Pasokan Oksigen RS Ngudi Waluyo Blitar Cukup 4 Hari ke Depan
Sebagai rumah sakit rujukan di Kabupaten Blitar, ketersediaan oksigen di RSUD Ngudi Waluyo sempat menipis. Namun, pasokan datang dan ketersediaan aman untuk empat hari ke depan.
Oleh
DEFRI WERDIONO
·3 menit baca
BLITAR, KOMPAS-Sempat menipis, pasokan oksigen di RSUD Ngudi Waluyo Wlingi, Kabupaten Blitar, Jawa Timur, kini bertambah dan cukup untuk beberapa hari ke depan. Kabupaten Blitar saat ini merupakan daerah dengan tingkat kematian tertinggi di Jawa Timur.
Direktur RSUD Ngudi Waluyo Wlingi, Endah Woro Utami, Senin (5/7/2021), mengatakan, pihaknya sudah mendapat pasokan oksigen dari distributor. Pasokan ini cukup untuk waktu empat hari ke depan. Tadinya, persediaan oksigen di RSUD Ngudi Waluyo hanya tersisa untuk Minggu dan Senin ini.
“Stok kemarin hanya bisa untuk waktu dua hari (Minggu-Senin). Ini sudah dapat lagi. Sementara ini kondisi aman untuk empat hari ke depan,” ujarnya saat dihubungi dari Malang.
Oksigen dipasok oleh distributor di Jawa Timur. Untuk pemenuhan oksigen, RSUD Ngudi Waluyo sudah berkoordinasi dengan distributor-distributor yang bisa menyediakan dan mengirim oksigen dalam waktu singkat.
Sementara ini kondisi aman untuk empat hari ke depan (Endah Woro Utami)
Dihubungi secara terpisah melalui Whatsapp, Juru Bicara Satgas Covid-19 Kabupaten Blitar, Eko Wahyudi, mengatakan, ketersediaan oksigen di wilayahnya masih mencukupi. Sedangkan tingkat keterisian tempat tidur (bed occupancy rate/BOR) berdasarkan data 3 Juli mencapai 87 persen.
Menurut Woro, kondisi BOR di RSUD Ngudi Waluyo juga mulai mepet. Hingga saat ini posisi BOR ruang isolasi masih 86 persen. Sedangkan keterisian tempat tidur di ruang perawatan intensif (ICU) masih 69 persen. Angka ini belum termasuk kapasitas di tenda.
Sebagai rujukan utama di Kabupaten Blitar, RSUD Ngudi Waluyo sudah mendirikan tenda. “Kemarin tenda tersedia 20 tempat tidur. Ini nanti saya minta didirikan lagi sehingga total di tenda ada 40 tempat tidur,” katanya.
Mengenai tingkat kematian di Kabupaten Blitar, terjadi peningkatan dari sebelumnya 11,82 persen (23 Juni) menjadi 12 persen. Tingkat kematian di Kabupaten Blitar--berdasar data Jawa Timur Tanggap Covid-19, siang--tertinggi di Jawa Timur, disusul Tuban 10,65 persen dan Ngawi 10,62 persen.
Sebagai gambaran, dari 101 angka kematian harian terbaru di Jawa Timur, sebanyak delapan orang di antaranya berasal dari Kabupaten Blitar. Angka ini di bawah Situbondo 13 dan Lamongan 11 orang. Sedangkan kabupaten lain masih di bawah 8 orang.
Sebelumnya, Eko Wahyudi, mengatakan, pasien terlambat dibawa ke rumah sakit menjadi salah satu penyebab kasus kematian di wilayahnya berada di urutan tertinggi di Jatim. Mereka dilarikan ke rumah sakit dalam kondisi sudah agak parah.
Di sisi lain masih ada anggapan di masyarakat bahwa mereka bakal di-covid-kan begitu tiba di rumah sakit. Akibatnya, masyarakat memilih menunda untuk berobat meski sudah merasakan gejala kurang enak badan. Selain itu juga akibat keterbatasan sarana yang ada di fasilitas kesehatan, seperti ventilator.
Adapun total pasien terkonfirmasi positif di Kabupaten Blitar mencapai 6.382. Dari jumlah itu, 261 aktif, 5.355 sembuh, dan 766 meninggal.
Sementara itu, dari Kota Batu menurut Dinas Komunikasi dan Informatika BOR ruang isolasi dan ICU sudah terisi 100 persen. Sehari sebelumnya, BOR ruang isolasi masih 98,95 persen dan ruang ICU sudah 100 persen.
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Batu, Ony Ardianto, mengatakan Pemerintah Kota Batu berkoordinasi dengan rumah sakit rujukan yang ada untuk penambahan kapasitas tempat tidur isolasi dan ICU. Sejauh ini, jumlah tempat tidur isolasi hanya 95 unit dan ICU 12 unit.
Selain itu, juga berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur mengenai kemungkinan membuka rumah sakit darurat/lapangan. “Juga mengintensifkan koordinasi rujukan rumah sakit online dan membuka lokasi shelter baru untuk menampung pasien konfirmasi tanpa gejala,” katanya.
Menurut Ony per hari ini ada penambahan 22 orang terkonfirmasi positif. Sedangkan pasien meninggal bertambah satu orang. Total kasus terkonfirmasi positif di Batu sebanyak 1.734, yang mana 100 orang aktif, 151 meninggal, dan 1.483 sembuh.