Dana Kemanusiaan Kompas Siap Bangun Gedung SD di Majene
Pembangunan sekolah di Majene, Sulawesi Barat, bentuk partisipasi untuk mempercepat rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana.
Oleh
VIDELIS JEMALI
·3 menit baca
PALU, KOMPAS — Yayasan Dana Kemanusiaan Kompas yang mengelola donasi pembaca Kompas siap membangun gedung sekolah dasar di Kabupaten Majene, Sulawesi Barat, awal Agustus 2021. Bangunan sekolah yang rusak akibat gempa itu ditargetkan rampung Desember mendatang. Pembangunan tersebut sekaligus bentuk partisipasi dalam percepatan rehabilitasi dan rekonstruksi pascagempa di Sulawesi Barat.
Sekolah yang hendak dibangun tersebut adalah SD Negeri 4 Mekkatta di Jalan Poros Mamuju-Majene, Kecamatan Malunda, Kabupaten Majene, Sulawesi Barat. Sekolah itu satu dari ratusan sekolah yang hancur akibat gempa berkekuatan M 6,2 pada 15 Januari 2021. Saat ini, sisa-sisa bangunan dan puing-puing sekolah sedang dibersihkan.
”Pada Juni-Juli ini proyek tersebut dilelang yang nantinya diikuti evaluasi dan klarifikasi-klarifikasi peserta lelang,” kata Ketua Yayasan Dana Kemanusiaan Kompas (DKK) Antonius Tomy Trinugroho, Jumat (2/7/2021).
Peserta lelang berasal dari Makassar, Sulawesi Selatan, dan Palu, Sulawesi Tengah. Setelah dilelang, pembangunan sekolah ditargetkan dimulai akhir Juli atau selambatnya awal Agustus. Sekolah dibangun empat bulan (120 hari kalender) yang artinya rampung pada akhir Desember 2021. Sejak itu, sekolah bisa digunakan. SD Negeri 04 Mekkatta dipilih dari enam sekolah yang disurvei tim Yayasan DKK sejak akhir Januari 2021 hingga Maret 2021.
Yayasan DKK akan membangun enam ruang kelas, masing-masing satu ruangan guru dan perpustakaan, serta empat unit toilet. Dana berasal dari donasi pembaca Kompas.
Gempa melanda Kabupaten Majene dan Mamuju, Sulbar, 15 Januari 2021. Gempa yang terjadi subuh tersebut menewaskan 91 orang dan merusak ribuan rumah serta fasilitas umum. Saat ini, penanganan bencana Sulbar memasuki fase rekonstruksi dan rehabilitasi.
Saat dihubungi, Kepala SD Negeri 04 Mekkatta Nasaruddin menyatakan berterima kasih kepada pembaca harian Kompas dan Kompas.idmelalui Yayasan DKK atas pembangunan kembali sekolah. ”Tak terlintas di pikiran saya, Kompasmasuk ke sini untuk bangun sekolah kami yang rusak. Semoga pembangunan secepatnya terealisasi sehingga peserta didik bisa segera memanfaatkannya untuk kegiatan belajar-mengajar,” ujarnya.
Sekolah tersebut terdiri atas sembilan ruangan dengan tujuh ruangan dipakai untuk kegiatan belajar-mengajar. Sisanya untuk ruang guru, gudang, dan perpustakaan. Pada tahun ajaran 2020-2021, jumlah peserta didik di sekolah tersebut 172 orang.
Nasaruddin menyatakan, sebelum liburan, para siswa belajar dari rumah. Para guru mendatangi rumah peserta didik untuk mengajar. Kegiatan itu juga didukung perangkat telekomunikasi. Model belajar tersebut dilakukan untuk mencegah penularan Covid-19 dan juga menyiasasi ketiadaan ruang kelas.
Untuk tahun ajaran 2021-2022, sebelum sekolah Yayasan DKK digunakan, lanjut Nasaruddin, kegiatan belajar-mengajar dilakukan menggunakan gedung pasar setempat. Gedung pasar tersebut selama ini tak dipakai.
Tak hanya berpartisipasi pada fase rehabilitasi dan rekonstruksi, Yayasan DKK juga ambil bagian dalam meringankan derita penyintas gempa pada masa tanggap darurat jelang akhir Januari. Bantuan yang disalurkan berupa bahan kebutuhan pokok senilai Rp 300 juta.