Jawa Timur kehilangan putra terbaik, yakni Arief Harsono, bos Samator Group yang turut mendorong kemandirian oksigen. Almarhum berpulang dalam status pasien Covid-19.
Oleh
AMBROSIUS HARTO/AGNES SWETTA PANDIA
·3 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Jawa Timur kembali kehilangan putra putri terbaik dalam situasi pandemi Covid-19 yang belum mereda. Arief Harsono, Pendiri dan Komisaris Utama Samator Group, pemasok terbesar oksigen di Indonesia untuk keselamatan pasien Covid-19 berpulang saat dirawat karena Covid-19 di Rumah Sakit Adi Husada, Surabaya, Jumat (3/7/2021) pukul 21.30 WIB.
Kepergian Arief meninggalkan kekagetan dan duka terutama bagi kalangan pengusaha. Saat dirawat karena Covid-19, Arief diketahui mendorong Samator Group untuk memastikan ketersediaan oksigen guna mendukung penanganan medis terhadap pasien Covid-19. Namun, Covid-19, penyakit akibat virus korona jenis baru (SARS-CoV2) atau mutasinya, justru membuat kehidupan Arief harus terhenti selamanya.
Bos Tancorp, Hermanto Tanoko, melalui akun Instagram mengutarakan, telah kehilangan seorang pahlawan yang telah berjibaku memenuhi keperluan oksigen di Indonesia.
”Bahkan, bulan lalu, dengan beberapa pengusaha telah menyumbang 5 kontainer tabung gas oksigen ke India. Berkat kegigihannya, Indonesia sudah mandiri di bidang oksigen,” tulis Hermanto.
Hermanto mengatakan, pernah bertanya kepada almarhum yang Ketua Umum Asosiasi Gas Industri Indonesia itu tentang situasi Covid-19 dan kecukupan oksigen. Almarhum mengatakan, kebutuhan oksigen akan naik dengan perkiraan sampai pertengahan Juli. Seluruh produsen oksigen kewalahan karena ketersediaan tabung dan transportasi. Meski akhirnya terkena Covid-19, almarhum tetap berjuang.
”Jadi, beberapa minggu ini saya banyak sibuk koordinasi (mengatasi) kekurangan oksigen di RS Jabar, Jateng, dan Jatim sehingga agak kelupaan waktu istirahat,” tulis Hermanto tentang almarhum.
Ketua Umum Real Estate Indonesia Totok Lusida mengatakan, kepergian Arief adalah kehilangan besar dunia usaha Indonesia, terutama Jatim. Almarhum juga menjabat Ketua Apindo Jatim. ”Jasa almarhum perlu dikenang. Semoga almarhum beristirahat dalam kedamaian, diterima di sisi-Nya, dan keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan dan kesabaran,” katanya.
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas juga menyampaikan rasa belasungkawa yang mendalam atas kepergian Arief. ”Kementerian Agama Republik Indonesia turut berduka cita atas wafatnya Arief Harsono,” tulis Yaqut dalam akun resmi kementerian.
Jasa almarhum perlu dikenang. Semoga almarhum beristirahat dalam kedamaian, diterima di sisi-Nya, dan keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan dan kesabaran.
Umat Buddha di Indonesia tentu merasa kehilangan atas kepergian Arief. Almarhum juga salah satu pengurus Walubi dan Ketua Umum Persatuan Umat Buddha Indonesia. Arief juga Ketua Majelis Pandhita Buddha Maitreya Indonesia.
Bola voli
Di dunia olahraga terutama bola voli putra, Samator menjadi yang terdepan dalam pencapaian prestasi. Arief pula yang turut menggagas dan membiayai klub Samator sehingga menjadi kekuatan bola voli putra paling disegani di Indonesia. Arief juga menjabat Wakil Ketua Umum Persatuan Bola Voli Seluruh Indonesia (PBVSI).
Mengutip laman Samator Group, almarhum diketahui lahir di Toli-Toli, Sulawesi Tengah, 18 Juli 1954. Arief adalah sarjana teknik mesin Universitas Yos Soedarso, Surabaya, lulus 1995.
Almarhum meneruskan pendidikan dan meraih magister manajemen dari Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, 2005. Almarhum yang beristrikan Grace juga meraih magister keguruan dan ilmu pendidikan agama Buddha dari Sekolah Tinggi Agama Buddha Mahaprajna, Jakarta, 2012.
Arief mendirikan Samator pada 1975 dan menjabat komisaris utama kelompok bisnis gas ini sejak 2006. Almarhum juga menjabat Direktur Utama PT Samator sejak 1975, Komisaris Utama PT Samator Gas Industri sejak 1992, Komisaris Utama PT Samabayu Mandala sejak 1996, dan Wakil Komisaris Utama PT Krakatau Samator sejak 2013.