Tanpa Masker, Istri Gubernur Maluku Berjoget dalam Kerumunan
Istri Gubernur Maluku, Widya Murad Ismail, berjoget di tengah kerumunan tanpa mengenakan masker. Tindakan yang mengabaikan protokol Covid-19 ini disayangkan oleh sejumlah pihak.
Oleh
FRANSISKUS PATI HERIN
·3 menit baca
AMBON, KOMPAS — Sebuah video yang memperlihatkan Widya Murad Ismail, istri Gubernur Maluku, berjoget dalam kerumunan tanpa mengenakan masker, beredar di media sosial. Perilaku yang mengabaikan protokol Covid-19 itu sangat disesalkan banyak orang.
Video dimaksud mulai viral di media sosial pada Jumat (9/7/2021) petang. Video dibagikan oleh para pengguna media sosial dari Maluku. Selain di Facebook, video tersebut juga beredar di Whatsapp. Semua komentar bernada menyayangkan tindakan Widya tersebut.
Berdasarkan penelusuran Kompas, video itu diambil pada 22 Juni 2021 berlokasi di Warung Katong. Kafe itu milik Pemprov Maluku yang dikelola oleh Widya selaku ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Maluku. Momentumnya kala itu adalah pelantikan Bupati dan Wakil Bupati Buru Selatan.
Hairul Hatala, pria yang terekam ikut berjoget bersama Widya, membenarkan video itu. Menurut dia, ia dan beberapa orang lain ikut berjoget bersama Widya. Kala itu, Hairul bersama rombongan dari kantor PLN Wilayah Maluku-Maluku Utara hendak bertemu dengan Gubernur Maluku Murad Ismail di tempat tersebut. Mereka lalu diajak berjoget.
”Tidak enak. Masa, Ibu Gubernur yang minta (ikut joget), kita duduk aja begitu,” kata Hairul. Dalam video itu, mereka berjoget hingga dengan jarak kurang dari 1 meter tanpa mengenakan masker ataupun penutup wajah.
Menurut Hairul, tidak ada unsur kesengajaan dalam joget bersama itu. Semua terjadi secara spontan. ”Itu, kan, tanggal 22 Juni lalu, dan belum berlaku PPKM (pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat),” ucapnya.
Sementara itu, sejumlah pejabat Pemerintah Provinsi Maluku yang tergabung dalam Satuan Tugas Covid-19 tidak merespons saat dihubungi Kompas terkait aksi joget tersebut.
Yohan Noya, aktivis Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia Cabang Ambon, menyayangkan tindakan Widya yang berjoget di tengah kerumunan tanpa mengenakan masker. ”Ini bukan contoh yang baik. Di satu sisi, mereka mengimbau masyarakat agar taat protokol kesehatan, di sisi lain mereka secara sadar melanggarnya,” ujarnya.
Dengan begitu, lanjut Yohan, masyarakat dikhawatirkan dapat semakin apatis dengan protokol Covid-19. Masyarakat bahkan menganggap bahwa Covid-19 adalah bohong-bohongan para pejabat saja. Insiden buruk ini bisa membuat masyarakat semakin tidak percaya akan bahaya Covid-19.
Dalam catatan Kompas, Badan Pusat Statistik bekerja sama dengan Satuan Tugas Penanganan Covid-19 pernah melakukan survei terkait perilaku masyarakat pada Oktober 2020. Hasilnya, 29,18 persen warga Maluku menyatakan tidak percaya akan bahaya Covid-19. Angka tersebut merupakan yang tertinggi di Indonesia.
Sementara itu, di sisi lain, kasus Covid-19 terus meningkat. Kota Ambon yang sempat mereda ke zona oranye, kini kembali ke zona merah. Ambon menjadi daerah dengan jumlah kasus tertinggi di Maluku. Saat ini, 6.564 orang terkonfirmasi positif dengan 1.423 di antaranya masih dalam perawatan.
Untuk tingkat Provinsi Maluku, kasus Covid-19 mencapai 10.659, dengan tambahan kasus terbaru pada 9 Juli sebanyak 191. Hari ini, jumlah kematian bertambah enam orang menjadi 170. Kematian harian ini merupakan yang tertinggi.