Stok Oksigen RSUP Dr Sardjito Menipis, Keselamatan Pasien Berisiko
Lonjakan pasien Covid-19 membuat persediaan oksigen di RSUP Dr Sardjito, Kabupaten Sleman, DIY, menurun drastis. Pada Sabtu (3/7/2021) malam, stok oksigen di RSUP Dr Sardjito benar-benar telah menipis.
Oleh
HARIS FIRDAUS
·5 menit baca
YOGYAKARTA, KOMPAS – Lonjakan pasien Covid-19 membuat persediaan oksigen di Rumah Sakit Umum Pusat Dr Sardjito, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, menurun drastis. Pada Sabtu (3/7/2021) malam, stok oksigen di RSUP Dr Sardjito benar-benar telah menipis sehingga berpotensi menimbulkan risiko pada keselamatan pasien yang sedang dirawat di rumah sakit tersebut.
Menipisnya stok oksigen itu terungkap berdasar surat yang dikeluarkan manajemen RSUP Dr Sardjito pada Sabtu ini. Surat itu ditandatangani Direktur Utama RSUP Dr Sardjito, Rukmono Siswishanto, dan ditujukan ke sejumlah pihak, misalnya Menteri Kesehatan, Wakil Menteri Kesehatan, Direktur Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Gubernur DIY, dan lainnya.
Dalam surat itu, Rukmono menyatakan bahwa Direktur RSUP Dr Sardjito sudah berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk mendapatkan pasokan oksigen dari penyedia maupun tempat lain. Namun, pemenuhan kebutuhan oksigen di rumah sakit itu ternyata masih mengalami kendala.
“Pasokan oksigen paling cepat akan datang ke RSUP Dr Sardjito Yogyakarta pada hari Minggu tanggal 4 Juli 2021 pukul 12.00 WIB,” tulis Rukmono dalam surat tersebut.
Padahal, surat itu menyebut, persediaan oksigen sentral di RSUP Dr Sardjito akan mengalami penurunan pada Sabtu pukul 16.00. Bahkan, persediaan oksigen di rumah sakit tersebut diperkirakan akan habis pada Sabtu pukul 18.00. Kondisi tersebut tentu membahayakan keselamatan pasien yang sedang dirawat di RSUP Dr Sardjito.
“Persediaan oksigen sentral di RSUP Dr Sardjito Yogyakarta akan mengalami penurunan pada hari Sabtu tanggal 3 Juli 2021 pukul 16.00 WIB sampai dengan kehabisan persediaan oksigen pada pukul 18.00 WIB sehingga berisiko pada keselamatan pasien yang dirawat, baik pasien Covid-19 maupun Non-Covid-19,” ujar Rukmono dalam suratnya.
Rukmono menyampaikan, manajemen RSUP Dr Sardjito telah melakukan upaya antisipasi maksimal serta melakukan penghematan persediaan oksigen dengan seoptimal mungkin. Namun, kekurangan stok oksigen ternyata masih terus terjadi. Oleh karena itu, manajemen RSUP Dr Sardjito memohon dukungan berbagai pihak agar bisa memenuhi kebutuhan persediaan oksigennya.
“Untuk itu, kami mengajukan permohonan dukungan agar kebutuhan oksigen dapat terpenuhi, mengingat RSUP Dr Sardjito Yogyakarta termasuk RS Rujukan dalam penanganan Covid-19 sampai tingkat critical,” ungkap Rukmono melalui surat itu.
Surat yang dikeluarkan manajemen RSUP Dr Sardjito itu awalnya beredar di media sosial Twitter pada Sabtu malam. Saat dikonfirmasi, Kepala Bagian Hukum, Organisasi, dan Humas RSUP Dr Sardjito, Banu Hermawan, membenarkan bahwa surat tersebut dikeluarkan oleh manajemen RSUP Dr Sardjito.
Banu mengatakan, manajemen RSUP Dr Sardjito sebenarnya sudah meminta tambahan pasokan oksigen sejak tiga sampai empat hari yang lalu. Namun, kebutuhan oksigen di rumah sakit tersebut belum bisa tercukupi. Di sisi lain, jumlah pasien yang masuk ke RSUP Dr Sardjito melonjak signifikan selama beberapa hari terakhir sehingga kebutuhan oksigen meningkat.
“Pasien yang masuk banyak sekali sehingga oksigen yang dijatah oleh pemasok jadi habis,” ujar Banu saat dihubungi pada Sabtu malam.
