Terkendala Data, Bantuan bagi Warga Isolasi Mandiri di Tegal Belum Disalurkan
Rencana penyaluran bantuan pangan bagi warga yang menjalani isolasi mandiri di Kota Tegal, Jawa Tengah, belum terealisasi. Padahal, bantuan sudah ditunggu masyarakat. Pendataan yang tak kunjung selesai menjadi hambatan.
Oleh
KRISTI UTAMI
·3 menit baca
TEGAL, KOMPAS — Pemerintah Kota Tegal, Jawa Tengah, belum menyalurkan bantuan pangan bagi warga yang menjalani isolasi mandiri selama penerapan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat atau PPKM darurat. Pemerintah setempat masih menunggu sinkronisasi data antara dinas kesehatan, dinas sosial, dan kelurahan.
Untuk menangani dampak pandemi sepanjang 2021, Pemerintah Kota Tegal menyiapkan anggaran sebesar Rp 57 miliar. Dana itu dibagi ke dalam dua bagian, yakni penanganan kesehatan sebesar Rp 37,7 miliar dan penanganan ekonomi sebesar Rp 19,2 miliar. Hingga Juni, anggaran yang terpakai sejumlah Rp 16,5 miliar atau 28 persen.
Dari anggaran penanganan ekonomi Rp 19,2 miliar, sebanyak Rp 7 miliar telah digunakan untuk jaring pengaman sosial, pelatihan tenaga kerja terdampak Covid-19, serta bantuan pengembangan produk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Adapun Rp 12,2 miliar sisanya belum digunakan.
Menurut Sekretaris Daerah Kota Tegal Johardi, sebagian anggaran yang belum dicairkan tersebut akan digunakan untuk menyiapkan bantuan pangan bagi warga miskin dan terdampak pandemi, termasuk mereka yang sedang menjalani isolasi mandiri. Bantuan bagi warga yang sedang menjalani isolasi mandiri direncanakan disalurkan pada masa PPKM darurat.
Meski demikian, hingga Selasa (6/7/2021) atau hari ketiga PPKM darurat, bantuan pangan belum juga disalurkan. Pemerintah Kota Tegal masih menunggu sinkronisasi data antara dinas kesehatan, dinas sosial, dan kelurahan.
”Kami sudah meminta agar pihak-pihak terkait melakukan akselerasi terhadap proses pendataan karena bantuan pangan sudah sangat ditunggu oleh masyarakat. Kalau sudah selesai, harapannya bisa langsung diverifikasi oleh ketua RT/RW, kemudian diajukan pencairannya ke badan keuangan daerah,” kata Johardi.
Johardi menuturkan, ada sejumlah hambatan dalam proses pendataan. Salah satunya, masih ada warga yang tidak mau jujur tentang kondisi perekonomian dan kesehatannya.
Pada saat pemerintah setempat belum menyalurkan bantuan, Kepolisian Resor Tegal Kota mendirikan dapur umum untuk memasok kebutuhan warga yang menjalani isolasi mandiri. Setiap hari, ribuan boks nasi didistribusikan oleh anggota kepolisian dan TNI. Penyaluran nasi boks ke rumah-rumah dilakukan tiga kali dalam sehari, yakni pagi, siang, dan sore.
”Bahan pangan yang diolah, kemudian dibagikan kepada warga yang menjalani isoman (isolasi mandiri), ini merupakan sumbangan dari pelaku usaha, organisasi masyarakat, dan masyarakat Kota Tegal. Tidak ada bantuan anggaran dari pemerintah kota sama sekali,” ujar Kepala Kepolisian Resor Tegal Kota Ajun Komisaris Besar Rita Wulandari Wibowo.
Kegiatan pengolahan dan penyaluran nasi boks itu dilakukan sejak Jumat (18/6/2021). Menurut rencana, dapur umum akan menyuplai makanan kepada warga hingga Sabtu (10/7/2021). Rita berharap dapur umum mendapatkan bantuan anggaran dari Pemerintah Kota Tegal. Dengan demikian, kegiatan itu bisa terus dilakukan, setidaknya hingga PPKM darurat berakhir.
Belum maksimal
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Tegal, Edy Suripno, menyesalkan belum adanya bantuan yang diberikan kepada masyarakat ataupun kepada dapur umum di Polres Tegal Kota. Padahal, anggaran untuk kegiatan tersebut sudah ada.
”Kami menilai, kinerja Pemerintah Kota Tegal dalam penanganan Covid-19 ini masih lambat. Hingga semester kedua atau pertengahan tahun, serapan anggaran masih sedikit. Semoga anggaran yang ada segera dimanfaatkan untuk membantu masyarakat,” tutur Edy.
Edy mengatakan, idealnya anggaran yang dipakai hingga Juni sudah mencapai 50 persen dari total anggaran. Selain mendorong pemerintah setempat mengalokasikan anggaran untuk bantuan sosial, Edy juga meminta pengadaan alat tes reaksi berantai polimerase (PCR). Dengan alat tes PCR, kinerja pelacakan dan pengetesan Covid-19 akan lebih optimal.
Hingga Selasa malam, jumlah kasus positif Covid-19 yang tercatat di Kota Tegal sebanyak 4.128 orang. Dari jumlah tersebut, 912 orang merupakan kasus aktif yang terdiri dari 132 orang dirawat dan 780 orang menjalani isolasi mandiri.