Pasien Melonjak, Kepri Minta Bantuan 250 Tabung Oksigen ke Singapura
Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau meminta bantuan 250 tabung oksigen kepada Pemerintah Singapura. Hal itu sebagai salah satu langkah antisipasi Kepri seiring lonjakan pasien Covid-19.
Oleh
PANDU WIYOGA
·3 menit baca
BATAM, KOMPAS — Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau meminta bantuan 250 tabung oksigen kepada Pemerintah Singapura sebagai antisipasi kebutuhan pasien di tengah lonjakan kasus baru Covid-19. Seiring tingkat keterisian tempat tidur khusus pasien Covid-19 di Kepri yang sudah mendekati 80 persen, kebutuhan oksigen pun terus meningkat.
Kepala Dinas Kesehatan Kepulauan Riau (Kepri) Mohammad Bisri, Jumat (9/7/2021), menyatakan, stok oksigen untuk pasien Covid-19 di provinsi tersebut masih dalam level aman. Adapun permintaan bantuan 250 tabung oksigen kepada Pemerintah Singapura disebut sebagai langkah antisipasi lonjakan kebutuhan pasien.
”Kami memang meminta bantuan 250 tabung oksigen. Namun, saat ini kami masih menunggu kepastian berapa jumlah dan apa saja jenis bantuan yang akan mereka berikan,” kata Bisri melalui pesan singkat.
Hingga 9 Juli 2021, tingkat keterisian tempat tidur khusus pasien Covid-19 di Kepri telah mendekati 80 persen. Bahkan, di Kota Tanjung Pinang, yang merupakan ibu kota Provinsi Kepri, tingkat keterisian tempat tidur khusus pasien Covid-19 telah mencapai lebih dari 90 persen.
Pada 5 Juli 2021, Kepala Bidang Pelayanan Medik Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Raja Ahmad Tabib, dr Asep Guntur, mengatakan, salah satu dari tiga mesin oksigen sentral mereka rusak karena dipakai terus-menerus. RSUD Raja Ahmad Tabib di Tanjung Pinang harus menangani gelombang kedatangan pasien Covid-19 dari kabupaten lain, seperti Bintan, Lingga, dan Kepulauan Anambas.
Adapun penambahan kasus Covid-19 di Kepri saat ini berkisar 500-600 orang per hari. Menyikapi kondisi itu, Gubernur Kepri Ansar Ahmad, Jumat, mengeluarkan tiga surat edaran yang mengatur pembatasan kegiatan masyarakat, pembatasan kegiatan keagamaan, dan pengetatan moda transportasi.
Sore ini, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengumumkan, pemerintah meminta dua daerah di Kepri, yakni Tanjung Pinang dan Batam, untuk menerapkan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat mulai 12 Juli 2021. Keputusan itu diumumkan Airlangga dalam konferensi pers yang juga dihadiri Menteri Kesehatan, Menteri Dalam Negeri, dan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana.
Terkait permintaan bantuan Pemprov Kepri kepada Singapura, Kepala Fungsi Penerangan, Sosial, dan Budaya Kedutaan Besar RI di Singapura, Ratna Lestari Harjana, menyatakan, pihaknya belum mengetahui hal itu. Sampai saat ini, penyaluran bantuan dari Singapura masih dilakukan dengan skema terpusat melalui Jakarta.
Hari ini, Menteri Luar Negeri Singapura Vivian Balakrishnan menyerahkan bantuan Pemerintah Singapura kepada Duta Besar RI untuk Singapura Suryopratomo di Paya Lebar Air Base, Singapura. Bantuan peralatan kesehatan yang dikirim itu terdiri dari ventilator, oxygen concentrator, tabung oksigen, masker medis, dan alat pelindung diri.
Pada tahap pertama ini, Singapura mengirim 200 ventilator, 250 tabung oksigen kosong, 30 oxygen concentrator, serta peralatan medis lain dengan menggunakan dua pesawat C-130 milik Angkatan Udara Singapura (RSAF). Sisa bantuan lainnya akan dikirimkan menggunakan Kapal Angkatan Laut Singapura (RSN) menuju Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, pada 11 Juli 2021.
Dalam situasi sulit seperti sekarang, Vivian menyatakan, Singapura sebagai negara terdekat akan terus mendukung dan membantu Indonesia. ”Virus Covid-19 varian Delta menular dengan sangat cepat dan kami berharap Indonesia segera mampu mengendalikan kasus penularan,” ujarnya dalam pernyataan tertulis.
Hingga 9 Juli, total kasus positif Covid-19 di Kepri mencapai 29.912 orang. Dari jumlah tersebut, sebanyak 4.884 di antaranya merupakan kasus kasus aktif. Adapun jumlah pasien meninggal sebanyak 650 orang.