Oksigen tabung
Banu menuturkan, pada Sabtu malam pukul 21.30, persediaan oksigen sentral di RSUP Dr Sardjito sudah sangat menipis. “Kita bisa nyatakan, jam setengah sepuluh tadi, oksigen itu sudah mulai menurun fungsinya betul. Sampai saat ini oksigen masih keluar, tapi tidak cukup berarti,” ungkapnya.
Untuk memenuhi suplai oksigen bagi pasien yang membutuhkan, Banu menyebut, tim RSUP Dr Sardjito menggunakan oksigen tabung yang masih ada. Selain itu, suplai oksigen untuk pasien-pasien dengan kondisi yang mulai membaik juga dikurangi.
“Kita melakukan penanganan dengan oksigen yang masih tersisa, yakni oksigen-oksigen tabung. Kemudian kita mengurangi pasokan oskigen untuk pasien-pasien yang sudah mulai agak membaik. Mereka kita hentikan suplai oksigennya dulu untuk menyuplai pasien yang kondisinya tidak baik,” papar Banu.
Banu mengakui, menipisnya persediaan oksigen itu bisa berdampak pada keselamatan pasien. Risiko keselamatan itu terutama terjadi pada pasien-pasien dengan kondisi yang kritis. “Kita tidak bisa memungkiri terjadi seperti itu, tapi itu pada pasien-pasien dengan kondisi kritis. Jadi, pasien-pasien yang dalam kondisi kritis itu ketika tidak tersuplai oksigen ya berisiko terhadap mereka,” ujarnya.
Truk yang membawa pasokan oksigen cair dengan volume 2 ton itu telah berangkat dari Kendal menuju DIY pada Sabtu pukul 20.00 WIB. (Tri Saktiyana)
Asisten Sekretaris Daerah DIY Bidang Perekonomian dan Pembangunan Tri Saktiyana mengakui, persediaan oksigen cair di RSUP Dr Sardjito memang menipis karena adanya lonjakan pasien Covid-19 yang di luar prediksi. Dia menyebut, karena adanya lonjakan itu, perusahaan yang biasa menyuplai oksigen ke RSUP Dr Sardjito tidak bisa memenuhi kebutuhan oksigen saat ini.
“Sekarang ini, untuk di RSUP Dr Sardjito, tandon (persediaan) liquid oxygen (oksigen cair) memang sangat-sangat menipis karena lonjakan kebutuhannya di luar prediksi. Perusahaan yang menyuplai itu ketika kondisi normal, (pasokan) lancar. Tapi ketika kondisi tidak normal, ya (pasokan) agak tersendat karena dia tidak punya stok yang cukup,” ujar Tri saat dihubungi, Sabtu malam.
Tri menuturkan, untuk memenuhi kebutuhan oksigen di RSUP Dr Sardjito, sejumlah pihak telah berupaya meminta pasokan oksigen dari perusahaan yang lain. Namun, tentu permintaan itu tidak bisa dipenuhi dalam waktu cepat. Apalagi, saat ini, kebutuhan oksigen di berbagai wilayah Indonesia juga meningkat karena adanya lonjakan pasien Covid-19.
Namun, setelah melalui sejumlah upaya, pasokan oksigen untuk RSUP Dr Sardjito berhasil didapatkan. Tri memaparkan, pasokan oksigen cair itu didatangkan dari wilayah Jawa Barat dengan truk, lalu dibawa menuju pabrik salah satu perusahaan gas di Kabupaten Kendal, Jawa Tengah. Dari Kendal, pasokan oksigen itu lalu dibawa ke DIY.
Menurut Tri, truk yang membawa pasokan oksigen cair dengan volume 2 ton itu telah berangkat dari Kendal menuju DIY pada Sabtu pukul 20.00 WIB. Truk tersebut diperkirakan membutuhkan waktu sekitar 5-6 jam untuk sampai di RSUP Dr Sardjito. “Kita berharap perjalanannya lancar karena kami juga meminta kepolisian untuk mengawal truk yang mengangkut oksigen itu,” ujarnya.
Tri menambahkan, selain diberikan untuk RSUP Dr Sardjito, sebagian pasokan oksigen dari Jawa Barat itu juga akan diberikan kepada sejumlah rumah sakit lain di DIY dan Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Sebab, saat ini, beberapa rumah sakit di DIY dan Klaten juga membutuhkan tambahan pasokan oksigen.