 7 posko observasi pada fasilitas umum seperti stasiun dan bandara, dan 2 pos pembatasan mobilisasi masyarakat.
Sementara itu, di Kota Batu, pemerintah daerah setempat berupaya membuka shelter baru di bawah pengelolaan pemerintah kota, untuk menampung pasien terkonfirmasi tanpa gejala. Pemerintah Kota Batu juga mewajibkan satuan tugas tingkat desa/kelurahan menyiapkan shelter bagi warga di wilayahnya.
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Pemerintah Kota Batu Ony Ardianto mengatakan, dari 156 tempat tidur shelter isolasi di Kota Batu, telah terisi 94 pasien (60,25 persen). Adapun tingkat keterisian tempat tidur (bed occupancy rate/BOR) isolasi di rumah sakit rujukan terisi 92,73 persen, turun dari sebelumnya 98 persen karena ada penambahan tempat tidur. Sementara BOR pada ruang ICU mencapai 100 persen.
”Kami berkoordinasi dengan rumah sakit rujukan guna melakukan konversi tempat tidur untuk perawatan pasien Covid-19, minimal 40 persen kapasitas tempat tidur rumah sakit. Saat ini kapasitas tempat tidur isolasi di rumah sakit rujukan bertambah dari 95 unit menjadi 110 unit,” katanya.
Adapun angka terkonfirmasi baru Covid-19 di Kota Batu juga meningkat dalam dua hari terakhir. Jika sebelumnya ada 27 orang, per 11 Juli sebanyak 30 orang. Adapun total pasien terkonfirmasi positif di daerah ini sebanyak 1.871 orang. Di antara jumlah itu, 162 kasus aktif, 154 meninggal, dan 1.555 sembuh.