Ruang Perawatan Intensif di Kota Batu Penuh, Ruang Isolasi Tersisa 1,05 Persen
Pasien Covid-19 di Kota Batu membeludak. Dampaknya, ketersediaan tempat tidur rumah sakit kian menipis.
Oleh
DEFRI WERDIONO
·3 menit baca
BATU, KOMPAS — Ketersediaan tempat tidur untuk perawatan Covid-19 di Kota Batu, Jawa Timur, kian menipis. Berdasarkan data per Minggu (4/7/2021), keterisian tempat tidur (bed occupancy ratio/BOR) ruang isolasi rumah sakit rujukan mencapai 98,95 persen atau hanya tersisa 1,05 persen. Sementara BOR ruang perawatan intensif (ICU) sudah penuh 100 persen.
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Batu Ony Andrianto, Minggu siang, mengatakan, jika dirata-rata, BOR di ruang isolasi rumah sakit rujukan dan ICU mencapai 99,06 persen. Jumlah tempat tidur perawatan intensif di Batu ada 12 buah, sementara tempat tidur isolasi ada 95 buah.
”Jika ditinjau dari indikator ketersediaan layanan kesehatan bagi pasien Covid-19, Batu masuk zona merah karena hari ini BOR ICU mencapai 100 persen dan isolasi 98,95 persen,” ujarnya.
Ditinjau dari indikator Bersatu Lawan Covid (BLC), Kota Batu masih menyandang status zona oranye atau risiko sedang. Total kasus Covid-19 secara kumulatif di wilayah ini mencapai 1.712. Dari jumlah tersebut, 83 kasus aktif, 1.479 kasus sembuh, dan 150 orang meninggal.
Untuk mengantisipasi kekurangan tempat tidur, menurut Ony, Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 Kota Batu berkoordinasi dengan semua rumah sakit rujukan perawatan pasien Covid-19 di Kota Batu. Selain itu, juga dilakukan koordinasi untuk penambahan shelter guna menampung pasien tanpa gejala. Sejauh ini, shelter yang ada sudah terisi 64,10 persen. Dari total 156 tempat tidur, terisi 100 pasien.
”Ketersediaan obat juga terus dipastikan, termasuk alat kesehatan, sarana dan prasarana penunjang, baik yang ada di RS rujukan maupun puskesmas. Sejauh ini, ketersediaan obat dan logistik lain, termasuk oksigen, mencukupi,” katanya.
Adapun jumlah pasien terkonfirmasi positif di Batu hari ini bertambah 23 orang, sedangkan kasus sembuh 24 orang. Tambahan kasus positif baru naik dalam empat hari terakhir setelah sempat turun dari 20 kasus (28 Juni) menjadi 15 kasus (29 Juni).
Sementara itu, dihubungi secara terpisah, Ketua Satgas Covid-19 RS Karsa Husada Batu Bambang Rishardana membenarkan soal kondisi BOR yang makin menipis akibat membeludaknya pasien. RS milik Pemerintah Provinsi Jawa Timur itu menjadi rumah sakit rujukan utama Covid-19 di Kota Batu.
”Semula kami punya 200 tempat tidur. Karena ada ketentuan 30 persen dipakai untuk penanganan Covid-19, berarti ada 60-an tempat tidur yang kami siapkan di lima ruang, yakni UGD khusus Covid, kamar operasi untuk Covid, ICU dan HCU. Sekarang, dari 60-an tempat tidur, per hari ini terpakai di atas 90 persen,” katanya.
Disinggung soal ketersediaan fasilitas, seperti oksigen, Bambang menjelaskan, sejauh ini masih mencukupi. Pihak rumah sakit telah melengkapi diri ketika kasus Covid-19 melandai beberapa waktu lalu.
”Kami sudah memprediksi sejak kemarin-kemarin. Saat kasus turun, kami tidak lengah. Saya bersama Ibu Direktur RS Karsa Husada berpikir, ’Bu, sebentar lagi kemungkinan kasus meninggi akibat Lebaran’. Jadi, stok oksigen dan obat-obatan kami siapkan sehingga sementara ini masih ter-cover,” katanya.
Disinggung kemungkinan mendirikan tenda untuk penanganan pasien, Bambang menjelaskan bahwa tenda berisiko karena berada di luar ruangan. Oleh karena itu, pihaknya lebih memilih opsi untuk menambah ruangan. ”Lebih memaksimalkan ruang untuk penanganan. Dengan demikian, keamanannya lebih terjamin, baik untuk tenaga kesehatan, dokter, pasien, maupun lainnya,” ucapnya.