Tongkang Pengangkut Metanol Meledak, Satu Pekerja Tewas
Sebuah tongkang pengangkut metanol perusahaan pertambangan batubara di Kabupaten Kotawaringin Barat meledak. Satu orang meninggal. Aparat sedang menyelidiki penyebab ledakan tersebut.
Oleh
DIONISIUS REYNALDO TRIWIBOWO
·2 menit baca
PALANGKARAYA, KOMPAS — Sebuah tongkang meledak di Sungai Arut, Kabupaten Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah. Peristiwa itu menyebabkan satu pekerja tongkang meninggal dunia dan tiga orang luka-luka.
Peristiwa itu terjadi pada Senin (5/7/2021) pagi sekitar pukul 10.00 di Sungai Arut, Kecamatan Arut Selatan, Kabupaten Kotawaringin Barat. Tongkang tersebut parkir atau tertambat di Kelurahan Mendawai.
Kepala Bidang Pemadam Kebakaran Kabupaten Kotawaringin Barat Agus Dwi Suhartoni mengungkapkan, tongkang tersebut diduga memuat cairan metanol. Zat aditif atau tambahan untuk bahan bakar milik sebuah perusahaan tambang batubara di Kotawaringin Barat.
”Semua tim sudah di lokasi untuk memadamkan api yang membakar tongkang, begitu juga mengevakuasi korban,” kata Agus.
Agus mengungkapkan, dari laporan yang diterimanya satu orang atas nama Fauzi meninggal dunia dari kejadian itu karena luka bakar. Hingga malam ini belum diketahui umur dan identitas lengkapnya. Selain itu, tiga pekerja lainnya dirawat di Rumah Sakit Imanudin Pangkalan Bun yang jaraknya sekitar 21 kilometer dari kejadian.
Pada pukul 16.00, lanjut Agus, api berhasil dipadamkan. Beberapa rumah lanting atau rumah apung di sekitar sungai rusak berat. Beberapa kaca jendela di rumah-rumah di sekitar tongkang ditambat pun pecah.
Semua tim sudah di lokasi untuk memadamkan api yang membakar tongkang, begitu juga mengevakuasi korban.
Sampai saat ini aparat keamanan masih menyelidiki pemicu ledakan di tongkang tersebut dan sudah membuat garis polisi di sekitar lokasi kejadian. Belum ada keterangan resmi dari aparat keamanan soal kejadian itu.
”Kami serahkan penyelidikan terkait penyebab dan lain sebagainya ke aparat keamanan, kami memastikan sudah mengevakuasi semua korban dan memadamkan api dari dampak ledakan tersebut sehingga tidak terjadi ledakan susulan,” kata Agus.
Rahmat Bilem (40), warga Arut Selatan, mengungkapkan, lokasi tempat tongkang ditambat merupakan kawasan perusahaan yang biasa membongkar dan memuat pasokan batubara ataupun metanol. Perusahaan tambang batubara itu bernama PT Korindo Aria Bimasari.
”Perusahaan itu sudah lama bekerja di sini, dan sudah biasa melihat tongkang dan kapalnya hilir mudik di Sungai Arut,” kata Rahmat.
Menurut Rahmat, kejadian ledakan ini sempat membuat warga panik dan berlarian keluar rumah. ”Seingat saya baru kali ini ada ledakan seperti ini, rasanya itu seperti gempa,” ungkap Rahmat.
Hingga berita ini diterbitkan, Kompas masih belum mendapatkan jawaban dari pihak PT Korindo Aria Bimasari terkait dengan kejadian ataupun tanggung jawab perusahaan.
Sampai saat ini tongkang tersebut masih tertambat di Sungai Arut dan dijaga ketat aparat keamanan untuk menghindari warga yang berusaha mendekat. Hal itu dilakukan karena lokasi tersebut masih berbahaya, apalagi masih terdapat cairan metanol yang mudah terbakar di tongkang tersebut.