Banyak Anak Terpapar Covid-19 di Banggai, Kewaspadaan Orangtua Harus Ditingkatkan
Banyak anak terinfeksi Covid-19 di Banggai, Sulawesi Tengah. Orangtua harus waspada dan melindungi anak di masa pandemi. Banggai menerapkan berbagai bentuk pembatasan guna mengendalikan penularan.
Oleh
VIDELIS JEMALI
·4 menit baca
PALU, KOMPAS — Jumlah anak terinfeksi Covid-19 di Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah, tinggi. Mereka saat ini menjalani isolasi mandiri seperti anggota keluarga dewasa yang juga terpapar virus tersebut. Hal ini menjadi ”alarm” bagi orangtua untuk meningkatkan kewaspadaan dalam melindungi anak-anak di masa pandemi.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai Anang S Otoluwa menyatakan, saat ini, total kasus anak yang terinfeksi Covid-19 sebanyak 40. Jumlah tersebut setara 17 persen dari total kasus aktif yang mencapai 240. Berdasarkan kelompok umur, sebanyak 10 kasus anak rentang usia 0-5 tahun, 19 kasus (6-12 tahun), dan 11 kasus (13-17 kasus).
”Kondisi mereka umumnya baik. Mereka dalam masa isolasi bersama keluarga mereka yang juga terinfeksi,” kata Anang saat dihubungi dari Palu, Jumat (9/7/2021).
Anang membeberkan, berdasarkan penelusuran kasus, ada dua pola penularan. Pertama, sebagian anak terinfeksi saat bepergian dengan orangtuanya. ”Mereka kontak dengan orang yang positif Covid-19 tanpa gejala. Anak tersebut positif, sementara orangtuanya tidak positif,” ujarnya.
Pola kedua, anak terinfeksi dari orangtua yang terlebih dahulu positif. Artinya, penularan terjadi di dalam keluarga (kluster keluarga).
Banyaknya anak yang terinfeksi Covid-19 merupakan fenomena baru di Banggai dan Sulteng pada umumnya. Tahun lalu dan saat periode kasus meningkat pada Januari-Maret 2021, hal itu tak terjadi.
Begitu pula di daerah lain, rata-rata rentang usia yang dominan terpapar Covid-19 mulai dari umur 19 tahun. Itu, misalnya, terjadi di Palu. Kota Palu pernah memiliki kasus infeksi Covi-19 anak berumur lima tahun pada September 2020. Anak tersebut telah sembuh.
Anang menyampaikan, fenomena banyaknya anak terinfeksi harus menjadi perhatian bagi orangtua. Orangtua harus melindungi anak-anak di masa pandemi ini. ”Jika tak ada hal penting untuk keluar dari rumah, lebih baik di rumah saja,” ujarnya.
Untuk perawatan anak-anak yang terinfeksi, kata Anang, orangtua tak perlu takut, yang terpenting tetap jaga jarak, memakai masker, dan sering mencuci tangan. Terbukti ada satu anak yang telah melapor dinyatakan sembuh.
Kasus penularan Covid-19 di Banggai secara umum meningkat drastis memasuki minggu ketiga Juni. Sejak itu, tambahan harian kasus yang dilaporkan selalu lebih dari dua digit dari sebelumnya cenderung satu digit.
Bersama Palu, Banggai mencatat peningkatan kasus secara signifikan.
Pada Kamis (8/7/2021), misalnya, kasus infeksi Covid-19 harian sebanyak 41 orang, jumlah tertinggi di Sulteng dalam sehari. Total kasus aktif di Banggai menjadi 240 kasus. Dari jumlah tersebut, 23 orang dirawat di rumah sakit daerah di Luwuk (ibu kota kabupaten) dan fasilitas isolasi dan 217 orang lainnya menjalani isolasi mandiri. Tercatat sebanyak 1.603 kasus di Banggai sejak pandemi melanda.
Bersama Palu, Banggai mencatat peningkatan kasus secara siginifikan. Palu lebih dahulu menerapkan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) mikro yang diperketat sejak awal minggu ini.
Pembatasan aktivitas
Anang menyatakan, saat ini hingga waktu yang belum ditentukan, Kabupaten Banggai menerapkan PPKM mikro yang diperketat. Aturan membatasi jam operasi tempat usaha, antara lain kafe, warung kopi, restoran, pusat belanja, dan swalayan, hingga pukul 17.00 Wita. Kapasitas pengunjung hanya boleh maksimal 25 persen dari kapasitas normal.
Warung dan tempat usaha yang melayani pembelian secara daring diizinkan beroperasi hingga pukul 20.00. Aturan juga mengatur penutupan tempat wisata. Acara-acara di lingkungan masyarakat juga ditiadakan.
Untuk pelaku perjalanan, pemerintah menetapkan mereka yang datang ke Banggai harus menunjukkan hasil negatif dari tes cepat antigen dengan masa berlaku 2 x 24 jam baik untuk moda udara, laut, maupun darat. Saat tiba di Banggai, mereka harus dites cepat lagi untuk memastikan kondisinya. Jika positif dari hasil tes cepat tersebut, mereka harus menjalani isolasi mandiri dengan pengawasan dari petugas kesehatan setempat.
Terkait ketersediaan tempat tidur untuk perawatan pasien Covid-19, Anang menyatakan, ada dua tempat untuk perawatan di Luwuk, yakni RSUD Banggai dan fasilitas isolasi terpusat. Dari 18 tempat tidur di rumah sakit, sudah terisi 13 tempat tidur. Hampir separuh dari 40 total tempat tidur di fasilitas isolasi juga sudah terisi pasien.
Ia menyatakan, pemerintah desa telah diminta untuk menyiapkan fasilitas isolasi bagi pasien yang mengalami gejala ringan. Hanya pasien yang mengalami gejala berat yang dirawat di rumah sakit dan pusat isolasi di Luwuk.
Irwan Basir (38), warga Luwuk, menyatakan, sejauh ini pembatasan tersebut masih terlihat dilanggar warga. ”Mungkin karena aturannya masih baru, warga masih melanggar. Diperlukan sosialisasi secara masif,” katanya.
Ia menuturkan, secara umum, masyarakat mengikuti kebijakan yang diterapkan pemerintah. Yang terpenting, aturan diterapkan secara konsisten. ”Karena tujuannya untuk melindungi semua warga dari infeksi, ya, kita harus dukung,” ujarnya.
Banggai merupakan salah satu kabupaten dengan koneksi dan mobilitas barang serta orang yang cukup tinggi setelah Palu dengan akses udara, laut, dan darat. Daerah itu memiliki sejumlah industri strategis, yakni minyak, gas, dan gas alam cair, baik untuk memenuhi kebutuhan nasional maupun internasional. Melalui jalur udara, Banggai bisa dijangkau dari Palu, ibu kota Sulteng; Makassar, Sulawesi Selatan; dan Manado, Sulawesi Utara.